Sekretaris Daerah Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalimantan Barat, Hilaria Yusnani menilai sangat penting gotong - royong antara guru dan orang tua dalam pendidikan anaknya di saat pandemi COVID-19 agar bisa mencapai mutu pendidikan.

"Pandemi membuka mata kita bahwa guru memiliki peran yang besar dalam proses belajar murid-muridnya, sekaligus menyingkap peran orangtua dalam proses pendidikan anak-anaknya. Gotong- royong dalam pendidikan adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi,” ujarnya saat dihubungi di Kayong Utara, Rabu.

Hilaria menambahkan saat ini, guru bukan menjadi sumber belajar utama. Sebab lanjut dia banyak sekali sumber belajar lainnya juga dari lingkungan sekitar. Hal ini akan merangsang tumbuhnya kemandirian siswa dalam proses pembelajaran. Hal itu juga menurutnya sejalan dengan program pendidikan guru penggerak di KKU.

“Implementasi dari nilai-nilai dan peran guru penggerak bertujuan untuk mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid.  Tujuannya tentu saja untuk mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik lagi dimulai dari kelas di mana guru menuntun untuk memberikan peran aktif murid dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan pembelajaran bermakna,”tambah dia.

Untuk itu terpilihnya Nadiem Makarim sebagai Mas Menteri Pendidikan memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam proses pendidikan, khususnya dengan konsep “Merdeka Belajar.”

“Merdeka Belajar merupakan konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Sehingga tolak ukur penilaian tidak bisa digeneralisasi,” kata Hilaria Yusnani yang pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kayong Utara.

Lanjut Sekda Kayong Utara kebijakan ini diimplementasikan melalui empat upaya perbaikan. Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, yakni perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, melakukan perbaikan kurikulum, pedagogi, dan penilaian.

“Konsep merdeka belajar akan lebih maksimal bila dikolaborasi dan diimplementasikan dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak.  Implementasi nilai-nilai dan peran guru penggerak, merupakan bagian penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, yang menghadirkan pengalaman belajar bermakna bagi murid,” jelasnya lagi.

Untuk itu, lanjut Hilaria program ini sangat membantu ketercapaian mutu pendidikan di Kabupaten Kayong Utara, yang agak terhambat dikarenakan pandemi COVID-19. Sehingga proses pembelajaran dilaksanakan di rumah sadari bersama pelaksanaan pembelajaran daring tentunya juga menimbulkan banyak masalah dan hambatan, sehingga penerapannya belum dapat maksimal.

“Sekarang secara perlahan Kabupaten Kayong Utara, melalui Dinas Pendidikan mulai menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas, berdasarkan mulai membaiknya zona penyebaran pandemi COVID-19 di Kabupaten Kayong Utara,”katanya. 

Dikatakan dia, Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa, pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. 

“Segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik -baiknya dan dapat kita teruskan kepada anak cucu kita yang akan datang,”kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021