Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan industri produk halal di Indonesia menargetkan pada kelompok pasar muslim kelas menengah yang populasinya besar.
"Kelas menengah muslim, dengan halal awareness yang semakin tinggi, merupakan peluang untuk menumbuhkan industri halal, di antaranya halal food, halal fashion, halal healthcare, halal travel, dan lain sebagainya," kata Wapres di Jakarta, Rabu, dalam web seminar nasional yang diselenggarakan secara daring oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.
Baca juga: Wapres minta ulama dan ormas Islam sosialisasi pentingnya vaksin COVID-19
Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, lanjut Wapres, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial untuk perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Sayangnya, hingga saat ini, Indonesia belum memanfaatkan potensi tersebut, sehingga hanya menjadi konsumen terbesar produk halal dunia, katanya.
"Jangankan untuk menjadi pemain global, untuk memenuhi kebutuhan makanan halal domestik kita harus mengimpor," tukasnya.
Baca juga: Syariat Islam telah terakomodir di Indonesia
Wapres menyebutkan pada 2018, Indonesia membeli makanan dan minuman halal hingga 173 miliar dolar AS atau setara dengan 12,6 persen dari pangsa produk makanan halal dunia.
Oleh karena itu, Wapres mengingatkan kepada seluruh pemangku kepentingan industri halal untuk meningkatkan produktivitas dalam mengejar cita-cita agar Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia.
Dengan perkiraan jumlah penduduk muslim yang mencapai 2,2 milliar jiwa pada 2030, Wapres mengatakan angka perekonomian pasar industri halal dunia juga diprediksi terus meningkat secara pesat.
"Sudah saatnya Indonesia membangun dan memperkuat industri produk halal; dengan target jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan produk halal domestik dan dalam jangka panjang untuk menjadi pemain global lewat peningkatan ekspor kita," ujarnya.
Baca juga: Segera sadarkan orang yang memaksakan khilafah di Indonesia
Baca juga: Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen COVID-19
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin ikuti peringatan Hari Lahir ke-2.571 Nabi Kongzi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Kelas menengah muslim, dengan halal awareness yang semakin tinggi, merupakan peluang untuk menumbuhkan industri halal, di antaranya halal food, halal fashion, halal healthcare, halal travel, dan lain sebagainya," kata Wapres di Jakarta, Rabu, dalam web seminar nasional yang diselenggarakan secara daring oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.
Baca juga: Wapres minta ulama dan ormas Islam sosialisasi pentingnya vaksin COVID-19
Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, lanjut Wapres, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial untuk perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Sayangnya, hingga saat ini, Indonesia belum memanfaatkan potensi tersebut, sehingga hanya menjadi konsumen terbesar produk halal dunia, katanya.
"Jangankan untuk menjadi pemain global, untuk memenuhi kebutuhan makanan halal domestik kita harus mengimpor," tukasnya.
Baca juga: Syariat Islam telah terakomodir di Indonesia
Wapres menyebutkan pada 2018, Indonesia membeli makanan dan minuman halal hingga 173 miliar dolar AS atau setara dengan 12,6 persen dari pangsa produk makanan halal dunia.
Oleh karena itu, Wapres mengingatkan kepada seluruh pemangku kepentingan industri halal untuk meningkatkan produktivitas dalam mengejar cita-cita agar Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia.
Dengan perkiraan jumlah penduduk muslim yang mencapai 2,2 milliar jiwa pada 2030, Wapres mengatakan angka perekonomian pasar industri halal dunia juga diprediksi terus meningkat secara pesat.
"Sudah saatnya Indonesia membangun dan memperkuat industri produk halal; dengan target jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan produk halal domestik dan dalam jangka panjang untuk menjadi pemain global lewat peningkatan ekspor kita," ujarnya.
Baca juga: Segera sadarkan orang yang memaksakan khilafah di Indonesia
Baca juga: Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen COVID-19
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin ikuti peringatan Hari Lahir ke-2.571 Nabi Kongzi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021