Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir mengharapkan ekosistem kesehatan di Indonesia bisa mencapai angka Rp94 triliun atau 25 persen dari pangsa pasar pada tahun 2027.
"Yang terakhir teknologi, kita punya cita-cita di tahun 2027. Ini tentu dorongan bagaimana ekosistem kesehatan ini, bisa mencapai angka Rp94 triliun yaitu 25 persen dari pangsa pasar," kata Erick Thohir saat memberikan sambutan pada acara Peluncuran dan Penyuntikan Perdana Vaksin IndoVac, di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Menteri Erick mengatakan dorongan agar ekosistem kesehatan bisa mencapai angka Rp94 triliun merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh negara ini.
"Ini penting kita lakukan, seperti yang kita alami kejadian minyak goreng. Ketika PTPN secara konsolidasi, kita hanya punya 3 persen. Jadi kalau kita penetrasi market yang tidak seimbang kita tidak kuat. Tetapi dengan kekuatan 25 persen kita insyaallah bisa mengimbangi ini," kata dia.
Baca juga: Maulid jadi momentum untuk akselerasi ekonomi syariah
Baca juga: 555 UMKM binaan BNI tembus platform PaDi BUMN
Dalam sambutannya, Menteri Erick mengatakan selain ketahanan pangan dan ketahanan energi, ketahanan kesehatan menjadi salah satu sektor yang sangat penting untuk Indonesia ke depan.
"Tentu di era yang sangat sedang terjadi, yang bergejolak di dunia saat ini. Penting sekali Indonesia terus bisa mandiri bahkan berdaulat dalam mengisi kemerdekaannya," kata dia.
Seperti peristiwa hari ini, yakni Peluncuran Vaksin IndoVac yang merupakan langkah awal bagi bangsa Indonesia untuk bisa berdaulat di bidang ketahanan kesehatan.
"Bagaimana kita bisa mulai memproduksi Vaksin IndoVac, tetapi tentu ini baru langkah awal karena
kami terus mendorong kerja sama serupa seperti kemarin ditandatangani juga di Inggris dengan Profactor Pharma," kata dia.
Dia mengatakan kerja sama antara Indonesia dengan perusahaan farmasi Inggris, ProFactor Pharma ialah terkait dengan vaksin hemofilia atau untuk kekentalan darah.
"Jadi mirip seperti yang kita lakukan hari ini. Kita kerja sama R&D-nya ( research and development) tetapi tentu lisensi, merknya dan memproduksi di kita. Dengan ProFactor juga sama, kita menandatangani vaksin hemofilia kekentalan darah," kata dia.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mencatat penghematan sedikitnya Rp500 miliar salah satunya didapat dari optimalisasi aset subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) pascamerger perusahaan BUMN itu pada 1 Oktober 2021.
Corporate Secretary SPTP Widyawendra di Surabaya, Kamis, mengatakan, nilai penghematan itu didapat dari sejumlah relokasi peralatan pendukung kepelabuhanan yang dilakukan SPTP, untuk memenuhi kebutuhan minimal peralatan di terminal petikemas.
Wendra panggilan akrabnya, mengatakan, hingga September 2022 SPTP telah merelokasi 3 unit alat angkat petikemas di atas dermaga (quay container crane/QCC), 4 unit alat angkat petikemas di lapangan penumpukan (rubber tyred gantry/RTG).
Baca juga: Pascamerger Pelabuhan Indonesia hemat ratusan miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Yang terakhir teknologi, kita punya cita-cita di tahun 2027. Ini tentu dorongan bagaimana ekosistem kesehatan ini, bisa mencapai angka Rp94 triliun yaitu 25 persen dari pangsa pasar," kata Erick Thohir saat memberikan sambutan pada acara Peluncuran dan Penyuntikan Perdana Vaksin IndoVac, di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Menteri Erick mengatakan dorongan agar ekosistem kesehatan bisa mencapai angka Rp94 triliun merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh negara ini.
"Ini penting kita lakukan, seperti yang kita alami kejadian minyak goreng. Ketika PTPN secara konsolidasi, kita hanya punya 3 persen. Jadi kalau kita penetrasi market yang tidak seimbang kita tidak kuat. Tetapi dengan kekuatan 25 persen kita insyaallah bisa mengimbangi ini," kata dia.
Baca juga: Maulid jadi momentum untuk akselerasi ekonomi syariah
Baca juga: 555 UMKM binaan BNI tembus platform PaDi BUMN
Dalam sambutannya, Menteri Erick mengatakan selain ketahanan pangan dan ketahanan energi, ketahanan kesehatan menjadi salah satu sektor yang sangat penting untuk Indonesia ke depan.
"Tentu di era yang sangat sedang terjadi, yang bergejolak di dunia saat ini. Penting sekali Indonesia terus bisa mandiri bahkan berdaulat dalam mengisi kemerdekaannya," kata dia.
Seperti peristiwa hari ini, yakni Peluncuran Vaksin IndoVac yang merupakan langkah awal bagi bangsa Indonesia untuk bisa berdaulat di bidang ketahanan kesehatan.
"Bagaimana kita bisa mulai memproduksi Vaksin IndoVac, tetapi tentu ini baru langkah awal karena
kami terus mendorong kerja sama serupa seperti kemarin ditandatangani juga di Inggris dengan Profactor Pharma," kata dia.
Dia mengatakan kerja sama antara Indonesia dengan perusahaan farmasi Inggris, ProFactor Pharma ialah terkait dengan vaksin hemofilia atau untuk kekentalan darah.
"Jadi mirip seperti yang kita lakukan hari ini. Kita kerja sama R&D-nya ( research and development) tetapi tentu lisensi, merknya dan memproduksi di kita. Dengan ProFactor juga sama, kita menandatangani vaksin hemofilia kekentalan darah," kata dia.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mencatat penghematan sedikitnya Rp500 miliar salah satunya didapat dari optimalisasi aset subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) pascamerger perusahaan BUMN itu pada 1 Oktober 2021.
Corporate Secretary SPTP Widyawendra di Surabaya, Kamis, mengatakan, nilai penghematan itu didapat dari sejumlah relokasi peralatan pendukung kepelabuhanan yang dilakukan SPTP, untuk memenuhi kebutuhan minimal peralatan di terminal petikemas.
Wendra panggilan akrabnya, mengatakan, hingga September 2022 SPTP telah merelokasi 3 unit alat angkat petikemas di atas dermaga (quay container crane/QCC), 4 unit alat angkat petikemas di lapangan penumpukan (rubber tyred gantry/RTG).
Baca juga: Pascamerger Pelabuhan Indonesia hemat ratusan miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022