Batik bertema Piala Dunia 2022 yang secara khusus dibuat dan dipamerkan dalam eksibisi di kompleks kebudayaan Katara, Doha, berhasil memukau keluarga Kerajaan Qatar yang sempat mengunjungi pameran tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Direktur Batik House Indonesia, Venny Alamsyah, yang bertindak sebagai kurator untuk pameran The Exotic Indonesian Batik Heritage Exhibiton di Galeri 1 Gedung 47 Katara, Minggu.
"Ada satu pengunjung dari keluarga kerajaan, yang dia sangat tertarik dengan itu (batik bertema Piala Dunia 2022 Qatar -red)," kata Venny.
Baca juga: Durian Senggayong dan Ketukung jadi batik khas KKU
Baca juga: Peragaan busana batik WNI disambut hangat media Taiwan
Selain tentunya tulisan "FIFA World Cup Qatar 2022" dan trofi Piala Dunia, batik tersebut juga bersematkan berbagai aksen khas Qatar.
Beberapa motif khas Qatar itu adalah dallah atau teko yang menjadi monumen di kawasan Corniche, kerang bermutiara yang menjadi ikon kawasan The Pearl, burung alap-alap atau falcon, hingga bangunan kompleks kebudayaan Katara, yang mengelilingi siluet orang-orang bermain sepak.
Baca juga: AHASS Kalbar tawarkan promo spesial servis di Hari Batik Nasional
Venny menjelaskan bahwa batik bertema Piala Dunia 2022 itu menghabiskan sedikitnya 7-8 bulan masa pengerjaan hingga akhirnya bisa diboyong dan dipamerkan langsung di Qatar.
Menurut Venny ia bahkan sampai harus menegaskan bahwa kain batik bertema Piala Dunia 2022 Qatar tersebut tidak dijual karena anggota keluarga Kerajaan Qatar yang menyambangi pameran sangat tertarik untuk memilikinya.
"Padahal saya menyebutkan angka yang kalau dikonversi ratusan juta rupiah, dia malah bilang kok murah untuk ukuran pekerjaan 7-8 bulan. Mereka banyak-banyak nanya, sampai saya jawab ini bukan untuk kita jual," ujar Venny.
Baca juga: Tampil cantik padu-padan gaya favorit dengan batik
Selain menampilkan sekira 42 lembar kain batik dari berbagai daerah di Nusantara, eksibisi itu juga menyajikan pengalaman interaktif berupa kesempatan mencoba menggunakan alat cap batik maupun canting untuk batik tulis.
Venny mengungkapkan bahwa pada hari kedua pameran, Jumat (2/12), sebuah keluarga anggora Kerajaan Qatar sempat pula membawa keempat anak mereka untuk belajar banyak tentang batik di eksibisi tersebut.
"Itu empat mereka di-encourage oleh orang tuanya supaya belajar ini, belajar itu. Dan orang tuanya senang anaknya bisa melakukan hal baru, ya mungkin orang-orang kaya ya, sangat menghargai pengalaman. Mereka cukup lama di sini, hampir 45 menit," kata Venny.
Baca juga: Batik Tongmar juara favorit lomba cipta motif kain khas Kalbar 2021
Eksibisi batik di Galeri 1 Gedung 47 Katara berlangsung sejak Kamis (1/12) yang dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Pembukaan tersebut dihadiri pula oleh CEO Katara Cultural Foundations Khalid As Sulaiti dan Duta Besar RI untuk Qatar Ridwan Hassan.
Pameran tersebut menjadi salah satu ajang promosi kebudayaan Indonesia selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar, setelah sebelumnya Kedutaan Besar RI Doha juga mengakomodasi pentas bagi Saung Angklung Udjo di kompleks kebudayaan Katara.
The Exotic Indonesian Batik Heritage Exhibiton dijadwalkan masih berlangsung hingga 8 Desember mendatang setiap harinya pukul 10.00 hingga 22.00 waktu Doha.
Batik tulis dengan motif Tiga Penjuru yang menjadi simbol keberagaman karya pembatik asal Kota Singkawang, Priska Yeniriatno saat ini mulai diminati pelanggan bahkan bukan hanya lokal namun dari luar Provinsi Kalimantan Barat.
"Bersyukur kondisi penjualan batik kami mulai pulih dalam dua bulan terakhir setelah kasus COVID-19 mulai mereda. Menariknya untuk motif Tiga Penjuru ini suka dibeli dari pelanggan di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta dan lainnya. Saya juga heran," ujarnya saat di Singkawang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa motif tiga penjuru yang menunjukkan tiga pintu masuk ke Singkawang dan sekaligus sebagai simbol keberagaman suku mulai Melayu, Tionghoa dan Dayak.
