Presiden RI Joko Widodo melakukan kunjungan ke Italia, Inggris Raya, dan Persatuan Emirat Arab menggunakan pesawat berbadan lebar milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, menjelaskan bahwa pemilihan pesawat maskapai nasional ini telah mempertimbangkannya secara matang, seperti pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran, dan juga protokol kesehatan.
Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, kata dia, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini tanpa perlu transit. Namun, bila menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ, harus transit.
"Dan ingat, ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri pada masa pandemi. Kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka pada saat transit," ujar Heru.
Apabila Presiden dan rombongan harus transit, kata Heru, persiapan pelaksanaan protokol kesehatan harus dengan baik, seperti sterilisasi ruang tunggu, tes PCR untuk pramusaji di tempat transit, serta makanan dan minuman.
Hal lain yang menjadi pertimbangan Heru adalah efisiensi anggaran, mengingat semua menteri yang hadir dalam kunjungan tersebut. Mereka turut serta dalam rombongan Presiden di pesawat ini.
Ia menekankan bahwa penggunaan anggaran juga menjadi perhatian pihaknya.
Setelah dihitung, menurut dia, jauh lebih hemat dengan turut sertanya para menteri dalam rombongan ini jika dibandingkan para menteri ini menggunakan pesawat komersial.
"Total ada enam menteri yang ikut dalam pesawat ini, Menko Perekonomian, Menko Kemaritiman dan Investasi, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Sekretaris Kabinet," kata Heru.
Ia menyampaikan para menteri ini memang tidak semuanya bergabung sejak di Jakarta karena adanya pertemuan yang harus mereka ikuti sebelum bergabung dengan rombongan Presiden.
"Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri, misalnya, mereka harus berangkat terlebih dahulu ke Roma karena ada pertemuan tingkat menteri dan juga mempersiapkan kedatangan Presiden. Setelah itu, dari Roma menuju Glasgow, kemudian lanjut Abu Dhabi dan Dubai, Menlu akan bergabung terus," ujar Heru.
Penghematan lainnya adalah semua rombongan yang tergabung dalam tim pendahulu ke Abu Dhabi dan Dubai, saat kepulangan ke Tanah Air akan bergabung dengan pesawat tersebut.
"Semua pegawai yang bertugas sebagai tim pendahulu di Abu Dhabi dan Dubai akan ikut bersama kami dalam kepulangan ke Tanah Air. Jadi, mereka tidak membeli tiket pesawat komersial untuk kembali ke Tanah Air," tutur Heru.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya pada masa pandemi ini, ucap Heru, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M. Tonny Harjono menerapkan aturan protokol kesehatan dalam penerbangan ke luar negeri ini.
"Ini penerbangan jarak jauh dan kita tahu COVID-19 ini masih ada, bahkan di Eropa terjadi peningkatan. Oleh karena itu, Pak Sesmil menerapkan aturan yang ketat di dalam penerbangan ini, seperti harus menggunakan masker dan antarpenumpang minimal berjarak satu kursi," kata Heru.
Adapun pesawat yang digunakan oleh Presiden dan rombongan adalah tipe Boeing 777-300ER. Selama digunakan Presiden dan rombongan, pesawat ini akan diberi lambang dan tulisan Republik Indonesia di badan pesawat. Secara protokoler, pesawat itu akan menjadi Pesawat Kepresidenan RI.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, menjelaskan bahwa pemilihan pesawat maskapai nasional ini telah mempertimbangkannya secara matang, seperti pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran, dan juga protokol kesehatan.
Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, kata dia, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini tanpa perlu transit. Namun, bila menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ, harus transit.
"Dan ingat, ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri pada masa pandemi. Kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka pada saat transit," ujar Heru.
Apabila Presiden dan rombongan harus transit, kata Heru, persiapan pelaksanaan protokol kesehatan harus dengan baik, seperti sterilisasi ruang tunggu, tes PCR untuk pramusaji di tempat transit, serta makanan dan minuman.
Hal lain yang menjadi pertimbangan Heru adalah efisiensi anggaran, mengingat semua menteri yang hadir dalam kunjungan tersebut. Mereka turut serta dalam rombongan Presiden di pesawat ini.
Ia menekankan bahwa penggunaan anggaran juga menjadi perhatian pihaknya.
Setelah dihitung, menurut dia, jauh lebih hemat dengan turut sertanya para menteri dalam rombongan ini jika dibandingkan para menteri ini menggunakan pesawat komersial.
"Total ada enam menteri yang ikut dalam pesawat ini, Menko Perekonomian, Menko Kemaritiman dan Investasi, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Sekretaris Kabinet," kata Heru.
Ia menyampaikan para menteri ini memang tidak semuanya bergabung sejak di Jakarta karena adanya pertemuan yang harus mereka ikuti sebelum bergabung dengan rombongan Presiden.
"Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri, misalnya, mereka harus berangkat terlebih dahulu ke Roma karena ada pertemuan tingkat menteri dan juga mempersiapkan kedatangan Presiden. Setelah itu, dari Roma menuju Glasgow, kemudian lanjut Abu Dhabi dan Dubai, Menlu akan bergabung terus," ujar Heru.
Penghematan lainnya adalah semua rombongan yang tergabung dalam tim pendahulu ke Abu Dhabi dan Dubai, saat kepulangan ke Tanah Air akan bergabung dengan pesawat tersebut.
"Semua pegawai yang bertugas sebagai tim pendahulu di Abu Dhabi dan Dubai akan ikut bersama kami dalam kepulangan ke Tanah Air. Jadi, mereka tidak membeli tiket pesawat komersial untuk kembali ke Tanah Air," tutur Heru.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya pada masa pandemi ini, ucap Heru, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M. Tonny Harjono menerapkan aturan protokol kesehatan dalam penerbangan ke luar negeri ini.
"Ini penerbangan jarak jauh dan kita tahu COVID-19 ini masih ada, bahkan di Eropa terjadi peningkatan. Oleh karena itu, Pak Sesmil menerapkan aturan yang ketat di dalam penerbangan ini, seperti harus menggunakan masker dan antarpenumpang minimal berjarak satu kursi," kata Heru.
Adapun pesawat yang digunakan oleh Presiden dan rombongan adalah tipe Boeing 777-300ER. Selama digunakan Presiden dan rombongan, pesawat ini akan diberi lambang dan tulisan Republik Indonesia di badan pesawat. Secara protokoler, pesawat itu akan menjadi Pesawat Kepresidenan RI.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021