Platform Nusa akan fokus mengembangkan proyek internet generasi ketiga atau web 3.0 selain dari decentralized finance (DeFi), yang merupakan ekosistem aplikasi keuangan berbasis blockchain yang dapat beroperasi tanpa otoritas pusat seperti bank atau institusi keuangan lainnya.

Nusa merupakan rebranding dari Tadpole Finance yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang memang berfokus pada decentralized finance. CEO Nusa Wildan Ramadhan mengatakan, pihaknya memiliki misi yang lebih luas dan menyesuaikan tren serta kebutuhan saat ini.

"Untuk pengembangan bisnis dan penyesuaian visi dan misi baru, Nusa tidak hanya berfokus pada DeFi tapi juga memperluas ranah ke proyek web 3.0 dan lainnya," ujar Wildan dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Wildan menyampaikan, visi Nusa adalah untuk menyediakan layanan web 3.0 yang mudah digunakan oleh pengguna Indonesia maupun global. Visi tersebut akan diwujudkan dalam empat misi utama yaitu, pertama, mengikuti perkembangan teknologi web 3.0 terkini. Kedua, berinovasi menggunakan teknologi blockchain yang dapat digunakan oleh industri lain untuk pengembangan bisnis.

"Kemudian yang ketiga, menciptakan platform Web3 yang sederhana, informatif, dan mudah digunakan. Dan terakhir, menciptakan mekanisme insentif yang sehat bagi komunitas pendukung proyek Nusa," kata Wildan.

Platform Nusa (https://nusa.finance/) siap digunakan sejak 31 Oktober 2022 lalu bersamaan dengan peluncuran beberapa fitur baru di antaranya Swap, Liquidity Provision, dan Farms.

Selain fitur baru, Nusa juga me-rebranding token TAD (lama) menjadi token baru bernama NUSA. Pengguna dapat melakukan migrasi token TAD yang dimiliki menjadi NUSA di platform Nusa. Token NUSA juga dapat dibeli di beberapa exchange seperti PancakeSwap dan Indodax.

Wildan menambahkan, karena berhubungan Web 3.0, ke depannya pihaknya juga akan mengembangkan Non Fungible Token (NFT). Nusa juga tidak menutup kemungkinan juga mengembangkan fitur-fitur lain.

"Ke depannya, Nusa akan mengembangkan berbagai fitur Web3 lainnya seperti NFT marketplace dan mobile apps," ujar Wildan.

Baca juga: Peserta Kartu Prakerja pilih LinkAja sebagai platform keuangan digital
 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pelaku usaha rintisan atau startup untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar semakin banyak usaha tersebut yang tersambung ke platform ekonomi digital.

Menurut Presiden dalam sambutannya saat membuka BUMN Startup Day di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Senin, hal itu menjadi peluang besar karena dari sekitar 65,4 juta UMKM yang ada di Indonesia baru sekitar 19 juta saja yang sudah masuk ke platform digital.

"Yang selalu ini saya sampaikan, kita memiliki 65,4 juta UMKM, tetapi di situ baru 19 juta yang masuk ke platform digital. Sehingga masih ada ruang yang sangat besar untuk kita kerjakan di sana," katanya dalam pembukaan BUMN Startup Day yang juga disiarkan secara langsung oleh kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden. Baca selengkapnya: Startup diminta terus bantu UMKM tersambung ke platform digital

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022