Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan dana Bantuan Langsung Tunai senilai total Rp12,4 triliun yang akan diberikan kepada 20,65 juta kelompok masyarakat, sebagai bantalan sosial tambahan atas pengalihan subsidi BBM, dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok.
"Yang jelas nggak boleh untuk rokok, nggak boleh untuk minuman keras. Untuk kebutuhan pokok," kata Risma usai mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi di Jakarta, Senin, yang membahas pengalihan subsidi BBM.
Risma menyampaikan masyarakat akan menerima bantuan sebesar Rp150 ribu sebanyak empat kali, namun Kementerian Sosial akan menyalurkannya dalam besaran Rp300 ribu sebanyak dua kali, dimulai September 2022, melalui PT Pos Indonesia.
Dia mengatakan, penyaluran melalui PT Pos Indonesia untuk mempercepat penyaluran. Dalam hal ini, kata Risma, PT Pos Indonesia memiliki kewajiban mengantar bantuan itu hingga ke rumah masyarakat.
Baca juga: Anak-anak pengungsi bencana Gunung Semeru bernyanyi bersama Mensos Risma
"PT Pos kewajibannya melaporkan kepada saya, foto rumah sama foto dia (penerima) di rumah itu, jadi dokumen lengkap. Data itu bukan by address dan by name saja, tapi ada foto rumah dan kondisi rumahnya. Misal ada komplain, karena misalnya dia lupa sudah menerima, ada fotonya," kata Risma.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah akan memberikan bantuan sebesar Rp24,17 triliun kepada masyarakat sebagai tambahan bantalan sosial atas rencana pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan dari total bantuan sosial Rp25,17 triliun itu, masyarakat akan diberikan tiga jenis bantuan berupa bantalan sosial, yaitu pertama, Bantuan Langsung Tunai untuk 20,65 juta kelompok masyarakat sebesar Rp150 ribu sebanyak 4 kali, dengan total anggaran Rp12,4 triliun.
BLT tersebut akan dibayar Rp300 ribu oleh Kementerian Sosial sebanyak dua kali, melalui berbagai saluran PT Pos Indonesia.
Kemudian kedua, bantuan subsidi upah kepada 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan, sebesar Rp600 ribu yang dibayarkan satu kali dengan anggaran Rp9,6 triliun.
Lalu ketiga, juga akan dilakukan pembayaran oleh pemerintah daerah dengan menggunakan 2 persen dari dana transfer umum yaitu DAU dan DBH sebanyak Rp2,17 T dalam rangka membantu sektor transportasi seperti angkutan umum, ojek dan bahkan nelayan dan tambahan perlindungan sosial.
Baca juga: Pencairan Bansos PKH - BPNT Sintang disaksikan langsung Mensos
Baca juga: Warga Sintang sebut kunjungan Jokowi pengobat duka setelah banjir
Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta jajarannya untuk mendirikan lumbung sosial di kawasan rawan bencana termasuk di selatan Pulau Jawa.
"Kita tidak ingin terjadi bencana susulan. Namun, bila itu terjadi, masyarakat yang terputus aksesnya, tidak akan kelaparan,” kata Tri Rismaharini, saat meninjau lumbung sosial di Sekretariat Badan Kerja Sama Antar Daerah (BKAD), di Kecamatan Tebelian Sintang Kalbar, Selasa.
Disampaikan Risma, potensi bencana tidak hanya menimbulkan risiko terjadinya banjir seperti banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem atau kekeringan. Namun, juga bencana lain seperti erupsi atau letusan gunung berapi dan juga retakan tanah sebagaimana terjadi di Pelabuhan Ratu Sukabumi.
Baca selengkapnya: Jajaran Mensos diminta untuk mendirikan lumbung sosial di titik rawan bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Yang jelas nggak boleh untuk rokok, nggak boleh untuk minuman keras. Untuk kebutuhan pokok," kata Risma usai mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi di Jakarta, Senin, yang membahas pengalihan subsidi BBM.
Risma menyampaikan masyarakat akan menerima bantuan sebesar Rp150 ribu sebanyak empat kali, namun Kementerian Sosial akan menyalurkannya dalam besaran Rp300 ribu sebanyak dua kali, dimulai September 2022, melalui PT Pos Indonesia.
Dia mengatakan, penyaluran melalui PT Pos Indonesia untuk mempercepat penyaluran. Dalam hal ini, kata Risma, PT Pos Indonesia memiliki kewajiban mengantar bantuan itu hingga ke rumah masyarakat.
Baca juga: Anak-anak pengungsi bencana Gunung Semeru bernyanyi bersama Mensos Risma
"PT Pos kewajibannya melaporkan kepada saya, foto rumah sama foto dia (penerima) di rumah itu, jadi dokumen lengkap. Data itu bukan by address dan by name saja, tapi ada foto rumah dan kondisi rumahnya. Misal ada komplain, karena misalnya dia lupa sudah menerima, ada fotonya," kata Risma.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah akan memberikan bantuan sebesar Rp24,17 triliun kepada masyarakat sebagai tambahan bantalan sosial atas rencana pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan dari total bantuan sosial Rp25,17 triliun itu, masyarakat akan diberikan tiga jenis bantuan berupa bantalan sosial, yaitu pertama, Bantuan Langsung Tunai untuk 20,65 juta kelompok masyarakat sebesar Rp150 ribu sebanyak 4 kali, dengan total anggaran Rp12,4 triliun.
BLT tersebut akan dibayar Rp300 ribu oleh Kementerian Sosial sebanyak dua kali, melalui berbagai saluran PT Pos Indonesia.
Kemudian kedua, bantuan subsidi upah kepada 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan, sebesar Rp600 ribu yang dibayarkan satu kali dengan anggaran Rp9,6 triliun.
Lalu ketiga, juga akan dilakukan pembayaran oleh pemerintah daerah dengan menggunakan 2 persen dari dana transfer umum yaitu DAU dan DBH sebanyak Rp2,17 T dalam rangka membantu sektor transportasi seperti angkutan umum, ojek dan bahkan nelayan dan tambahan perlindungan sosial.
Baca juga: Pencairan Bansos PKH - BPNT Sintang disaksikan langsung Mensos
Baca juga: Warga Sintang sebut kunjungan Jokowi pengobat duka setelah banjir
Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta jajarannya untuk mendirikan lumbung sosial di kawasan rawan bencana termasuk di selatan Pulau Jawa.
"Kita tidak ingin terjadi bencana susulan. Namun, bila itu terjadi, masyarakat yang terputus aksesnya, tidak akan kelaparan,” kata Tri Rismaharini, saat meninjau lumbung sosial di Sekretariat Badan Kerja Sama Antar Daerah (BKAD), di Kecamatan Tebelian Sintang Kalbar, Selasa.
Disampaikan Risma, potensi bencana tidak hanya menimbulkan risiko terjadinya banjir seperti banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem atau kekeringan. Namun, juga bencana lain seperti erupsi atau letusan gunung berapi dan juga retakan tanah sebagaimana terjadi di Pelabuhan Ratu Sukabumi.
Baca selengkapnya: Jajaran Mensos diminta untuk mendirikan lumbung sosial di titik rawan bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022