Para siswa dan siswi dari SMPN 23 Kota Pontianak, Kalimantan Barat mengaku kagum, ternyata Kalbar memiliki banyak alat musik tradisional sehingga semakin menambah kekayaan Kalbar dibidang seni dan budaya, dan Indonesia umumnya.
"Saya sangat kagum dengan keberagaman alat musik tradisional yang dimiliki oleh Kalbar, sehingga sangat bagus untuk dikembangkan dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Pontianak dan Kalbar umumnya," kata Balqis Durratul Hikmah salah seorang siswi SMPN 23 saat berkunjung menyaksikan Pameran Temporer Alat Musik Tradisional Kalbar, di Museum Kalbar di Pontianak, Sabtu.
Dia menjelaskan, dengan mengikuti kegiatan sekolah itu, maka dirinya menjadi mengetahui jenis-jenis alat musik tradisional masyarakat Kalbar, diantaranya, alat musik Glodang, Darbuka, SAS, Akordeon, Bornian (alat musik Melayu), kemudian Safe, Entebong, Agukng (alat musik tradisional Dayak) dan lain-lain.
"Semoga dengan kegiatan hari ini, maka semakin menambah wawasan kami dibidang sejarah kesenian yang ada di Kalbar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Museum Provinsi Kalbar Kusmindari Triwati mengatakan, ada sebanyak 70 koleksi alat musik tradisional khas Suku Dayak dan Melayu jenis petik, pukul dan gesek khas Kalimantan Barat dipamerkan dalam Pameran Temporer Alat Musik Tradisional Kalbar, di Museum Kalbar di Kota Pontianak.
"Pameran temporer yang menampilkan puluhan alat musik koleksi UPT Museum Kalbar selama sepekan dari Senin (20/9) hingga Minggu (26/9) tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kepada generasi muda," katanya.
Dia menjelaskan, dari jumlah alat musik itu, saat ini hanya sebagian kecil saja yang masih diproduksi, seperti Keledi dan Sape.
Kusmindari menyatakan bahwa setiap alat musik dari masing-masing kabupaten di Kalbar memiliki ciri khas tersendiri, terutama dari Suku Dayak, yaitu antara lain Senggayong dari Ketapang, Silotong dari Bengkayang dan Sape dari Dayak Kayaan.
Adapun alat musik tradisional yang ditampilkan itu antara lain, alat musik petik khas Dayak yaitu Sape. Rebab yang merupakan alat musik jenis chordophone dan sumber bunyinya berasal dari dawai atau senar, selain itu ada juga Silotong yang merupakan alat musik bambu yang dimainkan dengan cara dipukul dengan stik.
Untuk alat musik tradisional khas Melayu, turut ditampilkan akordeon yang dimainkan dengan cara tangan kanan menekan tuts, sementara tangan kiri menarik dan mendorong bagian karet fleksibel.
Kusmindari menyatakan bahwa saat ini dibutuhkan regenerasi pemain musik, karena pemain musik yang ada, sudah banyak yang tua sekali, sementara saat ini belum ada penerusnya. Untuk itu UPT Museum Provinsi Kalbar secara berkesinambungan mengadakan pelatihan alat musik tradisional yang dapat diikuti masyarakat setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Saya sangat kagum dengan keberagaman alat musik tradisional yang dimiliki oleh Kalbar, sehingga sangat bagus untuk dikembangkan dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Pontianak dan Kalbar umumnya," kata Balqis Durratul Hikmah salah seorang siswi SMPN 23 saat berkunjung menyaksikan Pameran Temporer Alat Musik Tradisional Kalbar, di Museum Kalbar di Pontianak, Sabtu.
Dia menjelaskan, dengan mengikuti kegiatan sekolah itu, maka dirinya menjadi mengetahui jenis-jenis alat musik tradisional masyarakat Kalbar, diantaranya, alat musik Glodang, Darbuka, SAS, Akordeon, Bornian (alat musik Melayu), kemudian Safe, Entebong, Agukng (alat musik tradisional Dayak) dan lain-lain.
"Semoga dengan kegiatan hari ini, maka semakin menambah wawasan kami dibidang sejarah kesenian yang ada di Kalbar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Museum Provinsi Kalbar Kusmindari Triwati mengatakan, ada sebanyak 70 koleksi alat musik tradisional khas Suku Dayak dan Melayu jenis petik, pukul dan gesek khas Kalimantan Barat dipamerkan dalam Pameran Temporer Alat Musik Tradisional Kalbar, di Museum Kalbar di Kota Pontianak.
"Pameran temporer yang menampilkan puluhan alat musik koleksi UPT Museum Kalbar selama sepekan dari Senin (20/9) hingga Minggu (26/9) tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kepada generasi muda," katanya.
Dia menjelaskan, dari jumlah alat musik itu, saat ini hanya sebagian kecil saja yang masih diproduksi, seperti Keledi dan Sape.
Kusmindari menyatakan bahwa setiap alat musik dari masing-masing kabupaten di Kalbar memiliki ciri khas tersendiri, terutama dari Suku Dayak, yaitu antara lain Senggayong dari Ketapang, Silotong dari Bengkayang dan Sape dari Dayak Kayaan.
Adapun alat musik tradisional yang ditampilkan itu antara lain, alat musik petik khas Dayak yaitu Sape. Rebab yang merupakan alat musik jenis chordophone dan sumber bunyinya berasal dari dawai atau senar, selain itu ada juga Silotong yang merupakan alat musik bambu yang dimainkan dengan cara dipukul dengan stik.
Untuk alat musik tradisional khas Melayu, turut ditampilkan akordeon yang dimainkan dengan cara tangan kanan menekan tuts, sementara tangan kiri menarik dan mendorong bagian karet fleksibel.
Kusmindari menyatakan bahwa saat ini dibutuhkan regenerasi pemain musik, karena pemain musik yang ada, sudah banyak yang tua sekali, sementara saat ini belum ada penerusnya. Untuk itu UPT Museum Provinsi Kalbar secara berkesinambungan mengadakan pelatihan alat musik tradisional yang dapat diikuti masyarakat setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021