Wali Kota Pontianak, di Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menjadi pembicara tentang perubahan iklim pada ASEAN City Leaders Dialogue "Finding Breakthrough and Stepping Up Climate Commitmens Post-COP 26" yang diselenggarakan The United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAG), secara virtual Senin.

"Dalam dialog tersebut kami lebih banyak berbagi pengalaman dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang dilakukan di Kota Pontianak," katanya.

Edi menjelaskan Kota Pontianak memiliki sejumlah potensi bencana, diantaranya angin puting beliung, genangan akibat banjir rob, dan kebakaran lahan gambut. Di mana ketiga potensi tersebut makin tinggi intensitasnya di tengah perubahan iklim dunia. 

"Kota Pontianak memiliki kondisi yang unik dan sebenarnya punya permasalahan yang kurang lebih sama dengan kota-kota lain di dunia," ujarnya. 

Kota Pontianak sendiri sudah melakukan berbagai upaya dalam beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim, seperti memperbanyak ruang terbuka hijau yang sudah mencapai 26 persen, pengurangan volume sampah ke TPA Batulayang dengan memperbanyak bank sampah dan pengelolaan sampah menjadi kompos dan energi terbarukan, serta berbagai intervensi dalam menghadapi kebakaran lahan. 

"Kami juga berkolaborasi dengan komunitas dan berbagai pihak dalam penanganan masalah lingkungan. Untuk kebakaran lahan, misalnya, kami tegas dalam penegakan Perwali Kota Pontianak Nomor 55 tahun 2018 tentang Larangan Pembakaran Lahan," jelasnya. 

Selain itu, Pemkot Pontianak juga melakukan sejumlah langkah penghematan energi, misalnya menggunakan panel surya, mengganti penerangan jalan umum dengan LED, dan membudayakan kegiatan bersepeda. 

Dalam dialog tersebut, Edi Kamtono saling berbagi pengetahuan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dengan Wali Kota Baguio dan Iriga dari Filipina; Wali Kota Kuala Lumpur dan Subang Jaya dari Malaysia, Wali Kota Can Tho, Vietnam; Wali Kota Makassar; dan Wali Kota Phuket, Thailand. Agenda ini turut diikuti lembaga non pemerintah yang fokus dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dunia. 

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022