Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur mencatat terdapat 164 kejadian bencana alam di daerah itu, selama kurun waktu Januari hingga pertengahan April 2025.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan di Malang, Sabtu, mengatakan dari 164 kejadian bencana tersebut mayoritas terjadi pada Januari 2025 dengan 68 kasus.
"Ada 164 kejadian bencana alam mulai Januari sampai April. Pada Januari ada 68 kejadian, Februari 37 kejadian, Maret 55 kejadian, dan sampai pertengahan ada April empat kejadian," kata Sadono.
Mengutip data dari BPBD setempat, rincian kejadian bencana alam pada Januari 2025, yakni enam peristiwa angin puting beliung, tujuh peristiwa banjir, 20 peristiwa gempa bumi, sembilan pohon tumbang, dan 26 tanah longsor.
Lalu, pada Februari ada delapan peristiwa angin puting beliung, satu peristiwa banjir, 17 peristiwa gempa bumi, empat peristiwa pohon tumbang, dan tujuh peristiwa tanah longsor.
Kemudian, pada Maret terdapat 11 peristiwa angin puting beliung, 26 peristiwa gempa bumi, 10 peristiwa pohon tumbang, dan delapan peristiwa tanah longsor.
"April itu ada tiga gempa bumi dan satu tanah longsor," ucap dia.
Jika diurutkan berdasarkan jenis bencana, maka gempa bumi menjadi peristiwa yang mendominasi dengan total 66 kejadian, diikuti 42 bencana alam tanah longsor, 25 angin puting beliung, 23 pohon tumbang, dan delapan banjir.
Kemudian, dari hasil pemetaan BPBD Kabupaten Malang diketahui bahwa Kecamatan Pujon menjadi wilayah yang paling sering terdampak bencana alam dengan total 12 kejadian.
Belasan kejadian bencana alam itu, meliputi satu angin puting beliung, dua pohon tumbang, dan sembilan tanah longsor.
"Wilayah lain, seperti Kecamatan Singosari ada 10 kejadian. Kemudian, seperti Kecamatan Lawang, Poncokusumo, sama Tirtoyudo ada enam kejadian," ujarnya.
Bencana alam yang melanda wilayah Kabupaten Malang selama Januari hingga pertengahan April 2025 tak sampai menyebabkan korban meninggal dunia.
"Luka-luka ada delapan, satu di Kecamatan Kepanjen dengan empat peristiwa bencana, enam korban di Singosari, dan satu orang di Turun dari yang totalnya ada tiga kejadian bencana," ucap dia.
Bencana alam juga menyebabkan 109 fasilitas umum dan bangunan warga mengalami rusak ringan, 14 rusak sedang dan tujuh rusak berat.
Melihat kondisi yang ada, BPBD setempat memperpanjang status siaga bencana hingga April 2025.
"Berdasarkan rilis BMKG masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi angin kencang dan hujan deras hingga pekan depan," kata dia.