Sebanyak 157 meriam karbit bakal memeriahkan Festival Meriam Karbit yang setelah tiga tahun vakum karena pandemi COVID-19 dan kini bakal digelar kembali oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak.

"Sebanyak 157 balok meriam siap menyemarakkan malam takbiran Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah mendatang melalui Festival Meriam Karbit," ujar Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan usai rapat koordinasi bersama panitia penyelenggara dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan Festival Meriam Karbit mengingatkan warga kepada sejarah serta mencerminkan makna keberanian. Tradisi yang biasa terlaksana kala akhir Ramadhan itu, menurutnya, menumbuhkan semangat kebersamaan.

"Masyarakat Pontianak sudah lama menantikan Festival Meriam Karbit. Tahun ini akan kita selenggarakan dengan meriah," ujarnya.

Kesiapan Pemkot Pontianak tengah dimatangkan, mengingat prediksi membludaknya warga yang hendak datang menyaksikan perlombaan. Beberapa diskusi turut membahas kesiapan di berbagai sektor, seperti keamanan, kebersihan, kesehatan, hingga strategi pariwisata.

Bahasan berharap Festival Meriam Karbit menarik wisatawan dari daerah lain untuk hadir saat acara. "Meriam Karbit ini khas milik Pontianak. Mudah-mudahan bisa masuk kalender wisata nasional, bahkan dikenal dunia," ujarnya.

Baca juga: Edi Kamtono dorong kegiatan budaya jadi daya tarik wisata

Terdapat 27 kelompok yang akan berkompetisi memperebutkan hadiah uang tunai dengan total Rp44 juta.

Ketua Forum Komunikasi Seni dan Budaya Meriam Karbit Kalimantan Barat (Kalbar) Fajriudin Anshari menuturkan 27 kelompok itu akan tersebar di dua wilayah. Pertama di Kecamatan Pontianak Timur, selanjutnya di Kecamatan Pontianak Selatan dan Tenggara.

Ia melanjutkan ada 83 meriam yang akan bermain di Pontianak Timur. Sedangkan untuk di Selatan-Tenggara ada 74 meriam.

"Terakhir diselenggarakan festival itu tahun 2019," ujarnya.

Juara pertama, lanjut Fajriudin, mendapat uang tunai Rp15 juta, juara kedua Rp10 juta, dan juara ketiga Rp7 juta. Selanjutnya hadiah juga diberikan kepada juara empat dan lima. Kriteria penilaian  dilihat dari berbagai sisi, diantaranya kerasnya bunyi dentuman, kesenian budaya, serta kekompakan pemain.

“Tahun ini tema yang diangkat itu bebas. Kita akan menilai keseniannya, bagaimana mereka melukis baloknya serta penampilan. Ada enam juri yang akan menilai festival ini,” kata Fajriudin.


Baca juga: Menparekraf akui sensasi luar biasa sulut meriam karbit

 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023