Pontianak (ANTARA) - Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Bader Sasmara mengatakan bahwa peluang budidaya dan agrobisnis di sektor pertanian terutama di tanaman hortikultura di provinsi ini masih menjanjikan.
"Kegiatan budidaya dan agrobisnis di Kalbar terutama untuk petani milenial ini sangat menjanjikan. Hal itu seiring masih masih ada sejumlah komoditas yang masih belum terpenuhi," ujarnya di Pontianak, Senin.
Baca juga: Kalbar maksimalkan program READSI di daerah perbatasan
Baca juga: Kadis TPH Kalbar ajak kalangan muda ubah pola pikir soal petani
Baca juga: Distan TPH Kalbar maksimalkan potensi ekspor pertanian untuk kesejahteraan petani
Bader mencontohkan komoditas yang masih belum terpenuhi seperti cabai besar yang mana tahun lalu masih kekurangan sebesar 8.319 ton per tahun. Kemudian cabai rawit 5.929 ton dan bawang merah 7.980 ton.
"Kekurangan komoditas tersebut menjadi peluang bagi petani untuk memenuhi kebutuhan pasar atau masyarakat di Kalbar. Belum lagi komoditas lainnya," jelas dia.
Baca juga: Distan TPH Kalbar gelorakan gerakan ayo makan buah lokal
Baca juga: Distan TPH Kaltim laksanakan gerakan tanam kedelai
Baca juga: Kadis TPH: Terus wujudkan Sambas jadi lumbung pangan Kalbar
Sementara kata dia, untuk komoditas unggulan hortikultura Provinsi Kalbar yang memiliki prospek pengembangan dan memiliki nilai jual yang tinggi berdasarkan data harga di Kota Pontianak dan mempengaruhi inflasi daerah adalah cabai keriting, rawit hijau dan merah serta bawang merah.
"Sedangkan komoditas lain yang memiliki nilai jual yang tinggi terdiri atas bunga kol, buah naga, durian, alpukat dan jahe," katanya.
Baca juga: Pemprov Kalbar terus lakukan pengembalian kejayaan jeruk siam Sambas
Baca juga: Distan TPH : Penyuluh ujung tombak pembangunan pertanian Kalbar
Baca juga: Dinas Pertanian TPH Kalbar usulkan empat kawasan food estate ke Kementan
Ia menambahkan melihat isu global bahwa dunia sedang lagi tidak baik-baik atau sedang krisis pangan. Indonesia negara ke empat terbesar sekitar 273 juta orang. Krisis dunia yang terjadi sekarang membuat banyak negara inflasi. Amerika tidak pernah inflasinya di atas 1 persen, Jepang tidak pernah di atas 1 persen tapi sekarang Amerika sudah 8,1 persen, Turki minus 6,2, tetapi Indonesia di bawah 3 persen karena ada pertanian yang menjadi bantalan ekonomi bangsa.
"Ekspor kita naik tahun 2020 sebesar 15 persen, tahun 2021 38,68 persen dan itu semua berkat pertanian kita yang banyak menyumbang. Ekspor dari Januari - Desember 2021 mencapai Rp625.04 triliun Negara tujuan ekspor komoditas hortikultura antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, China, Dubai, Saudi Arabia, Pakistan, India, Bangladesh, Australia dan, New Zealand," kata dia.
Baca juga: Distan TPH Kalbar targetkan produksi padi sebesar 885.000 ton GKG tahun ini
Baca juga: Distan TPH ajak petani ladang di kalbar atur pembakaran secara terbatas
Baca juga: Distan TPH KalBar dukung pengembangan food estate di Ketapang