Masyarakat Sungai Kupah Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalbar terus berupaya menggeliatkan ekonomi daerahnya dengan mengubah sampah plastik menjadi bata beton (paving blok).

“Kami berinisiatif bagaimana menanggulangi sampah plastik ini, awalnya kami coba pakai bakar tapi menjadi polusi udara. Alhamdulillah akhirnya sudah ada mesin untuk meleleh plastik tersebut untuk dijadikan bata beton. Saat ini kami bertahap mengolah sampah tersebut untuk dijadikan bata beton,” ujar tokoh pemuda Sungai Kupah, Rudi Hartono  di Kubu Raya, Selasa.

Ia mengatakan bahwa ada banyak sekali sampah kiriman dari aliran Sungai Kapuas ke Desa Sungai Kupah, sehingga masyarakat berinisiatif untuk menanggulangi sampah plastik tersebut. Menurutnya dengan 2 kilogram sampah plastik sudah bisa menjadi satu buah bata beton  yang berukuran 25 sentimeter.

“Jadi untuk membuat satu bata beton ukuran 25 sentimeter itu membutuhkan 2 kilogram sampah plastik yang nantinya dijual dengan harga Rp5.000 per keping ukuran 25 sentimeter atau bisa juga dijual dengan harga Rp20.000 per satu meter persegi,” kata dia.

Untuk mesin pembuatan bata beton , pihaknya mendapat bantuan dari tanggungjawab sosial Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Supadio milik Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.

“Alhamdulillah untuk mesinnya kami dapat dari DPPU Supadio Pontianak. Sedangkan untuk kerja sama dengan pihak lain itu belum ada ini masih kegiatan sendiri dan alhamdulillah untuk pekerja-pekerjanya pemuda-pemuda yang ada di Sungai Kupah,” kata dia.

Sedangkan sarana dan prasarana untuk membuat bata beton itu sendiri selain mesin yang melelehkan plastik, juga ada cetakan bata beton , kemudian masyarakat yang membantu mengumpulkan sampah-sampah plastik untuk diolah menjadi paving blok.

Ia juga menjelaskan bagaimana proses mengolah sampah plastik hingga menjadi bata beton yang akhirnya mampu menghasilkan keuntungan tersebut. 

“Sampah plastik yang dikumpulkan dibersihkan dengan air, setelah dibersihkan di jemur. Mesinnya dipanaskan dulu, baru  masukkan solar di mesin tersebut. Setelah suhu 100 derajat baru sampah plastiknya dimasukkan kurang lebih satu jam hingga akhirnya plastik tersebut meleleh, Lelehan plastik langsung dicetak pada cetakan beton yang telah dikasi solar agar saat kering plastiknya tidak lengket," kata dia.

Pewarta: Dedi dan Fiyya

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023