Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Barat (Kalbar), Heronimus Hero mengatakan saat ini sudah ada investor yang tertarik memproduksi sarung tangan karet berbahan dasar latex di Kalbar dan hal itu akan menjadi peluang sekaligus tantangan dalam pengembangan olahan karet sebagai salah satu komoditas perkebunan andalan.

“Sejauh ini dari informasi yang kami dapat sudah ada perusahaan yang bergerak di industri sarung tangan medis ingin mengembangkannya atau investasi di Kalbar,” ujarnya di Pontianak, Sabtu.

Hero menjelaskan bahwa perusahaan tersebut sudah beroperasi menghasilkan produk sarung tangan medis, namun mengambil bahan baku dari luar Kalbar dan rencananya  ingin memperbesar skala usaha, sehingga perlu ditopang bahan baku yang cukup. Karet dari Kalbar diharapkan mampu memasok kebutuhan perusahaan tersebut.

“Ini peluang yang bagus karena selama ini belum ada satu pun hilirisasi karet di Kalbar menjadi produk siap pakai. Selama ini karet kita diolah hanya menjadi crumb rubber, kemudian di ekspor,” tuturnya.

Dinas Perkebunan Kalbar menurutnya siap untuk menjembatani pekebun dan perusahaan. Pekebun karet menurutnya tidak begitu sulit beralih ke produksi latex dari yang sebelumnya mengolah karet menjadi bokar. Dengan catatan, harga latex bisa lebih tinggi dari pada bokar.

“Disbun Kalbar pada dasarnya mendukung hal ini, kalau prospeknya jelas. Pekebun harus mendapat kepastian penyerapan latex dan tentu harganya harus bisa bersaing dengan bokar. Kalau ternyata harga latex lebih rendah dari bokar, rasanya akan sulit bagi pekebun,” tuturnya.

Apabila hal ini benar-benar akan direalisasikan, dirinya optimis hal tersebut akan mendorong pengembangan budidaya karet. Namun di sisi lain, permintaan yang tinggi, juga menjadi sebuah tantangan, mengingat saat ini produksi karet lokal belum mampu memenuhi kebutuhan pabrik karet di provinsi ini.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kalbar tengah melakukan kajian tentang prospek usaha tersebut., lanjutnya, pastinya, hitung-hitungan yang dilakukan perusahaan, harus memberikan keuntungan bagi para pekebun.

"Nanti kalau jadi, proses transisinya tidak akan membutuhkan waktu lama. Sebab mengolah karet menjadi latex tidak sulit. Dari kami nanti tinggal mencari kelompok, baik itu UPBB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar), atau Gapoktan yang punya lahan karet yang luas,” katanya.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021