Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) berkomitmen melindungi orang utan melalui kerja sama dengan Yayasan Arsari  mengembangkan pusat suaka di Pulau Kalawasan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan pengembangan pusat suaka orang utan itu bertujuan untuk menyediakan tempat perlindungan orang utan jantan dewasa.

“Orang utan merupakan salah satu spesies endemik Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Meskipun kawasan IKN bukanlah habitat alami dari orang utan, tapi kami sangat berkomitmen untuk mendukung perlindungan bagi orang utan,” ujar dia dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kalbar siap hadapi transformasi pertanian dampak IKN

Pusat suaka orang utan tersebut memberikan fasilitas dan pengelolaan yang memenuhi prinsip kesejahteraan satwa terutama bagi orang utan yang telah ditetapkan tidak dapat dilepasliarkan ke habitat alaminya karena alasan tertentu.

Bambang menuturkan pengembangan pusat suaka orang utan itu menjadikan Ibu Kota Nusantara sebagai pusat pemerintahan yang sangat memperhatikan lingkungan.

Ia menambahkan bahwa komitmen bersama antara Otorita IKN dan Yayasan Arsari tidak hanya dalam pengembangan pusat suaka orang utan, tapi juga dalam mewujudkan IKN Forest City sebagai model pembangunan kota yang fokus terhadap netralitas karbon, keanekaragaman hayati, dan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

“Kami sangat membuka diri untuk bekerjasama dengan lembaga pemerhati lingkungan baik yang berskala internasional maupun nasional untuk bersama-sama menjaga lingkungan di wilayah IKN dan sekitarnya,” ucap Bambang.

Konsep kota hutan atau forest city yang dikembangkan di Ibu Kota Nusantara merupakan langkah Indonesia untuk melakukan mitigasi perubahan iklim.

Baca juga: Kemenkes siapkan fasilitas kesehatan di IKN

Sebesar 65 persen wilayah Ibu Kota Nusantara akan menjadi hutan tropis melalui reforestasi, sebesar 10 persen menjadi area taman dan produksi pangan, dan 25 persen untuk area kota.

Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Catrini Pratihari Kubontubuh mengatakan bahwa kerja sama dengan Otorita IKN dalam pengembangan pusat suaka orang utan di Pulau Kalawasan akan sangat bermanfaat bagi keberadaan orang utan yang merupakan kekayaan hayati Indonesia.

“Tentunya, hal ini juga akan menguatkan komitmen IKN sebagai forest city,” kata Catrini.

Pusat suaka orang utan tersebut berjarak kurang lebih 10 kilometer dari Titik Nol Nusantara. Tempat itu diharapkan bisa membantu mengurangi beban berupa biaya dan resiko fisik dari keberadaan orang utan jantan dewasa berpipi lebar di berbagai pusat rehabilitasi atau reintroduksi orang utan.

Tak hanya itu, keberadaan orang utan di pulau yang dijadikan sebagai habitatnya diharapkan lebih terjamin kualitas hidup mereka. Pulau-pulau di sekitarnya diharapkan lebih terjaga ekosistemnya, sehingga menjadi tempat perkembangbiakan hewan-hewan laut yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.

Baca juga: Pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara sudah berjalan sesuai tahapan
 

Keunikan perilaku orang utan yang  tinggal di Kawasan Taman Nasional Gunung Palung, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat memiliki keunikan tersendiri yang, menjadi daya tarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap hewan mamalia yang memiliki nama latin pongo pygmaeus, tersebut.

Kepala Unit pengelolaan stasiun riset Cabang Panti Taman Nasional Gunung Palung Endro Setiawan mengatakan hal yang menarik dari orang utan karena memiliki  sistem reproduksi  yang sangat unik sekali, yaitu hanya mengandung dan melahirkan 6- 9 tahun sekali, padahal orang utan betina dan jantan sering melakukan perkawinan usai melahirkan.

Selain itu usia kandungan hewan mamalia yang satu ini, juga memiliki kemiripan dengan manusia yaitu berkisar 9 bulan 10 hari lamanya.
  
“Padahal mereka tidak seperti kita ada program KB, yang bisa kita rencanakan kapan kita ingin memiliki anak. Sehingga hal itu pun mempengaruhi  populasi orang utan yang grafis nya cenderung lamban,” kata Endro saat dihubungi di Sukadana, Senin. Baca selengkapnya: Keunikan orang utan jadi daya tarik peneliti

 

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023