Singkawang (ANTARA) - Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat berupaya dan berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi stunting di kota setempat.
Wakil Wali Kota Singkawang Muhammadin di Singkawang, Rabu, menekankan bahwa pemerintah daerah sangat serius mengupayakan penurunan stunting khususnya di Kota Singkawang.
"Upaya penurunan ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, karena kolaborasi kita menjadi kunci untuk memastikan program sampai pada tingkat kelurahan,” ujarnya.
Dia menyebut penguatan kerangka intervensi aksi konvergensi secara terintegrasi akan terus dilanjutkan. Dia juga meminta komitmen dan dukungan penuh semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Komitmen ini bukan tanpa sebab, melihat tren angka prevalensi stunting menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di Kalimantan Barat yang turut menjadi perhatian bersama. Dimana pada tahun 2023 masih sebesar 20,6 persen.
Sedangkan untuk Kota Singkawang berada pada urutan keempat dengan angka 20,1 persen di bawah Kabupaten Sekadau, Kapuas Hulu dan Kota Pontianak.
“Justru kabupaten bisa jauh lebih rendah dari kita, jadi ini sebuah PR kita bersama,” ujarnya.
Baca juga: Anak kurang asupan zat besi bisa ganggu tumbuh kembang
Muhammadin berharap melalui kerja sama dan sosialisasi Genting yang dilakukan seluruh pihak khususnya dinas pengampu dapat mengambil suatu langkah evaluasi dan pengendalian agar di tahun 2025 target penurunan stunting dapat dicapai dengan lebih baik.
“Sekali lagi saya tegaskan ini adalah sebuah pekerjaan besar untuk kita. Mungkin banyak faktor yang harus segera dibenahi, salah satunya vaksin imunisasi kita masih rendah dan kurang optimalnya pemberdayaan posyandu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Nuryamin menjelaskan Genting merupakan salah satu program Quick Wins Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, yakni gerakan gotong royong masyarakat secara pentahelix yang melibatkan unsur Pemerintah, BUMN/BUMD, media, LSM, akademisi, dunia usaha serta perseorangan untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat dan tidak stunting.
“Bentuk kegiatannya dengan pemberian bantuan yang bersumber dari kepedulian para pihak sebagai Orang Tua Asuh (OTA) bagi Keluarga Berisiko Stunting,” ujarnya.
Adapun terdapat empat jenis bantuan dalam pelaksanaan GENTING, yaitu nutrisi berupa pemberian makanan lengkap siap santap kaya protein hewani untuk anak asuh dalam periode 1000 HPK dengan durasi disesuaikan hingga 23 bulan.
Kemudian, bantuan nonnutrisi meliputi perbaikan jamban/MCK dan rumah layak huni, bantuan akses air bersih serta bantuan edukasi meliputi edukasi pencegahan pada remaja dan calon pengantin juga edukasi penanganan pada ibu hamil, pengasuhan dan peningkatan kapasitas ekonomi.
Nuryamin juga menjelaskan yang menjadi sasaran Genting terbagi menjadi tiga prioritas yang mencakup keluarga ibu hamil, menyusui, bayi di bawah usia dua tahun (Baduta), keluarga berisiko dan tidak berisiko stunting, Baduta baru lahir serta yang belum terdata.
“Sedangkan untuk bantuan pendampingan Genting dapat diutamakan pada keluarga prioritas dan hasil pengukuran TB dan BB dengan kriteria berisiko,” ujarnya.
Sampai saat ini bantuan Genting di Kota Singkawang telah banyak dilakukan di antaranya pemberian bantuan nutrisi terhadap 60 Baduta di Kelurahan Bukit Batu oleh Persit Brigif 19/Khatulistiwa dan 90 Baduta di Kelurahan Roban oleh Persit Kompi 641/BRU, serta pembangunan akses air bersih berupa sumur bor bersama TNI AD Manunggal Air.
Baca juga: Ende, surga kuliner sehat untuk berpuasa juga solusi cegah stunting