Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Kalimantan Barat mewisuda tahap 1 Tahun 2021 terhadap 58 penghafal Al Quran 30 juz sekaligus menjadi bagian dari program Gubernur Sutarmidji yang menargetkan 5.000 hafiz selama lima tahun.
"Harapannya kepada hafiz dan hafizah tentunya mereka bisa menjaga hafalannya karena yang paling sulit menurut para penghafal Quran adalah menjaga hafalan sampai mutqin, kuat hafalannya. Ini yang menjadi tantangan memelihara hafalan agar tetap terjaga," kata Ketua LPTQ Kalbar Brigjen (Purn) Pol Andi Musa saat wisuda di aula Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Senin.
Pelaksanaan wisuda 30 juz ini merupakan tahun ketiga sesuai dengan program Gubernur Kalbar yang ingin melahirkan 5.000 tahfidz.
"Adapun 5.000 tahfidz yang dimaksud adalah yang dalam proses untuk menghafal Alquran yang saat ini sudah mencapai lebih dari 3.000 tahfidz dan akan terus kita data," katanya.
Andi Musa menyebut bahwa target dari Gubernur untuk penghafal Al Quran pada tahun pertama di 2019 terdapat 100 wisudawan, kemudian tahun 2020 terdapat 168 wisudawan, dan pada tahap 1 Tahun 2021 bertambah 58 wisudawan dengan total saat ini 326 penghafal Alquran.
"Yang wisuda terbanyak dari Pontianak dan Kubu Raya, Mempawah, Ketapang, kemudian ada juga masing-masing satu wisudawan dari Sekadau, Sanggau, Sintang, dan Melawi. Dari daerah lain kita harapkan juga bisa menyusul mungkin dari Sambas, Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara," kata Andi Musa.
Para penghafal Al Quran sendiri mengikuti uji kompetensi sebelum di wisuda.
"Jadi uji kompetensi kita laksanakan di dua tahun terakhir ini, tahap pertama pada tahun 2019 itu belum dilaksanakan sehingga kita tidak tahu kualitas hafalan mereka, apakah betul mereka menghafal dengan lancar atau hanya sekadar setor hafalan 30 juz. Oleh karena itu lahirlah ide untuk melaksanakan uji kompetensi untuk menjaga kualitas penghafal Alquran yang di wisuda," ujarnya.
Bagi Andi Musa, sudah menjadi tugas LPTQ untuk menjaga kualitas para wisudawan.
"Insya Allah rencana akhir bulan tanggal 26-28 April nanti kita laksanakan kembali uji kompetensi yang sekarang dalam proses pendaftaran seluruh Kalbar dan rencananya awal bulan Mei kita bisa wisuda kembali," kata Andi Musa.
Pada tahap 1 di tahun 2021 dari 134 calon wisudawan yang mendaftar, yang kemudian dinyatakan lulus memenuhi syarat 58 orang dengan persentase sekitar 48 persen.
"Harapannya tingkat kelulusan semakin bagus dan semuanya bisa lulus sehingga makin banyak yang bisa diusulkan," katanya.
Sementara Gubernur Kalbar Sutarmidji berharap dari 58 penghafal ini, bisa melahirkan 3 hingga 4 lagi hafiz dan hafizah sehingga akan lebih banyak orang yang menghapal Al Quran.
"Program ini supaya kita punya imam yang bagus bacaannya dengan pemahaman agama yang baik. Sumber dari ajaran Islam itu Al Quran, jadi harus dipahami secara betul dan benar dari sisi bacaannya dan itu yang perlu dikembangkan. Jadi ibadahnya sendiri semakin sempurna, bacaan ayat al Quran lebih baik dan benar. Karena itu tujuan dari ini," katanya.
Sutarmidji juga mengapresiasi pondok pesantren yang sudah melahirkan penghapal Al Quran berprestasi "Alhamdulillah ada satu pondok pesantren di Mempawah yang sudah tiga tahun berturut-turut melahirkan hafiz dan hafizah tingkat nasional. Bahkan satu yang juara di kedutaan Saudi Arabia," katanya. Bagi Sutarmidji hal tersebut merupakan prestasi bagi Kalbar.
