Hadir di kegiatan Sosialisasi program Bangga Kencana dan perceparan penurunan stunting (kekerdilan) bersama anggota Komisi IX DPR RI di Kubu Raya, Dirut Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) BKKBN RI, Eka Sulistya Ediningsih memberikan empat langkah  yang wajib diketahui masyarakat luas agar angka stunting tidak semakin tinggi.

"Mengingat masih tingginya angka stunting di Indonesia, dimana angka stunting nasional masih sebesar 24 persen dan Kalbar sebesar 29,8 persen. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus pemerintah terutama dalam mengatasi dan mengurangi angka agar tidak semakin merangkak naik," kata Eka Sulistya Ediningsih di Kubu Raya, Minggu.

Dari empat langkah pencegahan stunting itu, tidak menikah di bawah usia 20 tahun. Serta mengupayakan sebelum memutuskan menikah harus memeriksakan kesehatannya seperti HB minimal 11,5 dengan BB yang ideal. 

"Dalah hal ini kami menyarankan jika memutuskan menikah dibawah usia ideal, maka harus menunda kehamilan minimal tiga bulan. Hal tersebut dikarenakan sel telur dan sperma memberikan kontribusi yang berpengaruh dalam memproduksi kelahiran manusia, sehingga dalam waktu tiga bulan maka diberi kesempatan untuk calon mempelai pria dan wanita memperbaiki kesehatan reproduksi agar menghasilkan calon bayi yang tercukupi gizinya selama didalam kandungan, ini yang petama," paparnya

Kemudian ujarnya, langkah kedua dimana setiap pasangan sebelum nenikah sebaiknya memeriksakan pesehatan. Menurut Eka, pemeriksaan wajib dilakukan, apakah calon mempelai wanita dan pria siap dan dalam keadaan sehat, sehingga dimalam pertama sudah dalam keadaan prima.

"Karena 85 persen pasangan ingin mendapatkan keturunan sejak dimalam pertama dimulai. Karena itu pertemuan sperma dan sel telur harus sehat," ujarnya.

Langkah ketiga lanjut Eka, bagi pasangan harus menerapkan, pola asuh di seribu hari pertama kehidupan kepada anak-anaknya. Hal itu diterapkan sejak anak itu dalam kandungan hingga berusia dua tahun.

"Akan nikah, pasangan harus dalam kondisi sehat, hamil ibu dan anak harus dalam juga harus dalam kondisi sehat, dan setelah di lahirkan anak harus dijaga kesrhatannya, diberi Air Susu ibu hingga berumur dua tahun. Banyak masyarakat yang menitipkan anak kepada ibu atau nenek si anak tersebut, sehingga ASI untuk anak tidak terpenuhi. Pada hal vitamin terbaik adalah ASI dan partisipasi memberikan ASI sangat tinggi," ujar Eka.

Kemudian, guna tetap menjaga kesehatan terutama bagi para ibu dan anak, maka di perlukan langkah ke empat yaitu menjaga jarak melahirkan.

"Jarak melahirkan itu minimal tiga tahun. Dengan waktu 33 bulan itu adalah masa yang bagus untuk seorang wanita memperbaiki kondisi tubuhnya. Rahim baru siap diberi janin, dari kecil mengembang dan kembali normal dan siap dibuahi selama 33 bulan," ujarnya.

Eka mengatakan, karena jika belum 33 bulan, rahim masih tipis dan jika keseringan hamil bisa terjadi pendarahan. Dia menambahkan, dengan memeriksakan sebelum 33 bulan, calon ibu termasuk pemeriksaan hemoglobin maka dapat diupayakan perbaikan kondisi kesehatan calon ibu.

"Jangan terlalu sering melahirkan jangan terlalu muda jangan terlalu tua sehingga dapat menurunkan angka stunting, maksimal mencapai 14 persen di 2024," tutupnya.


 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022