Sebanyak 554 Nelayan di Kabupaten Kayong Utara mendapatkan bantuan mesin yang menggunakan bahan bakar gas dari anggota DPR Dapil Kalimantan Barat Maman Abdurahman yang bekerjasama dengan Pertamina untuk menghemat operasional nelayan saat melaut.
Dengan menggunakan bahan bakar gas, nelayan bisa menghemat hingga Rp265.000 dalam sekali saat menangkap ikan di laut.
"Kalau menggunakan gas itu satu tabung gas melon bisa mencapai 3 jam perjalanan. Kalau menggunakan minyak solar itu bisa mencapai 20 liter kalau perjalanan hingga 3 jam, tentu ini sangat berbeda jauh biaya yang dikeluarkan oleh nelayan," kata salah satu nelayan Pulau Maya Fendi saat di hubungi di Sukadana, Senin.
Menurutnya, ditengah nelayan kesulitan mendapatkan BBM ketika mencari ikan di laut, konversi gas merupakan langkah inovatif yang langsung dirasakan manfaatnya oleh nelayan di daerah kepulauan tersebut.
"Biasanya kami kesulitan mendapatkan solar, kalau pun ada itu harganya sangat mahal.Jadi kalau ada mesin berbahan bakar gas ini tentunya sangat membantu dan sangat menghemat biaya pengeluaran kami," kata dia.
Ia pun berharap agar ada penambahan kouta bantuan mesin BBG untuk nelayan kedepannya bisa agar problem solving yang terjadi di daerah kepulauan bisa teratasi.
"Saat ini, untuk daerah kepulauan ada di Desa Dusun Besar dan Desa Dusun kecil yang mendapatkan mesin BBG itu sebanyak 68 orang nelayan dan di Desa Pelapis ada 92 orang yang mendapatkan bantuan tersebut" kata dia.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Neis Zulika menuturkan, program konversi BBM ke BBG bagi nelayan sangat berdampak positif bagi kesejahteraan nelayan khususnya nelayan di sekitar kepulauan terutama kelangkaan BBM yang selama ini dikeluhkan nelayan bisa teratasi dengan inovasi yang ada.
"Tentu sangat hemat jika menggunakan gas ini, jauh dibanding dengan minyak, bisa, kita berharap ada bantuan lagi untuk nelayan lain yang belum kebagian," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Dengan menggunakan bahan bakar gas, nelayan bisa menghemat hingga Rp265.000 dalam sekali saat menangkap ikan di laut.
"Kalau menggunakan gas itu satu tabung gas melon bisa mencapai 3 jam perjalanan. Kalau menggunakan minyak solar itu bisa mencapai 20 liter kalau perjalanan hingga 3 jam, tentu ini sangat berbeda jauh biaya yang dikeluarkan oleh nelayan," kata salah satu nelayan Pulau Maya Fendi saat di hubungi di Sukadana, Senin.
Menurutnya, ditengah nelayan kesulitan mendapatkan BBM ketika mencari ikan di laut, konversi gas merupakan langkah inovatif yang langsung dirasakan manfaatnya oleh nelayan di daerah kepulauan tersebut.
"Biasanya kami kesulitan mendapatkan solar, kalau pun ada itu harganya sangat mahal.Jadi kalau ada mesin berbahan bakar gas ini tentunya sangat membantu dan sangat menghemat biaya pengeluaran kami," kata dia.
Ia pun berharap agar ada penambahan kouta bantuan mesin BBG untuk nelayan kedepannya bisa agar problem solving yang terjadi di daerah kepulauan bisa teratasi.
"Saat ini, untuk daerah kepulauan ada di Desa Dusun Besar dan Desa Dusun kecil yang mendapatkan mesin BBG itu sebanyak 68 orang nelayan dan di Desa Pelapis ada 92 orang yang mendapatkan bantuan tersebut" kata dia.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Neis Zulika menuturkan, program konversi BBM ke BBG bagi nelayan sangat berdampak positif bagi kesejahteraan nelayan khususnya nelayan di sekitar kepulauan terutama kelangkaan BBM yang selama ini dikeluhkan nelayan bisa teratasi dengan inovasi yang ada.
"Tentu sangat hemat jika menggunakan gas ini, jauh dibanding dengan minyak, bisa, kita berharap ada bantuan lagi untuk nelayan lain yang belum kebagian," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022