Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat menyajikan berbagai menu khas bagi para delegasi Brunai Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), seperti masakan ikan kakap asam pedas, ikan kakap rujak, capcay dan lainnya.

"Kami bersyukur bisa duduk bersama dan menikmati makan kali ini dengan tamu undangan sekalian secara tatap muka, atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Pontianak, saya ucapkan selamat datang di Kota Khatulistiwa, Pontianak," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono dalam pidato berbahasa Inggris dalam menyambut para delegasi yang tiba di Kota Pontianak untuk menghadiri 25th BIMP-EAGA Ministerial Meeting, di Pontianak, Jumat.

Pemkot Pontianak menjamu makan para tamu delegasi BIMP EAGA di Gedung Pontianak Convention Center (PCC), jamuan makan malam yang disajikan bagi para tamu dari empat negara yang tergabung dalam BIMP-EAGA ini, menyajikan berbagai menu khas bagi para delegaasi seperti masakan ikan kakap asam pedas, ikan kakap rujak, capcay dan lainnya.

Ia mengemukakan sebuah kehormatan bagi Kota Pontianak dan masyarakatnya dapat menjamu makan malam bagi para tamu negara. Terlebih pandemi COVID-19 telah mengingatkan semua betapa berharganya kesempatan untuk dapat makan bersama, berbincang secara langsung satu sama lain.

Kepada para tamu, ia memaparkan kondisi geografis Kota Pontianak dan kehidupan masyarakatnya. Sungai Kapuas menjadi sebuah kebanggaan bagi ibukota Provinsi Kalimantan Barat ini yang menawarkan kehidupan sungai yang menarik dan unik untuk dapat dinikmati sebagai tujuan rekreasi para pengunjung. Para tamu dipersilakannya untuk menghabiskan waktu luang setelah rapat pertemuan usai untuk mengeksplorasi dan menikmati suasana Kota Pontianak.

"Anda dapat berjalan di promenade, menyusuri sungai dengan kapal wisata melihat kehidupan masyarakat tepian sungai, mempelajari sejarah Pontianak di Kesultanan Kadriah dan Masjid Agung Jami serta menikmati masakan khas kota ini," katanya.

Sebagai Ibu Kota Provinsi Kalbar, Kota Pontianak memiliki peran strategis sebagai jembatan penghubung tidak hanya antar kota di Kalbar dan Indonesia, tapi juga dengan negara tetangga, yaitu Malaysia dan Brunai Darussalam.

Berkaitan dengan tema pertemuan BIMP-EAGA tahun ini, yakni "Mendukung Daya Saing dan Ketahanan Iklim", menurutnya tema itu sejalan dengan visi Kota Pontianak untuk mewujudkan kota yang ramah lingkungan, cerdas dan bermartabat dengan masyarakat yang makmur, kreatif dan memiliki daya saing. Semangat itu diimplementasikan melalui upaya meningkatkan daya saing serta menjaga keberlanjutan lingkungan.

"Dengan semakin meningkatnya risiko terkait iklim, maka penting bagi kita untuk semakin memperkuat kerja sama meningkatkan adaptasi dan mitigasi risiko iklim sekaligus meningkatkan resiliensi," katanya.

Wali Kota menilai, perubahan iklim meningkatkan kerentanan di Kota Pontianak. Cuaca yang semakin ekstrim menyebabkan kota ini menjadi rentan terhadap banjir di musim hujan, dan rentan terhadap kebakaran lahan di musim kemarau. Dengan kondisi demikian, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan tata kelola lingkungan serta terus meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.

"Saya percaya, melalui pertemuan bergengsi ini, kita semua dapat belajar dari satu sama lain, di bawah satu kesatuan BIMP-EAGA untuk mewujudkan pembangunan yang baik bagi bumi dan manusia," kata Edi Rusdi Kamtono.

Pejabat setingkat menteri yang diundang dari empat negara antara lain dari Indonesia yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, kemudian dari Brunai Darussalam ada Minister at the Prime Minister’s Office and Minister of Finance and Economy II Ministry of Finance and Economy Dato Seri Setia Dr Awang Haji Mohd Amin Liew Bin Abdullah.

Kemudian dari Malaysia Minister in the Prime Minister Department (Economic) Prime Minister’s Department Dato’ Sri Mustapa Bin Mohamed. Selanjutnya dari Filipina ada Chairman Mindanao Development Authority Sec Maria Belen S Acosta.

Kerja sama ekonomi sub-regional BIMP-EAGA yang didirikan 1994 melibatkan empat negara anggota yaitu Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina. Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah yang berdekatan secara geografis.



 

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022