Tim dokter forensik melakukan proses autopsi terhadap dua jenazah korban tragedi Kanjuruhan, berinisial NBR (16) dan NDA (13), di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Autopsi dengan proses ekshumasi tersebut mulai dilaksanakan sekira pukul 09.15 WIB diawali dengan penggalian dua makam korban tragedi Kanjuruhan itu.
Ayah dari dua korban tersebut, Devi Athok, menangis saat memasuki tenda, di mana proses autopsi dilakukan oleh tim dokter. Ia kemudian ditenangkan oleh sejumlah rekan-rekan Aremania.
Pada lokasi tersebut, terlihat sejumlah petugas kepolisian berjaga agar pelaksanaan proses autopsi bisa berjalan dengan baik. Selain itu, sejumlah perwakilan dari Aremania turut mengawasi proses autopsi yang dilakukan oleh tim dokter dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur.
Autopsi dilakukan terhadap dua korban tragedi di Stadion Kanjuruhan pasca laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 itu untuk mencari penyebab utama kematian korban.
Baca juga: Korban tragedi Kanjuruhan yang meninggal dunia bertambah
Keduanya dimakamkan di TPU Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Mereka dimakamkan berdampingan dengan ibu mereka yang turut menjadi menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Sebelumnya, Devi Athok sempat tidak mengizinkan dilakukan autopsi terhadap jenazah kedua anaknya. Saat itu, Polda Jawa Timur menyatakan pihak keluarga korban tidak menyetujui proses autopsi.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10) usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3. Kekalahan Arema FC itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke area lapangan.
Akibatnya, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia karena patah tulang, trauma di kepala dan leher, serta asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, ratusan orang mengalami luka ringan hingga luka berat.
Forkopimda Kubu Raya bersama elemen masyarakat lainnya menggelar doa bersama untuk para korban yang meninggal pada tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober 2022 lalu.
"Kami dari Pemerintah Kabupaten Kubu Raya bersama Polres, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Organisasi Kepemudaan, Organisasi Masyarakat, dan suporter Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), kami berdoa bersama melebur menjadi satu, menunjukkan dan membuktikan bahwa kita juga berempati terhadap tragedi Kanjuruhan Malang," kata Wakil Bupati Kabupaten Kubu Raya Sujiwo saat menghadiri doa bersama bagi korban peristiwa Kanjuruhan Malang, di Kubu Raya, Kalbar, Jumat.
Dia juga mengatakan bahwa atas nama pemerintah, memberikan apresiasi setinggi tingginya kepada Kapolres dan jajaran yang telah memprakarsai dan menginisiasi kegiatan ini. Baca selengkapnya: Forkopimda Kubu Raya berdoa untuk korban tragedi Kanjuruhan
Editor : Admin Antarakalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022