Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebagian besar wilayah di Indonesia pada Minggu (26/3) berpotensi mengalami hujan lebat lebih dari 50 milimeter.
Berdasarkan laman resmi BMKG yang dikutip Antara di Jakarta, Minggu, potensi hujan lebat diperkirakan terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.
Wilayah seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan juga diperkirakan mengalami hujan lebat.
Selain itu, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua juga perlu mewaspadai potensi adanya hujan lebat tersebut.
Kemudian, untuk potensi angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam diperkirakan dialami oleh wilayah Sumatera Selatan, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Sementara potensi hujan yang disertai kilat dan petir juga akan dialami beberapa wilayah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Wilayah lain, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat juga diprediksi mengalami hujan disertai kilat dan petir.
Adanya hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir itu menyebabkan sejumlah wilayah berpotensi mengalami banjir, seperti Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat juga harus mewaspadai potensi terjadinya banjir.
BMKG Wilayah V Jayapura nyatakan awan yang berbentuk seperti UFO di langit Kota dan Kabupaten Jayapura yang dikaitkan dengan kejadian gempa bumi yang baru-baru ini terjadi dikenal dengan nama awan Lenticularis.
Kepala BMKG Yustus Rumakiek di Jayapura, Sabtu mengatakan awan Lenticularis berbentuk mirip seperti lensa atau piring yang terbentuk karena angin yang berembus sejajar dengan permukaan bumi namun mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan sehingga membuat arus udara bergerak naik secara vertikal.
Jika udara naik dan mengandung banyak uap air serta bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung, uap air tersebut akan mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.
Awan ini mengindikasikan adanya aliran udara tidak beraturan (turbulensi) yang kuat di lapisan atmosfer sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan.
" Awan ini terbentuk murni fenomena meteorologis (cuaca) dan tidak ada kaitannya dengan gempa bumi seperti yang beredar di masyarakat saat ini, fenomena baru muncul sekali ini saja di wilayah Jayapura," jelas Rumakiek.Baca selengkapnya: BMKG beri penjelasan terkait awan Lenticularis
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Berdasarkan laman resmi BMKG yang dikutip Antara di Jakarta, Minggu, potensi hujan lebat diperkirakan terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.
Wilayah seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan juga diperkirakan mengalami hujan lebat.
Selain itu, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua juga perlu mewaspadai potensi adanya hujan lebat tersebut.
Kemudian, untuk potensi angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam diperkirakan dialami oleh wilayah Sumatera Selatan, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Sementara potensi hujan yang disertai kilat dan petir juga akan dialami beberapa wilayah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Wilayah lain, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat juga diprediksi mengalami hujan disertai kilat dan petir.
Adanya hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir itu menyebabkan sejumlah wilayah berpotensi mengalami banjir, seperti Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat juga harus mewaspadai potensi terjadinya banjir.
BMKG Wilayah V Jayapura nyatakan awan yang berbentuk seperti UFO di langit Kota dan Kabupaten Jayapura yang dikaitkan dengan kejadian gempa bumi yang baru-baru ini terjadi dikenal dengan nama awan Lenticularis.
Kepala BMKG Yustus Rumakiek di Jayapura, Sabtu mengatakan awan Lenticularis berbentuk mirip seperti lensa atau piring yang terbentuk karena angin yang berembus sejajar dengan permukaan bumi namun mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan sehingga membuat arus udara bergerak naik secara vertikal.
Jika udara naik dan mengandung banyak uap air serta bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung, uap air tersebut akan mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.
Awan ini mengindikasikan adanya aliran udara tidak beraturan (turbulensi) yang kuat di lapisan atmosfer sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan.
" Awan ini terbentuk murni fenomena meteorologis (cuaca) dan tidak ada kaitannya dengan gempa bumi seperti yang beredar di masyarakat saat ini, fenomena baru muncul sekali ini saja di wilayah Jayapura," jelas Rumakiek.Baca selengkapnya: BMKG beri penjelasan terkait awan Lenticularis
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023