Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalbar, M Munsif bertepatan dengan HUT ke-76 RI menyambangi 101 Coffee House Pontianak yang selama ini fokus mengangkat kopi lokal.
"Dalam momen spesial kemerdekaan RI kami dari Disbunnak Kalbar mengunjungi pelaku usaha kopi di Kalbar yakni 101 Coffee House di Jalan Ujung Pandang, Kota Pontianak. 101 Coffee House saat ini fokus mengangkat kopi lokal Kalbar," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Ia menilai bahwa upaya 101 Coffee House yang ikut membantu petani dalam pengembangan dan pengelolaan pasca panen termasuk pasar sangat diapresiasi. Menurutnya rantai usaha kopi memang harus dibangun dari hulu hingga hilir dan melibatkan para pihak, bukan hanya terpaku ke peran pemerintah.
"Apa yang dilakukan pemerintah dengan dukungan budidaya dan peran pelaku usaha membantu petani dalam hal pasar atau lainnya penting. Apalagi memberikan nilai tambah bagi petani dengan demikian akan meningkatkan pendapatan petani," jelas dia.
Dengan edukasi ke petani untuk menghasilkan produk kopi berkualitas, diolah dengan baik pasca panen maka sejalan dengan upaya Gubernur Kalbar bagaimana petani sejahtera.
"Bapak Gubernur Kalbar minta petani kita menghasilkan produk baik dan mendapat nilai tambah. Sehingga mendorong pendapatan petani," jelas dia.
Ia menyebutkan saat ini luas kebun kopi di Kalbar mencapai 11 ribuan hektare yang tersebar di beberapa kabupaten.
"Untuk sentra di Kubu Raya capai 5.382 hektare, Sambas 2.070 hektare, Ketapang 1.200 hektare dan Kayong Utara 643 hektare," jelas dia.
Sementara itu, Owner 101 Coffee House, Sitha sangat berterima kasih di momen HUT RI dapat kunjungan dari Kadisbunnak Kalbar. Terkait kopi pihaknya sangat berkomitmen untuk mengangkat kopi lokal di Kalbar.
"Kami sangat senang Kadisbunnak berkunjung ke kami melihat proses dan produk kopi kami," jelas dia.
Ia menyebutkan sejauh ini kopi yang diproduksinya dalam bentuk sangrai dan siap saji mencapai 300 kilogram per bulan.
"Kami datangkan dari petani langsung dan untuk lokal dari Sambas jenis liberika, robusta dari Kubu Raya dan lainnya. Kalau berdasarkan standar kami bahwa masih kurang cukup banyak. Untuk itu kami terus mendampingi petani untuk menghasilkan biji kopi berkualitas. Kami siap ambil dua kali lipat harganya dari pasaran biasa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Dalam momen spesial kemerdekaan RI kami dari Disbunnak Kalbar mengunjungi pelaku usaha kopi di Kalbar yakni 101 Coffee House di Jalan Ujung Pandang, Kota Pontianak. 101 Coffee House saat ini fokus mengangkat kopi lokal Kalbar," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Ia menilai bahwa upaya 101 Coffee House yang ikut membantu petani dalam pengembangan dan pengelolaan pasca panen termasuk pasar sangat diapresiasi. Menurutnya rantai usaha kopi memang harus dibangun dari hulu hingga hilir dan melibatkan para pihak, bukan hanya terpaku ke peran pemerintah.
"Apa yang dilakukan pemerintah dengan dukungan budidaya dan peran pelaku usaha membantu petani dalam hal pasar atau lainnya penting. Apalagi memberikan nilai tambah bagi petani dengan demikian akan meningkatkan pendapatan petani," jelas dia.
Dengan edukasi ke petani untuk menghasilkan produk kopi berkualitas, diolah dengan baik pasca panen maka sejalan dengan upaya Gubernur Kalbar bagaimana petani sejahtera.
"Bapak Gubernur Kalbar minta petani kita menghasilkan produk baik dan mendapat nilai tambah. Sehingga mendorong pendapatan petani," jelas dia.
Ia menyebutkan saat ini luas kebun kopi di Kalbar mencapai 11 ribuan hektare yang tersebar di beberapa kabupaten.
"Untuk sentra di Kubu Raya capai 5.382 hektare, Sambas 2.070 hektare, Ketapang 1.200 hektare dan Kayong Utara 643 hektare," jelas dia.
Sementara itu, Owner 101 Coffee House, Sitha sangat berterima kasih di momen HUT RI dapat kunjungan dari Kadisbunnak Kalbar. Terkait kopi pihaknya sangat berkomitmen untuk mengangkat kopi lokal di Kalbar.
"Kami sangat senang Kadisbunnak berkunjung ke kami melihat proses dan produk kopi kami," jelas dia.
Ia menyebutkan sejauh ini kopi yang diproduksinya dalam bentuk sangrai dan siap saji mencapai 300 kilogram per bulan.
"Kami datangkan dari petani langsung dan untuk lokal dari Sambas jenis liberika, robusta dari Kubu Raya dan lainnya. Kalau berdasarkan standar kami bahwa masih kurang cukup banyak. Untuk itu kami terus mendampingi petani untuk menghasilkan biji kopi berkualitas. Kami siap ambil dua kali lipat harganya dari pasaran biasa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021