Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Florentinus Anum menargetkan sekitar 60 -80 persen petani menggunakan benih padi unggul bersertifikat agar produksi dan produktivitas tinggi.
“Benih sebagai jantung tanaman. Itu menunjukkan peran pentingnya benih. Benih itu tentu harus unggul dan memiliki sertifikat. Benih berkualitas dan bersertifikat tersebut haruslah diproduksi oleh produsen yang berkompeten dalam memproduksi benih bersertifikat. Bagaimana mau cerita produksi dan produktivitas tinggi tanpa unggul yang baik,” ujarnya di Pontianak, Sabtu
Ia menyebutkan saat ini dari luas tanam padi di Kalbar 315.000 hektar e, baru sekitar 17 persen atau 40 hektare yang menggunakan benih unggul bersertifikat baru 17 persen ,” paparnya.
“Kembali, penggunaan benih varietas unggul bersertifikat apabila dibarengi dengan cara budidaya yang baik seperti pemupukan yang tepat dan berimbang serta pengendalian OPT secara terpadu dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman,” katanya.
Ia mengungkapkan permasalahannya hingga saat ini adalah penyediaan benih varietas unggul yang belum dapat terpenuhi secara enam tepat, yaitu tepat varietas, tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, tepat lokasi dan tepat harga (terjangkau oleh petani).
“Hal tersebut dimungkinkan karena belum adanya perencanaan penyediaan benih yang baik, belum optimalnya peran kelembagaan terutama dalam hal penyebaran varietas unggul, dan belum optimalnya implementasi peraturan perbenihan kepada seluruh stakeholders perbenihan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
“Benih sebagai jantung tanaman. Itu menunjukkan peran pentingnya benih. Benih itu tentu harus unggul dan memiliki sertifikat. Benih berkualitas dan bersertifikat tersebut haruslah diproduksi oleh produsen yang berkompeten dalam memproduksi benih bersertifikat. Bagaimana mau cerita produksi dan produktivitas tinggi tanpa unggul yang baik,” ujarnya di Pontianak, Sabtu
Ia menyebutkan saat ini dari luas tanam padi di Kalbar 315.000 hektar e, baru sekitar 17 persen atau 40 hektare yang menggunakan benih unggul bersertifikat baru 17 persen ,” paparnya.
“Kembali, penggunaan benih varietas unggul bersertifikat apabila dibarengi dengan cara budidaya yang baik seperti pemupukan yang tepat dan berimbang serta pengendalian OPT secara terpadu dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman,” katanya.
Ia mengungkapkan permasalahannya hingga saat ini adalah penyediaan benih varietas unggul yang belum dapat terpenuhi secara enam tepat, yaitu tepat varietas, tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, tepat lokasi dan tepat harga (terjangkau oleh petani).
“Hal tersebut dimungkinkan karena belum adanya perencanaan penyediaan benih yang baik, belum optimalnya peran kelembagaan terutama dalam hal penyebaran varietas unggul, dan belum optimalnya implementasi peraturan perbenihan kepada seluruh stakeholders perbenihan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022