Indonesia dan Turki memperkuat kerja sama riset, teknologi, dan inovasi melalui penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) sebagai rangkaian dari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu, nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuolu.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menuturkan penandatanganan MoU tersebut bertujuan agar kedua pihak berkontribusi dalam penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki khususnya dalam bidang dan bentuk kerja sama yang disepakati oleh keduanya.

Bidang kerja sama dalam nota kesepahaman itu meliputi pangan dan pertanian, energi dan energi terbarukan, kesehatan dan obat-obatan, teknologi aeronautika, transportasi, maritim, sosial budaya dan humaniora, keahlian teknik dan kecerdasan buatan, teknologi informasi dan komunikasi, serta ilmu pengetahuan multidisiplin.

Ruang lingkup kerja sama itu juga mencakup ilmu pengetahuan, teknologi dan aplikasi antariksa serta infrastruktur pendukung sistem antariksa, penggunaan teknologi dan aplikasi nuklir secara damai, lingkungan dan kehutanan, serta oseanografi, penelitian seismik, dan pengelolaan kawasan pesisir terpadu.

Sedangkan bentuk kerja sama yang disepakati antara lain adalah riset bersama, pengembangan kapasitas, alih teknologi, dan pertukaran informasi dan bahan-bahan ilmiah dan teknologi.

Selain itu, Indonesia dan Turki juga menandatangani empat perjanjian kerja sama lain, yaitu di bidang pertahanan, kehutanan, lingkungan, dan pembangunan, serta dua perjanjian bisnis.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuolu mengatakan seluruh MoU yang ditandatangani tersebut merupakan salah satu bukti nyata hubungan kerja sama bilateral antara Turki dan Indonesia yang makin erat.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan TNI Angkatan Udara (AU) melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mencegah hujan turun saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Teknologi modifikasi cuaca dilakukan sebagai antisipasi atas prediksi terkait potensi hujan di wilayah Bali pada November 2022 yang cukup tinggi sehingga dapat mendukung penyelenggaraan KTT G20 pada 15-16 November 2022.

"Oleh Menko Kemaritiman dan Investasi, BRIN ditunjuk untuk memimpin pelaksanaan operasi TMC dengan dukungan dari BMKG untuk analisa cuaca dan TNI AU untuk armada pesawat," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Handoko mengatakan operasi TMC perlu disiagakan guna mengantisipasi kejadian hujan yang dapat mengganggu bahkan bisa saja membatalkan sejumlah acara dalam perhelatan KTT G20 yang diselenggarakan di ruang terbuka (outdoor). Baca selengkapnya: BRIN kerja sama BMKG memodifikasi cuaca dukung perhelatan KTT G20
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022