Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN, Muslimat mengatakan dalam upaya percepatan penurunan stunting (kekerdilan) atau gagal tumbuh, BKKBN telah coba menggalang seribu mitra baik kelompok masyarakat, pemerintah atau pihak swasta serta perorangan untuk menjadi bapak asuh.

"Untuk mereka yang mempunyai penghasilan berlebih kami berharap agar dapat berbagi dengan anak-anak atau keluarga yang terkena stunting. Kami saat ini sedang melakukan pendataan dan mencari mitra baik dari BUMN BUMD maupun pihak swasta untuk dapat bersama menjadi bapak asuh dalam rangka membantu beban keluarga yang terkena stunting," kata Muslimat, di  sela-sela perayaan Hari Keluarga Nasional di halaman Kantor BKKBN Kalbar, Jumat

Baca juga: Dari Rp34 triliun, BKKBN dapat anggaran Rp810 miliar untuk tangani stunting

Dia mengatakan, dalam mencari bapak asuh stunting, dirinya telah menghadap Wakil Gubernur untuk menyampaikan hal yang sama. Menurut Muslimat, respon Wagub positif untuk dapat menjadi bapak asuh. Namun selain itu ia juga bekerjasama dengan mitra-mitra lainnya baik kelompok maupun perorangan untuk menjadi bapak asuh.

"Ini sedang kami lakukan, kami mohon dukungan bapak ibu mitra kerja. Mudah-mudahan program bapak asuh di Kalbar dapat terealisasi," ucapnya optimis.

Masih dalam rangkaian ke 29 Harganas, Muslimat mengajak semua pihak untuk terlibat sebagai bapak asuh dalam upaya penurunan stunting di Kalbar. Gaung bapak asuh stunting sudah mulai dijalankan dengan berkoordinasi bersama mitra baik itu BUMN, BUMD dan pihak swasta.

"Harganas tahun ini memang dirayakan secara sederhana. BKKBN prihatin dengan kondisi generasi kita yang ditemukan stunting. Dalam upayanya, kami juga menggaungkan bapak asuh anak yang terpapar stunting," ujarnya.

Baca juga: Bantu cegah stunting, Mahasiswa perlu lakukan identifikasi masalah di desa

Muslimat berharap ke depan tidak ada anak terlahir stunting. Sebab jika Sumber Daya Manusia terlahir stunting negara akan sulit maju.

BKKBN dalam upaya penurunan angka stunting sudah melakukan berbagai intervensi. Terutama dalam seribu hari pertama kehidupan jangan sampai anak terlahir stunting.

“Kemudian pencegahan dari hulu sudah dilakukan. Sasarannya para calon pengantin. Mereka ini tiga bulan sebelum menikah diperiksa kesehatannya. Tujuannya agar setelah menikah bayi yang terlahir dapat sehat dan cerdas.”tutupnya.

Baca juga: BKKBN gandeng perguruan tinggi di Kalimantan Barat cegah stunting

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022