Jakarta (ANTARA) - Sejumlah tempat pengungsian mulai disiapkan petugas untuk menampung sedikitnya 10.295 jiwa korban yang dilaporkan terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin pagi.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Bambang Surya Putra dalam laporan yang diterima di Jakarta, mengatakan bahwa sementara ini tercatat total ada sebanyak 2.735 keluarga atau 10.295 jiwa yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mengkonfirmasi gedung sekolahan menjadi salah satu tempat pengungsian darurat yang disiapkan petugas gabungan, sebagaimana yang ada di Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena.
Dari jumlah total korban terdampak ada sebanyak 207 keluarga atau 816 orang warga terdampak erupsi dari Desa Dulipali, Nobo, Nurabelen, dan Riang Rita Kecamatan Ile Bura. Korban terdampak erupsi dari Desa Dulipali saat ini disebut sedang dievakuasi menuju lokasi pengungsian di gedung sekolah di Desa Lewolaga itu.
Sebanyak 9.479 orang warga dari Desa Pululera, Nawakote, Hokeng Jaya, Boru, dan Boru Kedang di Kecamatan Wulanggitang. Selanjutnya Desa Konga, Kobasoma, Bokang, Wolomatang dan Watowara di Kecamatan Titehena.
Sementara ini menurut keterangan warga dilaporkan ada 10 orang yang meninggal dunia, delapan di antaranya merupakan warga Kecamatan Wulanggitang.
Namun belum ada laporan resmi terkait jumlah korban beserta statusnya, atau dampak kerusakan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki mengingat petugas gabungan masih melakukan pendataan di lapangan, untuk selanjutnya akan segera diumumkan BNPB.
Baca juga: Status tanggap darurat ditetapkan pascaerupsi Lewotobi Laki-Laki di Wulanggitang
Gunung Lewotobi Laki-Laki erupsi pada Senin pagi ini pukul 02.48 WITA. Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi kurang lebih tiga menit lima detik.
Batas zona bahaya untuk aktivitas masyarakat berada pada radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki yang statusnya kini diumumkan meningkat dari level III menjadi level IV (Awas) oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Badan Geologi secara rinci menjabarkan bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi meningkat secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir, sebelumnya pada Jumat (1/11) terjadi erupsi dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500-2.000 meter di puncak. Pada periode ini juga terekam gempa getaran banjir yang terjadi di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Badan Geologi di Desa Pululera, Kecamatan Walanggitang mendapati adanya tumpukan material lava pada bagian timur laut yang pergerakannya sangat lambat, dari citra satelit Sentinel 2 juga terlihat material yang berpotensi menjadi lahar di area utara dan timur kawah Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Baca juga: Delapan orang meninggal dunia akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki
Bahkan terbaru hasil pengukuran petugas menggunakan drone tercatat jarak aliran lava berada di sekitar 4,3 kilometer dari pusat kawah gunung api itu. Pengaruh kemiringan lereng dan suhu lava yang masih tinggi memungkinkan lava dapat bergerak meskipun sangat perlahan.
Di saat yang sama juga tercatat kenaikan gempa vulkanik dalam dan dangkal, yakni sebanyak 119 kali gempa vulkanik dalam, 19 gempa vulkanik dangkal dan 6 kali gempa tremor harmonik yang berlanjut sampai Sabtu (2/11). Sebelumnya jumlah vulkanik dalam rata-rata 10-12 kali dalam sehari. Gempa frekuensi rendah masih terekam pada periode ini mengindikasikan adanya aliran magma menuju permukaan.
Masyarakat yang berada di radius tujuh kilometer atau lebih dekat, juga patut mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Desa Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.
Baca juga: Batas zona bahaya 7 kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-Laki