Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kembali mengoptimalkan tempat isolasi di desa guna menampung pasien COVID-19, menyusul jumlah kenaikan kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 terus merangkak naik.
"Pada hakikatnya keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi di negara ini, semua bahu membahu melawan COVID-19. Kami tidak sanggup kalau harus melawan sendiri, saya yakin camat juga mau jadi satu kesatuan melawan COVID-19. Untuk itu, saya minta satgas penanganan COVID-19 di desa dihidupkan kembali," kata Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kediri, Sabtu.
Pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi PPKM Darurat yang digelar mulai 3-20 Juli untuk wilayah Jawa dan Bali. Kabupaten Kediri termasuk daerah yang ikut serta PPKM Darurat. Rapat tersebut dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak baik jajaran forkopimda, camat, hingga kepala desa di Kabupaten Kediri.
Dalam rapat tersebut juga dibahas terkait dengan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan pasien COVID-19. Hasilnya, ketersediaan tempat tidur sudah penuh. Jumlah tempat tidur yang ada tidak sebanding dengan jumlah pasien yang terus naik setiap harinya.
Untuk itu, pemerintah berharap tempat isolasi di desa dioptimalkan lagi. Bagi warga yang sakit dengan tanpa gejala bisa dirawat di tempat tersebut, sedangkan yang sakit dengan gejala mengarah berat dirawat di rumah sakit.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr Ahmad Kotib mengatakan saat ini di rumah sakit rujukan pasien COVID-19 sudah ada penambahan tempat tidur. Misalnya di RSKK (Rumah Sakit Kabupaten Kediri) telah ada penambahan menjadi 86 tempat tidur, padahal dulu hanya 40 tempat tidur. Untuk RS SLG Kabupaten Kediri juga ada penambahan dari semula 40 tempat tidur menjadi 57 tempat tidur, serta sejumlah rumah sakit lainnya.
Ia juga menambahkan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Kediri juga dari berbagai macam klaster. Mereka sebelumnya ada riwayat perjalanan dari Jakarta, Bangkalan, Yogyakarta, Kudus dan daerah lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa mobilitas masyarakat tinggi dan harus dikendalikan.
"Kalau kami pemeriksaan antigen juga untuk tracing, pekan ini meningkat. Banyak laporan positif mulai dari 24 orang, 28 orang, dan puncaknya dalam sehari bisa 85 orang yang antigen positif," kata dia.
Ia berharap, seluruh pihak juga ikut serta mendukung upaya penanganan COVID-19. Kasus itu tersebar di seluruh daerah Kabupaten Kediri, namun beberapa yang mengalami peningkatan cukup tajam untuk kasus aktif COVID-19 misalnya di Kecamatan Pare, Puncu, Kandangan dan sejumlah daerah lainnya.
Pihaknya juga akan gencar melakukan tracing sebagai upaya mempercepat penanganan COVID-19. Selain itu, masyarakat juga harus tetap gencar untuk protokol kesehatan yakni dengan mengenakan masker, rajin mencuci tangan, serta jaga jarak.
Di Kabupaten Kediri, hingga Jumat (2/7) terdapat 5.292 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada 146 orang yang masih dirawat, 4.619 orang telah sembuh, dan 527 orang telah meninggal dunia, demikian Ahmad Khotib.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Pada hakikatnya keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi di negara ini, semua bahu membahu melawan COVID-19. Kami tidak sanggup kalau harus melawan sendiri, saya yakin camat juga mau jadi satu kesatuan melawan COVID-19. Untuk itu, saya minta satgas penanganan COVID-19 di desa dihidupkan kembali," kata Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kediri, Sabtu.
Pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi PPKM Darurat yang digelar mulai 3-20 Juli untuk wilayah Jawa dan Bali. Kabupaten Kediri termasuk daerah yang ikut serta PPKM Darurat. Rapat tersebut dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak baik jajaran forkopimda, camat, hingga kepala desa di Kabupaten Kediri.
Dalam rapat tersebut juga dibahas terkait dengan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan pasien COVID-19. Hasilnya, ketersediaan tempat tidur sudah penuh. Jumlah tempat tidur yang ada tidak sebanding dengan jumlah pasien yang terus naik setiap harinya.
Untuk itu, pemerintah berharap tempat isolasi di desa dioptimalkan lagi. Bagi warga yang sakit dengan tanpa gejala bisa dirawat di tempat tersebut, sedangkan yang sakit dengan gejala mengarah berat dirawat di rumah sakit.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr Ahmad Kotib mengatakan saat ini di rumah sakit rujukan pasien COVID-19 sudah ada penambahan tempat tidur. Misalnya di RSKK (Rumah Sakit Kabupaten Kediri) telah ada penambahan menjadi 86 tempat tidur, padahal dulu hanya 40 tempat tidur. Untuk RS SLG Kabupaten Kediri juga ada penambahan dari semula 40 tempat tidur menjadi 57 tempat tidur, serta sejumlah rumah sakit lainnya.
Ia juga menambahkan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Kediri juga dari berbagai macam klaster. Mereka sebelumnya ada riwayat perjalanan dari Jakarta, Bangkalan, Yogyakarta, Kudus dan daerah lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa mobilitas masyarakat tinggi dan harus dikendalikan.
"Kalau kami pemeriksaan antigen juga untuk tracing, pekan ini meningkat. Banyak laporan positif mulai dari 24 orang, 28 orang, dan puncaknya dalam sehari bisa 85 orang yang antigen positif," kata dia.
Ia berharap, seluruh pihak juga ikut serta mendukung upaya penanganan COVID-19. Kasus itu tersebar di seluruh daerah Kabupaten Kediri, namun beberapa yang mengalami peningkatan cukup tajam untuk kasus aktif COVID-19 misalnya di Kecamatan Pare, Puncu, Kandangan dan sejumlah daerah lainnya.
Pihaknya juga akan gencar melakukan tracing sebagai upaya mempercepat penanganan COVID-19. Selain itu, masyarakat juga harus tetap gencar untuk protokol kesehatan yakni dengan mengenakan masker, rajin mencuci tangan, serta jaga jarak.
Di Kabupaten Kediri, hingga Jumat (2/7) terdapat 5.292 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada 146 orang yang masih dirawat, 4.619 orang telah sembuh, dan 527 orang telah meninggal dunia, demikian Ahmad Khotib.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021