Status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), masih siaga level III setelah hampir lima pekan erupsi.

"Kami masih memantau terjadinya guguran lava dari puncak kawah dan mengarah ke sejumlah kali," sebut Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang Yudia P Tatipang di Manado, Senin.

Luncuran lava pijar yang mengarah ke sejumlah kali tersebut bergerak dengan jarak yang berbeda.

Hasil laporan aktivitas vulkanik pukul 00.00 hingga 06.00 WITA, kata Yudia, secara visual gunung jelas hingga kabut dengan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.

Sementara guguran lava mengarah ke kali Barang sekitar 1.800 meter, kali Timbelang, Beha Barat, lebih kurang 750 meter hingga 1.750 meter, sementara ke arah kali Batu Awang dan kali Kahetang sekitar 700 meter hingga 2.000 meter.

Baca juga: Gunung Kerinci kembali erupsi pada Kamis selama 13 menit

Aktivitas kegempaan terekam hibrid/fase sejumlah satu kali dengan amplitudo 17 milimeter, S-P: 0 detik, durasi 13 detik. Terekam tremor menerus (microtremor) dengan amplitudo 0,5 hingga 18 milimeter (dominan dua milimeter).

"Seismik didominasi gempa guguran," katanya.

Yudia terus berharap warga pengunjung ataupun wisatawan mematuhi radius bahaya Gunung Karengetang agar terhindari dari bahaya vulkanik dari salah satu gunung api aktif di Sulawesi Utara tersebut.

Gunung Karangetang erupsi dengan tipe efusif (leleran lava) pada 8 Februari 2023 lalu setelah terjadi peningkatan aktivitas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kemudian menaikkan statusnya dari waspada level II menjadi siaga level III.

Baca juga: Gunung Marapi di Sumbar lontarkan abu setinggi 800 meter
 

Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Irjen (Pol) Suryanbodo Asmoro memimpin apel pengecekan sarana dan prasarana dalam rangka antisipasi bencana alam tahun 2022 di wilayah hukum Polda Kalbar.

"Pengecekan ini kami lakukan untuk melihat kesiapan sarana dan prasarana sebagai antisipasi penanganan bencana tahun 2022," kata Suryanbodo Asmoro di Pontianak, Rabu.

Apalagi, menurut dia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena La Nina berlangsung hingga pertengahan tahun 2022, apabila musim hujan yang berlebihan maka berpotensi terjadi banjir di beberapa tempat khususnya di Kalbar.Baca selengkapnya: Pengecekan sarana dan prasarana antisipasi bencana alam 2022
 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023