Sebanyak 1,3 ton mangga harum manis (Avomango) hasil pertanian masyarakat Jawa Timur diekspor ke Singapura melalui PT Etani Agro Nusantara (eTani), karena tingginya permintaan buah-buahan di negara tersebut.
Founder eTani, Davyn Sudirdjo dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Selasa menyebutkan selain diekspor produk itu juga dikerjasamakan dengan 3.000 toko/outlet di berbagai provinsi di Indonesia, sehingga petani tidak kesulitan memasarkan produknya di jaringan "Online to Offline" (O2O) eTani.
Ia mengatakan, ekspor produk pertanian asal Jatim ini merupakan bagian dari visi dari eTani memasarkan hasil pertanian masyarakat ke dalam maupun luar negeri.
Davyn menjelaskan, eTani memilki konsep yang berbeda dengan startup agritech lainnya, yakni menggunakan konsep hybrid O2O, dimana teknologi didukung dengan jaringan pemasaran yang luas.
"Dengan konsep ini, ada tiga tujuan yang akan dapat dicapai yaitu konsumen tidak perlu dibebani dengan ongkos kirim yang mahal, kemudian konsumen akan menerima buah dan sayuran dalam keadaan segar, serta konsumen dapat menerima buah dalam waktu yang cepat yaitu 30 menit dan setiap saat dari jam 07.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB," katanya.
Davyn mengatakan, dengan semakin banyak jaringan toko yang bergabung dengan eTani, maka masyarakat Indonesia akan diuntungkan dengan tiga hal diatas.
"Saat ini eTani juga sedang membangun jaringan toko-toko offline di Jabodetabek," kata Davyn, menjelaskan.
eTani adalah sebuah startup agritech yang berdiri sejak tahun 2016 oleh Davyn Sudirdjo selaku Founder dari eTani dengan visi untuk mengefisiensikan rantai distribusi dari petani ke konsumen atau sering dikenal dengan Farm To Table.
Dengan rantai distribusi yang semakin efisien maka petani akan mendapatkan harga jual yang lebih baik dan konsumen juga akan mendapatkan harga beli yang lebih ekonomis.
eTani juga telah melakukan edukasi kepada para petani mulai dari panen dan proses pengepakan sehingga menarik untuk konsumen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengakui, bahwa permintaan yang tinggi akan buah-buahan dari dalam dan luar negeri membuka peluang yang besar untuk petani Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Founder eTani, Davyn Sudirdjo dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Selasa menyebutkan selain diekspor produk itu juga dikerjasamakan dengan 3.000 toko/outlet di berbagai provinsi di Indonesia, sehingga petani tidak kesulitan memasarkan produknya di jaringan "Online to Offline" (O2O) eTani.
Ia mengatakan, ekspor produk pertanian asal Jatim ini merupakan bagian dari visi dari eTani memasarkan hasil pertanian masyarakat ke dalam maupun luar negeri.
Davyn menjelaskan, eTani memilki konsep yang berbeda dengan startup agritech lainnya, yakni menggunakan konsep hybrid O2O, dimana teknologi didukung dengan jaringan pemasaran yang luas.
"Dengan konsep ini, ada tiga tujuan yang akan dapat dicapai yaitu konsumen tidak perlu dibebani dengan ongkos kirim yang mahal, kemudian konsumen akan menerima buah dan sayuran dalam keadaan segar, serta konsumen dapat menerima buah dalam waktu yang cepat yaitu 30 menit dan setiap saat dari jam 07.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB," katanya.
Davyn mengatakan, dengan semakin banyak jaringan toko yang bergabung dengan eTani, maka masyarakat Indonesia akan diuntungkan dengan tiga hal diatas.
"Saat ini eTani juga sedang membangun jaringan toko-toko offline di Jabodetabek," kata Davyn, menjelaskan.
eTani adalah sebuah startup agritech yang berdiri sejak tahun 2016 oleh Davyn Sudirdjo selaku Founder dari eTani dengan visi untuk mengefisiensikan rantai distribusi dari petani ke konsumen atau sering dikenal dengan Farm To Table.
Dengan rantai distribusi yang semakin efisien maka petani akan mendapatkan harga jual yang lebih baik dan konsumen juga akan mendapatkan harga beli yang lebih ekonomis.
eTani juga telah melakukan edukasi kepada para petani mulai dari panen dan proses pengepakan sehingga menarik untuk konsumen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengakui, bahwa permintaan yang tinggi akan buah-buahan dari dalam dan luar negeri membuka peluang yang besar untuk petani Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021