Balai Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) bersama pelajar magang SMKN 1 Sukadana dan kelompok pendamping Gerhana Palung dalam momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 melakukan aksi bersih sampah di Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) Lubuk Baji, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar.
"Tema HPSN kali ini adalah kelola sampah, kurangi emisi, bangun proklim. Kegiatan kali ini berhasil mengumpulkan 14,3 kilogram sampah dengan 13,2 kilogram di antaranya adalah sampah anorganik. Botol minuman dan bungkus plastik makanan mendominasi jenis sampah anorganik yang dikumpulkan,” ujar Kepala Seksi 1 Sukadana, Bambang Hari Trimarsito saat dihubungi di Kayong Utara, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa tumpukan sampah merupakan salah satu masalah yang dihadapi banyak kawasan wisata alam di Indonesia, termasuk Lubuk Baji. Tumpukan sampah akan mengurangi nilai estetika keindahan Lubuk Baji di mata wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.
Sebelum pandemi COVID-19, jumlah kunjungan wisatawan di Lubuk Baji 1.400 orang per tahun dengan 10 persen di antaranya adalah WNA. ODTWA Lubuk Baji yang terletak di Desa Sedahan Jaya, merupakan destinasi wisata alam yang populer di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang.
Dalam radius 100 Km dari pusat kota Sukadana, Lubuk Baji merupakan satu-satunya lokasi wisata dengan serangkaian air terjun yang dapat ditempuh kurang dari 1 jam dari pusat kota. Lubuk Baji merupakan lokasi terdekat untuk melihat orangutan dan satwa liar lainnya, serta satu-satunya lokasi yang menyediakan fasilitas untuk menginap di camp di tengah hutan.
"Jika permasalahan sampah terus berlanjut, tumpukan sampah juga berpotensi mencemari air di kawasan Lubuk Baji yang dijadikan sebagai sumber air bersih dan irigasi bagi masyarakat desa sekitar," kata dia.
Sementara itu, melalui program Short Term Awards, Sustainable Tourism Management 2020 dari Pemerintah Australia, Ibrahim dan Balai Tanagupa mencoba melihat permasalahan sampah di Lubuk Baji sepanjang tahun 2020 – 2021 dan menyusun rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut. Temuan yang didapat adalah sepanjang 2019 - 2021 pengunjung meninggalkan 20 kilogram sampah di Lubuk Baji setiap tahunnya, sampah mengumpul di titik titik interpretasi, 80 persen sampah adalah plastik kemasan dan botol plastik dan tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat dari gerbang lubuk baji adalah sejauh 18 Km.
Untuk itu, Balai Tanagupa melihat bahwa pendekatan kepada perilaku pengunjung merupakan salah satu kunci utama untuk mengurangi jumlah sampah di Lubuk Baji. Berdasarkan kondisi di atas, Balai Tanagupa akan mengkampanyekan tagline “Tidak ada tempat sampah di Lubuk Baji, Bawa pulang sampahmu”/ “No bins on site, Take your rubbish home” di Lubuk baji.
Kebijakan ini diambil untuk menggugah kepedulian pengunjung terhadap kondisi sampah di Lubuk Baji. Kampanye tersebut akan didukung oleh beberapa kebijakan lainnya.
Pertama, tagline tersebut akan dikampanyekan di media sosial resmi Tanagupa.
Kampanye medsos akan dibarengi dengan kampanye “on the spot” oleh para penjaga pintu gerbang untuk memastikan para wisatawan membawa kembali sampah dan tidak membuang sampah sembarangan.
Balai Tanagupa akan mengajak para mitra dan relawan turut serta melaksanakan kampanye on the spot di pintu gerbang Lubuk Baji terutama di hari-hari libur.
Kedua, Balai Tanagupa juga akan menerapkan penghargaan dan sanksi melalui media sosial terhadap wisatawan yang mematuhi dan melanggar aturan.
Ketiga, Balai Tanagupa akan meningkatkan sarana prasarana saung dan toilet di pintu gerbang serta peningkatan fasilitas toilet di Lubuk Baji dalam rangka menekan jumlah sampah. Di sekitar pintu gerbang Lubuk Baji juga akan dibangun papan pengumuman sederhana sesuai dengan tagline di atas.
Keempat, berkoordinasi dengan Pemda Kayong Utara dan Desa Sedahan Jaya agar disediakan TPS maksimal 5 Km dari pintu gerbang Lubuk Baji.
Kepala Balai Tanagupa M Ari Wibawanto menyatakan bahwa Balai Tanagupa akan mempersiapkan keempat rekomendasi di atas sampai dengan Juni 2022.
