Menjelang perayaan hari besar umat muslim  idul fitri 1442 H  yang tinggal menghitung hari  penjual kue kering mulai marak di setiap  pasar di Kayong Utara. Dari Pantauan tim di lapangan setidaknya pasar Sukadana dan Pasar Teluk Melano selalu dihiasi ragam kue kering  yang tersusun rapih di packing dengan mika dan ada juga dibungkus dengan  plastik putih untuk menarik para pembeli yang mondar mandir di pasar.

 Kepraktisan dan harga   yang cukup murah menjadi  alasan utama setiap pembeli yang sengaja mampir dan memilih satu - persatu kue kering yang siap disajikan di meja untuk disuguhkan  kepada tamu  yang datang saat hari lebaran tiba.

"karena saya juga kerja, jadi tidak sempat untuk membuat kue, jadi setiap lebaran pasti ke pasar untuk membeli kue kering. Harga tidak terlalu mahal, kalau di dalam mika ini harganya 20 ribuan, jadi tergantung kebutuhan kita mau berapa banyak kue yang kita perlukan,"kata salah seorang pembeli yang sedang memilih kue kering yang ada di Pasar Sukadana Ita.

Hari raya penuh dengan pengampunan itu, sudah menjadi tradisi mengunjungi sanak keluarga dan tetangga untuk saling bermaaf-maafan. Dan hidangan berbagai jenis  kue dan minuman sudah menjadi pemandangan yang lumrah di rumah setiap muslim yang merayakan hari kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh tersebut.

"kalau beli kue di pasar selain hemat tenaga, juga kita  bisa membeli sesuai keperluan. Kalau kue kering yang kita  buat sendiri biasanya ada bahan kue yang lebih, jadi mubazir juga, "cerita ita.

Ditengah pandemi tidak menyurutkan semangat penjuang rupiah musiman tersebut untuk membuka lapak kue kering disetiap pasar yang menjadi kerumunan warga untuk memenuhi kebutuhan menjelang lebaran.

"alhamdulillah, walaupun sepertinya tahun ini tidak seramai tahun - tahun sebelumya tapi kami tetap menjual kue kering seperti biasanya,"kata salah satu pedagang kue kering Rani.

Ia menceritakan, kue kering yang beragam jenis tersebut merupakan kue yang dibuat oleh warga  yang biasa membuat kue pesanan dan dititipkan ke lapak yang ia buat hanya satu tahun sekali tersebut.

"tidak mampulah kalau kami buat sendiri, kami hanya menerima titipan kue, sedangkan kami dapat fee dari hasil setiap penjualan kue tersebut,"jelasnya.

ditambahkannya, pembeli yang biasa membanjiri lapaknya tersebut merupakan pekerja dari perusahaan sawit dan pekerjan kantoran yang tidak mempunyai banyak waktu  untuk membuat kue  lebaran.

"apalagi mereka ada THR nya, jadi biasanya untuk lebaran beli saja di lapak kami,jadi alhamdulillahlah cukup banyak peminatnya,"terangnya

Pandemi COVID-19 yang belum berlalu itu, tidak banyak yang ia harapkan selain kesehatan  keluarga dan bisa memenuhi kebutuhan sehari - hari.

"untuk bertahan hidup saja udah bersyukur ditengah situasi seperti, semoga musibah ini cepat berlalu dan semoga ada hikmah dibalik ini semua,"doanya.

Pewarta: Rizal

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021