Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta Abdul Aziz meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) menambah ruang isolasi pasien yang terpapar COVID-19 untuk mengantisipasi peningkatan kasus.
“Jangan sampai menunggu kasus banyak baru sibuk cari ruang rawat. Justru dari sekarang kita persiapkan mengingat penyebarannya sangat cepat,” kata Aziz kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Aziz menuturkan upaya pencegahan perlu dilakukan mengingat dalam waktu dekat akan memasuki libur panjang yakni Natal dan tahun baru, kemudian ada juga Ramadan pada Maret, dan Idul Fitri pada April 2024.
Selain itu, untuk masyarakat khususnya penderita komorbid atau riwayat penyakit penyerta seperti jantung dan gula, dia mengimbau untuk sementara waktu menghindar dari kerumunan atau tempat-tempat ramai pada momen libur akhir tahun.
“Terutama orang-orang yang punya komorbid, kami dari DPRD DKI Jakarta mengimbau jangan mendatangi dulu tempat-tempat ramai karena kalau sampai terpapar COVID-19 dampaknya bisa fatal,” ucapnya.
Sementara, Sekretaris Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta Johnny Simanjuntak juga mengingatkan agar warga kembali memperketat protokol kesehatan.
"Jakarta sempat menjadi kota terbaik dalam penanganan COVID-19 pada tahun 2021, kita punya kisah sukses menghadapi situasi kritis,” tutur Johnny.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut peralihan musim atau pancaroba menjadi salah satu penyebab naiknya angka kasus COVID-19 selain dua faktor lainnya yang juga menjadi pendorong kasus tersebut terus meningkat.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga menyebutkan kasus positif COVID-19 di Jakarta pada pekan ini tercatat sekitar 200 kasus per hari.
"Hampir 90 persen kasus positif COVID-19 di Jakarta adalah orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan, isolasi mandiri 3-5 hari di rumah akan sembuh," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama di Jakarta, Minggu.
Baca juga: WHO: ada sembilan varian COVID-19 yang kini mendominasi
Baca juga: Indonesia dianjurkan adopsi strategi Singapura tekan COVID-19