“Bulan Juli 2022 kami akan meluncurkan program zero sampah di Lubuk Baji. Kami memandang bahwa menurunkan jumlah sampah dari 20 kilogram per tahun menjadi nol adalah target yang mungkin dan terukur," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Tema HPSN kali ini adalah kelola sampah, kurangi emisi, bangun proklim. Kegiatan kali ini berhasil mengumpulkan 14,3 kilogram sampah dengan 13,2 kilogram di antaranya adalah sampah anorganik. Botol minuman dan bungkus plastik makanan mendominasi jenis sampah anorganik yang dikumpulkan,” ujar Kepala Seksi 1 Sukadana, Bambang Hari Trimarsito saat dihubungi di Kayong Utara, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa tumpukan sampah merupakan salah satu masalah yang dihadapi banyak kawasan wisata alam di Indonesia, termasuk Lubuk Baji. Tumpukan sampah akan mengurangi nilai estetika keindahan Lubuk Baji di mata wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.
Sebelum pandemi COVID-19, jumlah kunjungan wisatawan di Lubuk Baji 1.400 orang per tahun dengan 10 persen di antaranya adalah WNA. ODTWA Lubuk Baji yang terletak di Desa Sedahan Jaya, merupakan destinasi wisata alam yang populer di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang.
Dalam radius 100 Km dari pusat kota Sukadana, Lubuk Baji merupakan satu-satunya lokasi wisata dengan serangkaian air terjun yang dapat ditempuh kurang dari 1 jam dari pusat kota. Lubuk Baji merupakan lokasi terdekat untuk melihat orangutan dan satwa liar lainnya, serta satu-satunya lokasi yang menyediakan fasilitas untuk menginap di camp di tengah hutan.
"Jika permasalahan sampah terus berlanjut, tumpukan sampah juga berpotensi mencemari air di kawasan Lubuk Baji yang dijadikan sebagai sumber air bersih dan irigasi bagi masyarakat desa sekitar," kata dia.
Sementara itu, melalui program Short Term Awards, Sustainable Tourism Management 2020 dari Pemerintah Australia, Ibrahim dan Balai Tanagupa mencoba melihat permasalahan sampah di Lubuk Baji sepanjang tahun 2020 – 2021 dan menyusun rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut. Temuan yang didapat adalah sepanjang 2019 - 2021 pengunjung meninggalkan 20 kilogram sampah di Lubuk Baji setiap tahunnya, sampah mengumpul di titik titik interpretasi, 80 persen sampah adalah plastik kemasan dan botol plastik dan tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat dari gerbang lubuk baji adalah sejauh 18 Km.
Untuk itu, Balai Tanagupa melihat bahwa pendekatan kepada perilaku pengunjung merupakan salah satu kunci utama untuk mengurangi jumlah sampah di Lubuk Baji. Berdasarkan kondisi di atas, Balai Tanagupa akan mengkampanyekan tagline “Tidak ada tempat sampah di Lubuk Baji, Bawa pulang sampahmu”/ “No bins on site, Take your rubbish home” di Lubuk baji.
Kebijakan ini diambil untuk menggugah kepedulian pengunjung terhadap kondisi sampah di Lubuk Baji. Kampanye tersebut akan didukung oleh beberapa kebijakan lainnya.
Pertama, tagline tersebut akan dikampanyekan di media sosial resmi Tanagupa.
Kampanye medsos akan dibarengi dengan kampanye “on the spot” oleh para penjaga pintu gerbang untuk memastikan para wisatawan membawa kembali sampah dan tidak membuang sampah sembarangan.
Balai Tanagupa akan mengajak para mitra dan relawan turut serta melaksanakan kampanye on the spot di pintu gerbang Lubuk Baji terutama di hari-hari libur.
Kedua, Balai Tanagupa juga akan menerapkan penghargaan dan sanksi melalui media sosial terhadap wisatawan yang mematuhi dan melanggar aturan.
Ketiga, Balai Tanagupa akan meningkatkan sarana prasarana saung dan toilet di pintu gerbang serta peningkatan fasilitas toilet di Lubuk Baji dalam rangka menekan jumlah sampah. Di sekitar pintu gerbang Lubuk Baji juga akan dibangun papan pengumuman sederhana sesuai dengan tagline di atas.
Keempat, berkoordinasi dengan Pemda Kayong Utara dan Desa Sedahan Jaya agar disediakan TPS maksimal 5 Km dari pintu gerbang Lubuk Baji.
Kepala Balai Tanagupa M Ari Wibawanto menyatakan bahwa Balai Tanagupa akan mempersiapkan keempat rekomendasi di atas sampai dengan Juni 2022.
“Bulan Juli 2022 kami akan meluncurkan program zero sampah di Lubuk Baji. Kami memandang bahwa menurunkan jumlah sampah dari 20 kilogram per tahun menjadi nol adalah target yang mungkin dan terukur," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022