Sejumlah pemerintah daerah (Pemda) menyatakan dukungan terhadap program seleksi guru Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN-PPPK), karena dinilai sebagai solusi peningkatan kesejahteraan guru honorer sekaligus memperbaiki ketimpangan kualitas pendidikan di daerah.

“Guru sangat dibutuhkan untuk mendidik calon-calon pemimpin masa depan. Sayangnya, saat ini terjadi kekurangan jumlah guru termasuk di Kota Surabaya. Ketika jumlah guru ini kurang, untuk menciptakan anak-anak bangsa akan terkendala, karena itu Pemerintahan Kota Surabaya, untuk pemenuhan kebutuhan guru, kami melakukan melalui PPPK,” ujar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyatakan akan mendukung penuh pemenuhan kebutuhan guru PPPK yang diyakini mampu menjadi jembatan bagi penciptaan anak-anak berkualitas yang kelak menjadi pemimpin bangsa.

Baca juga: Nadiem Makarim targetkan 600 ribu guru honorer jadi P3K

Ia berharap pemenuhan kebutuhan guru PPPK akan bermanfaat bagi semua, khususnya Kota Surabaya. Berdasarkan Pengumuman Pemerintah Kota Surabaya Nomor 810 Tahun 2022, tahun ini jumlah kebutuhan guru PPPK yang dibuka di wilayah tersebut mencapai 1.513 formasi.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya juga telah mengangkat 883 guru PPPK hasil seleksi tahun 2021.

Dukungan terhadap Program Guru PPPK juga datang dari pemda lain. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berencana menyerahkan surat keputusan (SK) pengangkatan 1.750 Guru PPPK hasil seleksi 2021 tahap 2 tahun 2021 pada Hari Guru Nasional 25 November mendatang.

Sebelumnya, sebanyak 1.669 guru PPPK hasil seleksi 2021 tahap 1 telah menerima SK pengangkatan.

Pemerintah Papua Barat juga segera mengangkat 1.261 guru PPPK yang lulus seleksi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Barat Barnabas Dowansiba menyatakan kekurangan guru merupakan masalah penting. Sebab, untuk membangun pendidikan yang berkualitas di Papua Barat membutuhkan keterlibatan dan peran aktif para guru. “Kalau tidak ada guru, sama saja dan tidak mungkin kita wujudkan generasi bangsa yang berkualitas, tidak mungkin satu guru mengajar ke semua anak,” ujar Dowansiba.

Baca juga: Dsidikbud buka pendaftaran 555 guru P3K di Kalbar pada 2023

Beberapa bulan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat juga mengangkat 1.742 guru PPPK hasil seleksi tahun 2021.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami meminta guru PPPK bekerja profesional untuk mencerdaskan anak. Ia menyatakan akan kembali mengusulkan formasi guru untuk mengikuti seleksi tahun 2022.

Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat dari total kebutuhan lebih dari satu juta formasi tahun 2021, terdapat 506.252 formasi guru PPPK yang diajukan Pemda. Proses seleksi tahun 2021 diikuti oleh 925.637 pelamar. Dari jumlah pelamar tersebut, sebanyak 293.860 guru lulus dan mendapatkan formasi, 193.954 guru lulus, namun tidak dapat formasi, dan 437.823 pelamar tidak lulus.

Tahun 2022, pemerintah kembali membuka seleksi guru PPPK dengan total kebutuhan 781.844 formasi. Hingga Oktober 2022, Pemda baru mengusulkan sebanyak 40,9 persen dari kebutuhan formasi yang ditetapkan. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan pemda adalah anggaran penggajian.

Baca juga: Satono minta 852 guru PPPK yang terima SK semangat mengabdi

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Astera Primanto Bhakti menyatakan Kemenkeu akan menyiapkan anggaran untuk ASN PPPK sebesar Rp 25,74 triliun pada tahun 2023. Pemerintah menargetkan pengangkatan tenaga kerja sebanyak 1,3 juta formasi PPPK pada tahun ini dan tahun depan yang meliputi guru, tenaga kesehatan, dan teknis.

Penggajian PPPK pada 2023 terbagi atas klaster provinsi dan klaster kabupaten/kota. “Penggajian formasi PPPK ini selalu menjadi perhatian kita semua bagaimana kita menyelesaikan masalah PPPK di daerah,” kata Astera beberapa waktu lalu.


Baca juga: 462 guru honorer di Hulu Sungai Tengah gagal tes PPPK
 

Baca juga: Pemkab Kayong Utara berusah perjuangkan tenaga honorer daerah

Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis meminta para guru meningkatkan kualitas diri di era digital dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) peserta didik.

"Peningkatan kapasitas guru di era digital merupakan hal yang sangat penting di mana program digitalisasi sekolah akan didukung dan ditindaklanjuti dengan peningkatan kompetensi guru, khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)," ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Kalimantan Barat, Rabu.

Ia menjelaskan guru merupakan ujung tombak dan penentu keberhasilan program digitalisasi sekolah. Dalam hal ini mempercepat terciptanya SDM yang unggul dan mantap.

“Terlebih sebelumnya kita sempat dihantam kondisi COVID-19. Kondisi itu membuat seorang guru harus mampu dalam menemukan metode atau media yang inovatif agar pembelajaran di era digital dan COVID-19 bisa berjalan dengan seimbang," kata dia.

Pemkab Bengkayang bakal mendukung setiap upaya dalam rangka meningkatkan dan memajukan kualitas SDM di Kabupaten Bengkayang, salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu tenaga pendidik yang sejatinya memiliki tugas sebagai guru sekaligus pembentuk karakter bagi generasi di masa yang akan datang. Baca selengkapnya: Guru Bengkayang diminta tingkatkan kualitas diri di era digital


Baca juga: Pemkab Bogor tambah anggaran gaji PPPK jadi Rp96 miliar

Baca juga: Wakil Bupati Kayong Utara serahkan SK PPPK Non Guru

Baca juga: Bupati Kapuas Hulu usulkan kembali kuota CPNS/PPPK untuk guru agama

Pewarta: Indriani

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022