Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad saat memberikan kuliah tujuh menit (kultum) di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, mengingatkan agar setiap umat Muslim menjadi rahmat bagi sekalian makhluk hidup, apalagi dengan sesama manusia.

"Oleh karenanya setiap pribadi Muslim juga harus menjadi rahmat bagi sekalian makhluk, memiliki akhlakul karimah yang disegani oleh umat yang lain," kata Pangdam Muhammad Nur Rahmad, dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Pontianak, Minggu.

Pangdam itu berharap kepada umat Islam yang ada di Kota Pontianak sebagai pemeluk agama mayoritas, bisa memegang peranan yang sangat penting di dalam memperkuat ketahanan nasional, sebab Islam memiliki teladan yang sempurna yaitu Rasulullah SAW yang merupakan rahmatan lil alamiin.

Menurutnya, kemerdekaan bangsa Indonesia tidak lepas dari peran para tokoh-tokoh dan umat Islam di seluruh wilayah Indonesia yang berjuang bahu-membahu dengan komponen bangsa lainnya dengan kebulatan tekad untuk merdeka. Dan dalam mengisi kemerdekaan ini seluruh elemen harus memiliki ketahanan nasional yang tangguh agar bangsa ini tidak kembali dijajah oleh bangsa asing baik secara ekonomi, politik, budaya dan lainnya.

Dia menambahkan, ketahanan memiliki arti, seperti kuat menderita, dapat menguasai diri, tetap pada keadaannya, keteguhan hati dan kesabaran. Sedangkan nasional memiliki pengertian penduduk dari suatu wilayah yang telah mempunyai pemerintah serta menunjukkan makna sebagai kesatuan dan persatuan dalam kepentingan bangsa yang telah bernegara.

Dia juga mengatakan, masalah ketahanan nasional telah disebutkan dalam Al Quran seperti ketahanan dalam bentuk kekuatan dan larangan bercerai berai tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan kokoh tercantum dalam surat Ali Imran ayat 103. Ketahanan nasional dalam bentuk saling tolong menolong sesama manusia, anak bangsa dalam kebaikan tercantum dalam surat Al Maidah ayat 2.

Dengan demikian kata Pangdam, sebenarnya ketahanan negara merupakan suatu hal pokok yang menyangkut kemaslahatan manusia khususnya warga negara dalam sebuah negara.

Salah satu bentuk ancaman non fisik seperti COVID-19 termasuk dalam ketahanan. Ketahanan nasional di tengah masa pandemi COVID-19 dapat dirasakan dalam wujud kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti pembatasan sosial berskala besar, keringanan biaya listrik, larangan mudik pada saat lebaran, keringanan kredit dan prioritas anggaran kesehatan dan kebijakan lainnya.

Tidak dipungkiri bahwa setiap kebijakan tersebut tidaklah bisa memuaskan semua pihak pasti ada yang sependapat dan yang kurang sependapat. Hal ini wajar dalam sebuah negara demokrasi hal ini bukanlah sebuah masalah jika semua gagasan dan tanggapan dilandaskan konsensus berbangsa dan bernegara, katanya.

Mesti dipahami bahwa pandemi COVID- 19 tidak hanya menginfeksi manusia dari aspek kesehatan tetapi juga dari ketahanan bangsa. "Untuk memutus rantai penularan COVID-19 maka gerakan manusia haruslah dibatasi, agar tidak berisiko terhadap perekonomian yang akan cenderung stagnan, dan bisa berdampak resesi sehingga persoalan yang dihadapi semakin komplek.

"Untuk itu diperlukan kerja sama seluruh pihak untuk mengatasinya, dan dengan tekat dan kebersamaan kita pasti bisa menghadapi itu semua," katanya.

 

Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021