Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengakui sulitnya memenuhi capaian vaksinasi COVID-19 di provinsi itu, karena kondisi geografis yang sulit untuk dijangkau.

"Untuk pelaksanaan vaksin ini, masalahnya bukan karena masyarakat tidak percaya, tapi karena kondisi geografis kita yang sulit untuk melaksanakannya. Buktinya vaksin 1 sudah 84 persen," kata Sutarmijdi di Pontianak, Selasa.

Menurutnya, masalah wilayah Kalbar yang menjadi daerah terluas nomor 3 di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi Pemprov Kalbar untuk memenuhi capaian vaksinasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Baca juga: Kapolda Kalbar beri penghargaan 11 personelnya bantu percepatan vaksinasi

"Kalau di Jawa, capaian vaksinnya bisa lebih cepat, karena selain wilayahnya yang tidak terlalu besar juga bisa dijangkau dengan mudah. Kalau di Kalbar, Kabupaten Kapuas Hulu saja, besarnya sama dengan Provinsi Jawa Barat ditambah Banten," tuturnya.

Belum lagi ada daerah di Kabupaten Bengkayang, yaitu Sungkung, yang hanya bisa diakses dengan helikopter untuk mengangkut beras dan memberikan layanan vaksinasi.

"Makanya vaksinasi ini juga belum bisa dilakukan menyeluruh. Namun, kita beruntung dibackup oleh TNI dan Polri yang juga aktif melakukan vaksinasi di daerah yang sulit di jangkau," kata Sutarmijdi.

Baca juga: Sekda Kalbar ajak orang tua tidak ragu anak divaksin

Dia menambahkan, saat ini memang masih belum ada edaran baru terkait vaksinasi COVID-19. Hanya saja target Kalbar, untuk akhir Maret dirinya berharap vaksinasi 1 bisa di atas 90 persen, vaksin 2 mencapai 65-70 persen.

Sutarmidji juga menyatakan saat ini, Kalbar juga belum memiliki laboratorium yang bisa menentukan varian Omicron atau Delta sehingga, pihaknya masih bergantung pada Labkes Jakarta untuk mendapatkan hasil dari sampel yang dikirimkan.

"Saya juga ingin menyampaikan kepada saudara kita yang dari etnis Tionghua, tanggal 20 Maret nanti jadwal Sembahyang Kubur. Saya minta, kalau dari luar Kalbar jangan pulang dan melakukan Sembahyang di tempatnya saja, karena mobilisasi masyarakat dari daerah penduduk ke daerah lain membuat keterjangkitan tinggi," tuturnya.

Baca juga: Hingga 28 Februari, baru 1.801 anak di Singkawang divaksinasi COVID-19

Pewarta: Rendra Oxtora dan Munira Ulya

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022