Anging kencang disertai angin deras dan petir melanda Kecamatan Semitau wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat, di tengah banjir yang hingga kini masih melanda.
Peristiwa itu terjadi hanya berlangsung sekitar 30 menit, sekitar pukul 18.30 WIB, Kamis (18/11) malam ini, meski pun tidak ada korban jiwa dan tidak berdampak terhadap terhadap rumah penduduk, namun angin kencang itu membuat warga Semitau dan sekitarnya panik.
"Angin kencang disertai petir dan hujan deras hanya berlangsung sekitar 30 menit saja, kejadian itu tidak seperti biasanya, apalagi saat ini Semitau masih dilanda banjir," kata Camat Semitau Pane Pasogit, dihubungi ANTARA, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kamis malam.
Disampaikan Pane Pasogit, dirinya sudah langsung melakukan pengecekan atas angin kencang tersebut dan sampai saat ini dari desa di Semitau belum yang terdampak.
"Untuk sementara angin kencang tidak berdampak, namun listrik padam," ucapnya.
Terkait kondisi banjir di Semitau, Pane Pasogit menjelaskan bahwa saat ini banjir masih merendam sejumlah desa di daerah tersebut, dengan kedalaman air rata-rata satu hingga satu setengah meter dari permukaan tanah.
"Laporan yang saya terima dari warga, malam ini air mengalami kenaikan kurang lebih dua centimeter," kata Pane Pasogit.
Disebutkan Pane Pasogit, dari tujuh desa yang dilanda banjir, terdapat 737 rumah warga dengan 1.760 kepala keluarga dan 28 fasilitas umum terdampak sejak 4 November 2021.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Gunawan mengimbau kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu untuk selalu waspada terhadap bencana alam, termasuk angin kencang dan banjir seperti yang terjadi di Semitau.
"Banjir masih melanda daerah pesisir sungai Kapuas, meski pun daerah hulu tidak banjir, namun daerah hilir sungai masih terendam banjir, tingkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim," pesan Gunawan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, kepada ANTARA, Rabu (17/11/2021) pukul 10.00 WIB, banjir masih merendam 11 kecamatan di wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat dengan total 13.959 kepala keluarga atau 43.135 jiwa warga terdampak banjir.
Dari 23 kecamatan di Kapuas Hulu, 11 kecamatan diantaranya terdampak banjir yaitu Kecamatan Batang Lupar terdapat 380 kepala keluarga dengan 1.283 jiwa, Kecamatan Badau sebanyak 303 kepala keluarga terdiri dari 967 jiwa, Kecamatan Suhaid sebanyak 2.321 kepala keluarga dan 6.583 jiwa.
Kemudian, di Kecamatan Semitau sebanyak 1.760 kepala keluarga dengan 4.970 jiwa terdampak banjir, Kecamatan Silat Hilir sebanyak 1. 843 kepala keluar dan 5.764 jiwa terdampak banjir.
Selanjutnya di Kecamatan Selimbau sebanyak 1.895 kepala keluarga dan 6.107 jiwa, Kecamatan Embaloh Hulu terdapat 213 kepala keluarga dan 213 jiwa, Kecamatan Embaloh Hilir terdapat 1.903 kepala keluarga dan 6.439 jiwa, Kecamatan Bunut Hilir terdapat 1.621 kepala keluarga dan 4.915 jiwa, Kecamatan Jongkong terdapat 1.592 kepala keluarga dan 5.538 jiwa dan Kecamatan Pengkadan terdapat 128 kepala keluarga dan 356 jiwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Peristiwa itu terjadi hanya berlangsung sekitar 30 menit, sekitar pukul 18.30 WIB, Kamis (18/11) malam ini, meski pun tidak ada korban jiwa dan tidak berdampak terhadap terhadap rumah penduduk, namun angin kencang itu membuat warga Semitau dan sekitarnya panik.
"Angin kencang disertai petir dan hujan deras hanya berlangsung sekitar 30 menit saja, kejadian itu tidak seperti biasanya, apalagi saat ini Semitau masih dilanda banjir," kata Camat Semitau Pane Pasogit, dihubungi ANTARA, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kamis malam.
Disampaikan Pane Pasogit, dirinya sudah langsung melakukan pengecekan atas angin kencang tersebut dan sampai saat ini dari desa di Semitau belum yang terdampak.
"Untuk sementara angin kencang tidak berdampak, namun listrik padam," ucapnya.
Terkait kondisi banjir di Semitau, Pane Pasogit menjelaskan bahwa saat ini banjir masih merendam sejumlah desa di daerah tersebut, dengan kedalaman air rata-rata satu hingga satu setengah meter dari permukaan tanah.
"Laporan yang saya terima dari warga, malam ini air mengalami kenaikan kurang lebih dua centimeter," kata Pane Pasogit.
Disebutkan Pane Pasogit, dari tujuh desa yang dilanda banjir, terdapat 737 rumah warga dengan 1.760 kepala keluarga dan 28 fasilitas umum terdampak sejak 4 November 2021.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Gunawan mengimbau kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu untuk selalu waspada terhadap bencana alam, termasuk angin kencang dan banjir seperti yang terjadi di Semitau.
"Banjir masih melanda daerah pesisir sungai Kapuas, meski pun daerah hulu tidak banjir, namun daerah hilir sungai masih terendam banjir, tingkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim," pesan Gunawan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, kepada ANTARA, Rabu (17/11/2021) pukul 10.00 WIB, banjir masih merendam 11 kecamatan di wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat dengan total 13.959 kepala keluarga atau 43.135 jiwa warga terdampak banjir.
Dari 23 kecamatan di Kapuas Hulu, 11 kecamatan diantaranya terdampak banjir yaitu Kecamatan Batang Lupar terdapat 380 kepala keluarga dengan 1.283 jiwa, Kecamatan Badau sebanyak 303 kepala keluarga terdiri dari 967 jiwa, Kecamatan Suhaid sebanyak 2.321 kepala keluarga dan 6.583 jiwa.
Kemudian, di Kecamatan Semitau sebanyak 1.760 kepala keluarga dengan 4.970 jiwa terdampak banjir, Kecamatan Silat Hilir sebanyak 1. 843 kepala keluar dan 5.764 jiwa terdampak banjir.
Selanjutnya di Kecamatan Selimbau sebanyak 1.895 kepala keluarga dan 6.107 jiwa, Kecamatan Embaloh Hulu terdapat 213 kepala keluarga dan 213 jiwa, Kecamatan Embaloh Hilir terdapat 1.903 kepala keluarga dan 6.439 jiwa, Kecamatan Bunut Hilir terdapat 1.621 kepala keluarga dan 4.915 jiwa, Kecamatan Jongkong terdapat 1.592 kepala keluarga dan 5.538 jiwa dan Kecamatan Pengkadan terdapat 128 kepala keluarga dan 356 jiwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021