Pemerintah Kota Beijing menghadapi situasi yang menyulitkan dalam menangani pandemi COVID-19 setelah tiga kasus kematian dalam dua hari berturut-turut berasal dari satu rumah sakit di ibu kota China itu.

Saat ini Beijing berada pada situasi paling kritis dan paling berat dalam memerangi COVID-19, demikian Deputi Direktur Pusat Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing, Liu Xiaofeng, kepada pers, Selasa.

Menurut data Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), di Beijing terdapat lebih dari 2.400 kasus positif COVID-19 pada Jumat (18/11) hingga Senin (21/11).

Lebih dari 500 kasus positif di antaranya ditemukan dari pemeriksaan di kawasan permukiman.

Baca juga: Kasus COVID-19 bertambah 7.893 orang pada Selasa

Baca juga: Vaksin COVID-19 IndoVac buatan dalam negeri diluncurkan

NHC juga mencatat tiga kasus kematian semuanya berasal dari Rumah Sakit Ditan, Beijing, pada Sabtu (19/11) hingga Minggu (20/11).

Kasus kematian menimpa pada perempuan berusia 91 tahun dan pria berusia 88 tahun pada Minggu (20/11) didiagnosis gejala ringan COVID-19 namun dengan penyakit bawaan.

Satu kasus kematian lainnya yang menimpa pria berusia 87 tahun pada Sabtu (19/11) juga mengalami sepsis yang menyertai COVID-19.

Menurut Liu, varian Omicron BF.7 yang sedang mewabah di Beijing berasal dari luar kota itu telah memicu terjadinya klaster baru di panti jompo, lokasi proyek, dan sekolahan di beberapa distrik selain Chaoyang, yakni Changping, Haidian, Fengtai, dan Tongzhou.

Baca juga: Pengiriman iPhone terganggu kebijakan COVID-19

Baca juga: Joko Widodo: Mungkin sebentar lagi pandemi COVID-19 dinyatakan berakhir

Oleh sebab itu, warga Kota Beijing dan siapa pun yang hendak memasuki Ibu Kota diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif dalam 24 jam terakhir.

"Hallo, silakan membawa hasil tes negatif COVID-19 dalam 24 jam terakhir bagi yang hendak menghadiri konferensi pers hari ini," demikian pengumuman Kementerian Luar Negeri China yang diterima ANTARA Beijing, Selasa siang.

Sebanyak 146 dari 316 kasus positif COVID di Beijing pada Senin ditemukan di Distrik Chaoyang.

Liu mengingatkan warga yang tinggal, sekolah, dan bekerja di pusat bisnis, kompleks diplomatik, dan permukiman warga asing terbesar di Beijing itu untuk bekerja atau sekolah secara daring dari rumah.

Ia juga mengingatkan warga Ibu Kota memberikan perlindungan yang memadai kepada para orang tua lanjut usia dan keluarga dari paparan virus.

Baca juga: Ahli Epidemiologi himbau masyarakat lengkapi vaksin COVID-19

Baca juga: Vaksin lengkap penting cegah penularan Covid-19
 

  Warga Kota Beijing, China, diingatkan agar tidak keluar rumah menyusul terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pada Senin (14/11).

"Jangan keluar rumah selama tidak ada keperluan mendesak dan jangan mengunjungi tempat keramaian, makan bersama, dan pesta," demikian peringatan otoritas Kota Beijing, Selasa.

Kalau terpaksa keluar rumah, otoritas memperingatkan warga agar tetap mengenakan masker yang benar, jaga jarak, dan jaga kesehatan.

Otoritas ibu kota China itu pada Senin telah mencatat 257 kasus positif dan 170 kasus tanpa gejala. Sebanyak 48 kasus di antaranya justru ditemukan di tempat tes PCR, demikian otoritas kesehatan Beijing. Baca selengkapnya: Warga Kota Beijing China diingatkan tak keluar rumah

Baca juga: BOR RS dan tingkat penularan COVID-19 meningkat

Baca juga: Pemerintah diingatkan edukasi masyarakat terkait masuknya varian XBB COVID -19
 

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022