"Masing - masing di penjuru untuk masuk ke Kota Singkawang itu memiliki karakteristik seperti di arah pesisir itu identik dengan Melayu, kalau timur Tionghoa dan Dayak serta untuk barat urban. Jadi motif ini menceritakan keberagaman," jelas dia.Baca selengkapnya: Batik tulis Tiga Penjuru Kota Singkawang jadi simbol keberagaman
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Direktur Batik House Indonesia, Venny Alamsyah, yang bertindak sebagai kurator untuk pameran The Exotic Indonesian Batik Heritage Exhibiton di Galeri 1 Gedung 47 Katara, Minggu.
"Ada satu pengunjung dari keluarga kerajaan, yang dia sangat tertarik dengan itu (batik bertema Piala Dunia 2022 Qatar -red)," kata Venny.
Baca juga: Durian Senggayong dan Ketukung jadi batik khas KKU
Baca juga: Peragaan busana batik WNI disambut hangat media Taiwan
Selain tentunya tulisan "FIFA World Cup Qatar 2022" dan trofi Piala Dunia, batik tersebut juga bersematkan berbagai aksen khas Qatar.
Beberapa motif khas Qatar itu adalah dallah atau teko yang menjadi monumen di kawasan Corniche, kerang bermutiara yang menjadi ikon kawasan The Pearl, burung alap-alap atau falcon, hingga bangunan kompleks kebudayaan Katara, yang mengelilingi siluet orang-orang bermain sepak.
Baca juga: AHASS Kalbar tawarkan promo spesial servis di Hari Batik Nasional
Venny menjelaskan bahwa batik bertema Piala Dunia 2022 itu menghabiskan sedikitnya 7-8 bulan masa pengerjaan hingga akhirnya bisa diboyong dan dipamerkan langsung di Qatar.
Menurut Venny ia bahkan sampai harus menegaskan bahwa kain batik bertema Piala Dunia 2022 Qatar tersebut tidak dijual karena anggota keluarga Kerajaan Qatar yang menyambangi pameran sangat tertarik untuk memilikinya.
"Padahal saya menyebutkan angka yang kalau dikonversi ratusan juta rupiah, dia malah bilang kok murah untuk ukuran pekerjaan 7-8 bulan. Mereka banyak-banyak nanya, sampai saya jawab ini bukan untuk kita jual," ujar Venny.
Baca juga: Tampil cantik padu-padan gaya favorit dengan batik
Selain menampilkan sekira 42 lembar kain batik dari berbagai daerah di Nusantara, eksibisi itu juga menyajikan pengalaman interaktif berupa kesempatan mencoba menggunakan alat cap batik maupun canting untuk batik tulis.
Venny mengungkapkan bahwa pada hari kedua pameran, Jumat (2/12), sebuah keluarga anggora Kerajaan Qatar sempat pula membawa keempat anak mereka untuk belajar banyak tentang batik di eksibisi tersebut.
"Itu empat mereka di-encourage oleh orang tuanya supaya belajar ini, belajar itu. Dan orang tuanya senang anaknya bisa melakukan hal baru, ya mungkin orang-orang kaya ya, sangat menghargai pengalaman. Mereka cukup lama di sini, hampir 45 menit," kata Venny.
Baca juga: Batik Tongmar juara favorit lomba cipta motif kain khas Kalbar 2021
Eksibisi batik di Galeri 1 Gedung 47 Katara berlangsung sejak Kamis (1/12) yang dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Pembukaan tersebut dihadiri pula oleh CEO Katara Cultural Foundations Khalid As Sulaiti dan Duta Besar RI untuk Qatar Ridwan Hassan.
Pameran tersebut menjadi salah satu ajang promosi kebudayaan Indonesia selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar, setelah sebelumnya Kedutaan Besar RI Doha juga mengakomodasi pentas bagi Saung Angklung Udjo di kompleks kebudayaan Katara.
The Exotic Indonesian Batik Heritage Exhibiton dijadwalkan masih berlangsung hingga 8 Desember mendatang setiap harinya pukul 10.00 hingga 22.00 waktu Doha.
Batik tulis dengan motif Tiga Penjuru yang menjadi simbol keberagaman karya pembatik asal Kota Singkawang, Priska Yeniriatno saat ini mulai diminati pelanggan bahkan bukan hanya lokal namun dari luar Provinsi Kalimantan Barat.
"Bersyukur kondisi penjualan batik kami mulai pulih dalam dua bulan terakhir setelah kasus COVID-19 mulai mereda. Menariknya untuk motif Tiga Penjuru ini suka dibeli dari pelanggan di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta dan lainnya. Saya juga heran," ujarnya saat di Singkawang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa motif tiga penjuru yang menunjukkan tiga pintu masuk ke Singkawang dan sekaligus sebagai simbol keberagaman suku mulai Melayu, Tionghoa dan Dayak.
"Masing - masing di penjuru untuk masuk ke Kota Singkawang itu memiliki karakteristik seperti di arah pesisir itu identik dengan Melayu, kalau timur Tionghoa dan Dayak serta untuk barat urban. Jadi motif ini menceritakan keberagaman," jelas dia.Baca selengkapnya: Batik tulis Tiga Penjuru Kota Singkawang jadi simbol keberagaman
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022