"Karena Kalbar dari dulu itu tempatnya pembaca Al Quran, baik qori dan qoriah maupun hafiz dan hafizah. Kemudian sempat redup dan sekarang kita kembangkan lagi dan ternyata bisa lebih khusus lagi di hafalan," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Harapannya kepada hafiz dan hafizah tentunya mereka bisa menjaga hafalannya karena yang paling sulit menurut para penghafal Quran adalah menjaga hafalan sampai mutqin, kuat hafalannya. Ini yang menjadi tantangan memelihara hafalan agar tetap terjaga," kata Ketua LPTQ Kalbar Brigjen (Purn) Pol Andi Musa saat wisuda di aula Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Senin.
Pelaksanaan wisuda 30 juz ini merupakan tahun ketiga sesuai dengan program Gubernur Kalbar yang ingin melahirkan 5.000 tahfidz.
"Adapun 5.000 tahfidz yang dimaksud adalah yang dalam proses untuk menghafal Alquran yang saat ini sudah mencapai lebih dari 3.000 tahfidz dan akan terus kita data," katanya.
Andi Musa menyebut bahwa target dari Gubernur untuk penghafal Al Quran pada tahun pertama di 2019 terdapat 100 wisudawan, kemudian tahun 2020 terdapat 168 wisudawan, dan pada tahap 1 Tahun 2021 bertambah 58 wisudawan dengan total saat ini 326 penghafal Alquran.
"Yang wisuda terbanyak dari Pontianak dan Kubu Raya, Mempawah, Ketapang, kemudian ada juga masing-masing satu wisudawan dari Sekadau, Sanggau, Sintang, dan Melawi. Dari daerah lain kita harapkan juga bisa menyusul mungkin dari Sambas, Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara," kata Andi Musa.
Para penghafal Al Quran sendiri mengikuti uji kompetensi sebelum di wisuda.
"Jadi uji kompetensi kita laksanakan di dua tahun terakhir ini, tahap pertama pada tahun 2019 itu belum dilaksanakan sehingga kita tidak tahu kualitas hafalan mereka, apakah betul mereka menghafal dengan lancar atau hanya sekadar setor hafalan 30 juz. Oleh karena itu lahirlah ide untuk melaksanakan uji kompetensi untuk menjaga kualitas penghafal Alquran yang di wisuda," ujarnya.
Bagi Andi Musa, sudah menjadi tugas LPTQ untuk menjaga kualitas para wisudawan.
"Insya Allah rencana akhir bulan tanggal 26-28 April nanti kita laksanakan kembali uji kompetensi yang sekarang dalam proses pendaftaran seluruh Kalbar dan rencananya awal bulan Mei kita bisa wisuda kembali," kata Andi Musa.
Pada tahap 1 di tahun 2021 dari 134 calon wisudawan yang mendaftar, yang kemudian dinyatakan lulus memenuhi syarat 58 orang dengan persentase sekitar 48 persen.
"Harapannya tingkat kelulusan semakin bagus dan semuanya bisa lulus sehingga makin banyak yang bisa diusulkan," katanya.
Sementara Gubernur Kalbar Sutarmidji berharap dari 58 penghafal ini, bisa melahirkan 3 hingga 4 lagi hafiz dan hafizah sehingga akan lebih banyak orang yang menghapal Al Quran.
"Program ini supaya kita punya imam yang bagus bacaannya dengan pemahaman agama yang baik. Sumber dari ajaran Islam itu Al Quran, jadi harus dipahami secara betul dan benar dari sisi bacaannya dan itu yang perlu dikembangkan. Jadi ibadahnya sendiri semakin sempurna, bacaan ayat al Quran lebih baik dan benar. Karena itu tujuan dari ini," katanya.
Sutarmidji juga mengapresiasi pondok pesantren yang sudah melahirkan penghapal Al Quran berprestasi "Alhamdulillah ada satu pondok pesantren di Mempawah yang sudah tiga tahun berturut-turut melahirkan hafiz dan hafizah tingkat nasional. Bahkan satu yang juara di kedutaan Saudi Arabia," katanya. Bagi Sutarmidji hal tersebut merupakan prestasi bagi Kalbar.
"Karena Kalbar dari dulu itu tempatnya pembaca Al Quran, baik qori dan qoriah maupun hafiz dan hafizah. Kemudian sempat redup dan sekarang kita kembangkan lagi dan ternyata bisa lebih khusus lagi di hafalan," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021