Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan komitmen untuk mengawasi harga Set Top Box (STB) di pasaran agar tidak melambung tinggi seiring dimulainya migrasi ke siaran TV digital di provinsi itu.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Selasa, mengingatkan pelaksanaan analog switch off (ASO) atau penghentian siaran TV analog di wilayah provinsi yang dipimpinnya dilakukan secara bertahap mulai Selasa ini

"Mulai pukul 24.00 WIB dini hari nanti, penghentian siaran TV analog resmi diberlakukan di wilayah Jatim I, yaitu Kota Surabaya, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Kota dan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Bangkalan, Gresik, Lamongan dan Jombang," katanya .

Dengan begitu, kata dia, masyarakat yang berdomisili di wilayah Jawa Timur 1 tidak dapat menonton seluruh siaran analog TV lokal maupun nasional per tanggal 21 Desember 2022 pukul 01.00 WIB.

Khofifah, yang saat ini sedang melakukan lawatan kerja di Malaysia, menjelaskan pelaksanaan ASO merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Baca juga: 98 persen masyarakat siap beralih ke TV digital

Baca juga: ANTARA pasang TV Robot di Bandara Supadio Pontianak perluas jaringan distribusi

Sedangkan pelaksanaannya yang secara bertahap merupakan pertimbangan kesiapan infrastruktur siaran TV digital dan ketersediaan Set Top Box (STB) di masyarakat.

Walau berganti menjadi siaran TV digital, Mantan Menteri Sosial itu memastikan masyarakat masih bisa menikmati siaran TV lokal dan nasional secara gratis tanpa membutuhkan kuota internet dengan menambahkan perangkat STB yang dapat diperoleh di toko elektronik terdekat.

Guna menyukseskan program pemerintah pusat tersebut, Gubernur Khofifah mengajak kesiapan seluruh pihak, provider atau penyelenggara siaran, Dinas Komunikasi dan Informasi di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, penyelenggara multipleksing, produsen dan pedagang STB, hingga masyarakat sebagai penikmat siaran TV digital.

"Semua elemen harus bersinergi, misalnya para penyedia siaran TV harus sudah siap. Kemudian Diskominfo di tingkat provinsi, kabupaten/ kota juga harus terus sosialisasi ke masyarakat. Kita juga harus memantau ketersediaan STB di pasaran, jangan sampai harganya melambung karena permintaan yang tinggi," ujar dia.

Gubernur Khofifah menandaskan fokus utama penghentian siaran TV analog adalah untuk menuju era baru digitalisasi komunikasi dan informasi di Indonesia. Tujuannya untuk peningkatan kualitas dan variasi konten televisi di masyarakat.

"Maka dari itu, kenyamanan dan ketenangan masyarakat dalam menikmati siaran TV harus menjadi prioritas semua pihak. Sebelum Jatim sudah ada wilayah lain di Indonesia yang telah melakukan ASO. Saya harap masyarakat Jatim bisa mendukung penuh program pemerintah pusat ini. Mari wujudkan Jatim yang melek digital. Demi Jatim yang lebih maju di masa depan," kata Khofifah.

Baca juga: Penyaluran bantuan STB harus tepat sasaran

Baca juga: Telkomsel sediakan kesempatan nonton gratis MotoGP dan berwisata ke Lombok

 

Baca juga: Tahap satu sudah dimulai, masyarakat Kalbar diigatkan segera beralih ke TV Digital

Akademisi dari Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta Ari Mintarti menilai persiapan talenta untuk produksi siaran televisi digital penting, menyusul dilaksanakannya program nasional analog switch-off (ASO) yang dilakukan bertahap saat ini.

"Harapannya, transisi siaran televisi digital ini dapat segera diikuti dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastrukturnya," kata Ari saat dihubungi ANTARA pada Rabu.

Lebih lanjut, Ketua Jurusan Penyiaran STMM "MMTC" Yogyakarta itu mengatakan, jika ditinjau dari sisi persiapan talenta, civitas akademi khususnya yang bergelut dalam pengajaran multimedia dan penyiaran (broadcasting) seperti STMM MMTC pun memiliki peran yang penting. Baca selengkapnya: Pentingnya talenta untuk produksi siaran TV digital


Baca juga: Provinsi Kaltim segera beralih ke siaran televisi digital

Baca juga: Malware Trojan mengintai lewat nonton gratis film James Bond
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022