Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menjelaskan bahwa saat ini industri fesyen Islam memiliki market yang besar sehingga pemerintah perlu untuk mendukung agar Indonesia dapat menjadi kiblat fesyen Islam dunia.

"Jadi gini, industri fesyen Islam ini mempunyai market yang sangat besar. Indonesia meskipun kita mempunyai market yang besar 11 miliar dolar, kita hanya mengekspor 500 juta," ungkap Lutfi saat penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week 2021 di Jakarta, Kamis.

Ditilik dari angka tersebut, Mendag menilai peluang untuk membesarkan industri fesyen Musil di Indonesia sangatlah besar.

"Oleh sebab itu, dukungan dari asosiasi pengusaha, dukungan dari akademisi dan juga pemerintah sangat penting. Jadi tugas Kementerian Perdagangan di sini adalah untuk menjadi aggregator menciptakan Indonesia sebagai kiblat fesyen Islam dunia," kata dia menjelaskan.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk memajukan fesyen Muslim di Indonesia adalah dengan menggelar Jakarta Muslim Fashion Week 2021. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia sebagai pusat fesyen dunia.

Lebih lanjut, Lutfi mengatakan bahwa industri fesyen Muslim bukanlah hanya milik umat Muslim saja. Menurut dia, dengan keberagaman yang ada di Indonesia, industri fesyen justru akan lebih cepat maju dan berkembang. Oleh sebab itu, Jakarta Muslim Fashion Week 2021 pun turut diikuti oleh universitas non-Muslim seperti Universitas Kristen PETRA Surabaya dan Universitas Kristen Maranatha.

"Ini yang harus kita embrace. Ini yang harus kita majukan. Bahwa industri fesyen Islam itu bukan hanya milik orang Islam. Tetapi industri fesyen Islam itu akan bisa maju karena keragaman Indonesia," ujar Lutfi.

Dengan demikian, Lutfi berharap agar toleransi yang ada dan persatuan Indonesia dapat menjadikan negara ini menjadi kiblat fesyen Muslim di dunia.

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021