Pemandu wisata di Kabupaten Kayong Utara (KKU) Kalimantan Barat, Yayat Aryadi (31) memilih banting setir karena terdampak COVID-19 menjadi peternak madu kelulut yang kini telah menghasilkan jutaan rupiah per bulan.

“Selama masa pendemi COVID-19 pandai-pandai bertahan. Jadi saya memilih untuk menjadi peternak madu kelulut dan bersyukur untuk keperluan saya  sehari-hari, untuk anak dan istri terutama susu, beras dan sayur. Untuk madu kelulut itu saya panen sebulan sekali, dengan hasil bisa mencapai jutaan Rupiah," ujar Yayat saat dihubungi di Desa Sedahan Jaya Kabupaten Kayong Utara, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa untuk promosi melalui jejaring sosial  dan mengandalkan relasinya yang ada. Madu kelulut alami dari budidaya produksi di rumahnya tersebut telah berhasil memasarkan hingga ke Pulau Bali dan Jawa.

“Saya telah  menambah lagi persediaan madu untuk dijual karena permintaan madu Alhamdulillah semakin  banyak. Bahkan ada permintaan dari Bali, satu minggu lalu. Selain Bali, Jakarta, Pontianak dan sekitar wilayah Kayong Utara,”ceritanya.

Kini ia telah memiliki 50  sarang lebah tanpa sengat tersebut dengan memanfaatkan pekarangan di sekitar rumahnya yang tidak jauh dari kawasan Taman Nasional Gunung Palung demi mendongkrak perekonomian keluarganya.

Ayah tiga anak ini menceritakan, sebelum  pandemi ia bekerja sebagai pemandu wisata, dan ikut membantu masyarakat setempat  menerima penyediaan homestay, yakni rumah warga disewakan kepada wisatawan yang masuk, baik lokal maupun manca negara.
 
“Kalau dulu saya bekerja  di sektor wisata, menerima homestay merupakan rumah warga lokal disewakan untuk tempat menginap para wisatawan masuk ke Desa Wisata Sedahan Jaya ini. Karena pandemi turis tidak dapat masuk saya beralih ke budi daya madu ini,” tambahnya.

Dengan keterampilan yang ia miliki, dan belajar dari berbagai sumber dirinya  membuat  sendiri dengan bahan kayu bekas sarang kelulutnya tersebut.
 
"Karena permintaan bertambah, saat ini untuk sarangnya berjumlah 50 sarang banyaknya.Sarang kelulut itu saya simpan di sekitar pekarangan rumah. Kebetulan juga di sekitar sarang madu itu, ada kebun kopi,” jelasnya.

Dirinya  tentu berharap, pandemi COVID- 19 segera berakhir. Sehingga ada kelonggaran masuknya wisatawan, baik lokal maupun manca negara di Desa Sedahan Jaya ini yang merupakan penghasilan utamanya selama ini.

Sebab, kata  pria berkacamata ini, masuknya wisatawan ke desa yang ia cintai  tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat setempat, apalagi desa tempat ia tinggal tersebut  merupakan desa wisata yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa).

“Dalam pengembangan wisata di Desa Sedahan Jaya ini selama ini melibatkan warga lokal juga. Karena lokasinya berada di sekitar Tanagupa,” jelasnya.

 

Pewarta: Dedi /Rizal

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021