Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan varietas unggul bawang merah bioteknologi yang memiliki kemampuan menghadapi cuaca ekstrem akibat dampak dari perubahan iklim.

"Perakitan varietas unggul yang dilakukan melalui proses pemuliaan tanaman, bukan hanya dengan pendekatan pemuliaan yang konvensional tetapi juga dengan aplikasi bioteknologi modern," kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Jumat.

Bawang merah merupakan komoditas sayuran bernilai strategis lantaran tingginya tingkat konsumsi di masyarakat dan salah satu komoditas penyumbang inflasi nasional yang signifikan.  

Bawang merah tidak menyukai curah hujan yang tinggi terutama pada masa menjelang panen, mempunyai akar serabut, sistem perakaran dangkal, tidak tahan kekeringan. Berbagai kendala terhadap kondisi tersebut berpengaruh terhadap produktivitas bawang merah.  

"Dalam meningkatkan keragaman genetik material pemuliaan bisa dilakukan dengan berbagai teknik, misalnya dengan aplikasi kultur jaringan dan pendekatan lain seperti mutasi in vitro dan genome editing," ujarnya.  

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN Ragapadmi Purnamaningsih mengatakan perubahan iklim yang mengakibatkan curah hujan tinggi dan kekeringan yang meluas menyebabkan penurunan produktivitas bawang merah.

Ketersediaan varietas unggul yang dapat beradaptasi terhadap cekaman abiotik dan biotik dapat mengantisipasi berbagai kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut.  

"Dalam perakitan varietas tanaman dapat dilakukan melalui pemuliaan baik konvensional maupun inkonvensional. Pemuliaan konvensional bisa dilakukan melalui introduksi dan adaptasi, persilangan dua tetua, dan pelepasan varietas lokal," kata Ragapadmi.
 

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023