Saya mengajak seluruh jajaran, instansi pemerintah, swasta dan segenap masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, ajak Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo.

"Karena sebagian besar kondisi lahan di Kabupaten Ketapang berupa gambut yang potensial menyebabkan kebakaran akan meluas secara cepat dan menimbulkan kabut asap," jelas Sekda saat menjadi Inspektur Upacara Apel Gabungan Kesiapsiagaan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Halaman Kantor Bupati Ketapang, Jumat.

Sekda menegaskan pengendalian hutan dan lahan adalah tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun swasta. Sehingga keberhasilan dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan sangat tergantung dari peran aktif serta komitmen para pihak terkait.

"Kita perlu menyusun strategi yang lebih efektif dalam penanganannya di lapangan. Oleh karena itu, semua pihak kita libatkan untuk meminimalisir kejadian baik itu karhutla maupun bencana alam lainnya," tutur Sekda.

Sekda mengungkapkan bahwa Ketapang menjadi wilayah yang paling rentan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Bahkan pada Januari hingga Februari 2023 saja, telah terjadi kebakaran hutan dan lahan seluas 8.4 Hektar.

"Sebab itu upaya pencegahan kita lakukan semaksimal mungkin dan kepada seluruh petugas yang tergabung dalam satgas penanganan Karhutla di Ketapang. Saya minta semuanya agar tetap siaga dan memastikan peralatan sudah siap siaga setiap saat," pesan Sekda. 

Terkait apel gabungan ini merupakan kerangka partisipatif antara Pemerintah Daerah. Kemudian organisasi masyarakat dan masyarakat lokal secara umum melalui revitalisasi kearifan lokal. Serta pengintegrasian teknologi modern dalam pengendalian dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: Kubu Raya memiliki 70 persen lahan tanah gambut rawan Karhutla

Pewarta: Subandi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023