Pemkot Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat mendorong seluruh semua pihak berperan aktif dalam penanggulangan tuberkulosis atau TBC melalui sinergi, komunikasi dan kolaborasi yang melibatkan unsur pemerintah maupun swasta.
“Baik unsur pemerintah maupun swasta mari terus melakukan komunikasi, kolaborasi dan berperan aktif dalam setiap kegiatan penanggulangan TBC di daerah ini,” ujar Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan usai pertemuan dengan Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring District Public-Private Mix (DPPM) untuk optimalisasi pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Layanan TBC yang digelar Yayasan Bina Asri SSR TB Komunitas Kota Pontianak di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan sejauh ini berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak untuk akselerasi eliminasi tuberkulosis di antaranya dilakukan kegiatan penemuan terduga tuberkulosis, baik secara pasif maupun penemuan kasus aktif.
"Tidak luput pula keterlibatan dari teman-teman komunitas terutama Bina Asri yang telah melakukan surveilans aktif dalam kegiatan investigasi kontak, pendampingan minum obat terhadap pasien TBC, pelacakan terhadap penderita TBC yang mangkir serta penyuluhan dan edukasi, baik secara langsung maupun melalui kader-kader program TBC," jelas dia.
Ia mengatakan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 pelayanan kesehatan orang terduga Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Di Kota Pontianak sesuai dengan SPM, target penemuan terduga TBC pada 2022 adalah sebesar 10.321 orang. Sedangkan capaian orang terduga TBC di Kota Pontianak yang ditemukan sebanyak 9.733 orang atau 90,11 persen.
"Masih ada selisih dari target capaian sebesar 588 orang atau 9,89 persen. Ke depan upaya Pemkot Pontianak mendorong semua pihak aktif penanggulangan TBC terus digencarkan," terang Bahasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
“Baik unsur pemerintah maupun swasta mari terus melakukan komunikasi, kolaborasi dan berperan aktif dalam setiap kegiatan penanggulangan TBC di daerah ini,” ujar Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan usai pertemuan dengan Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring District Public-Private Mix (DPPM) untuk optimalisasi pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Layanan TBC yang digelar Yayasan Bina Asri SSR TB Komunitas Kota Pontianak di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan sejauh ini berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak untuk akselerasi eliminasi tuberkulosis di antaranya dilakukan kegiatan penemuan terduga tuberkulosis, baik secara pasif maupun penemuan kasus aktif.
"Tidak luput pula keterlibatan dari teman-teman komunitas terutama Bina Asri yang telah melakukan surveilans aktif dalam kegiatan investigasi kontak, pendampingan minum obat terhadap pasien TBC, pelacakan terhadap penderita TBC yang mangkir serta penyuluhan dan edukasi, baik secara langsung maupun melalui kader-kader program TBC," jelas dia.
Ia mengatakan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 pelayanan kesehatan orang terduga Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Di Kota Pontianak sesuai dengan SPM, target penemuan terduga TBC pada 2022 adalah sebesar 10.321 orang. Sedangkan capaian orang terduga TBC di Kota Pontianak yang ditemukan sebanyak 9.733 orang atau 90,11 persen.
"Masih ada selisih dari target capaian sebesar 588 orang atau 9,89 persen. Ke depan upaya Pemkot Pontianak mendorong semua pihak aktif penanggulangan TBC terus digencarkan," terang Bahasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023