Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut ada empat poin pertanyaan yang perlu diklarifikasi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang selama ini menjadi sorotan masyarakat terhadap pesantren tersebut.
Ketua Komisi Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan MUI Firdaus Syam menyebut empat poin itu, antara lain, pernyataan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang soal asal Kitab Suci Al Quran, soal penafsiran Ayat Suci Al Quran, soal penafsiran Tanah Suci, dan penafsiran soal hubungan dengan lawan jenis.
"Kita akan meminta kesediaan Panji Gumilang untuk bisa mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaannya meski sebetulnya Tim MUI ini sudah memiliki fakta data yang sudah sangat akurat," kata Firdaus Syam di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat,
Di samping itu, dia menyayangkan sikap Panji Gumilang yang enggan bertemu dengan Tim MUI Pusat saat menghadiri panggilan Tim Investigasi yang dibentuk Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate.
Baca juga: Kementerian Agama masih menunggu hasil investigasi soal Al Zaytun
Baca juga: Kementerian Agama masih menunggu hasil investigasi soal Al Zaytun
Padahal, kata dia, sebelumnya Tim MUI Pusat telah beberapa kali berupaya melakukan klarifikasi, bahkan hingga mendatangi Ponpes Al-Zaytun di Indramayu. Selain itu, kata dia, surat-surat resmi dari MUI yang dikirim ke Al-Zaytun sejauh ini belum direspons.
"Kami kecewa, kita tahu bahwa tabayun itu kan maknanya meminta kejelasan tentang pernyataan-pernyataan itu agar ini semuanya bisa 'clear' dan MUI bisa memberikan satu pandangan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam," kata dia.
Dia memastikan MUI akan segera menentukan langkah terkait persoalan Ponpes Al-Zaytun karena MUI telah memiliki data yang lengkap terkait keberadaan dan kegiatan Ponpes Al-Zaytun sejak tahun 2002.
"MUI ini sudah memiliki fakta dan data yang sangat akurat dan ini bisa kita laporkan ke pimpinan untuk kemudian dibawa dalam Sidang Komisi Fatwa MUI, apakah itu sudah masuk dalam kategori penyimpangan, penistaan, penyesatan, penodaan agama atau tidak," kata dia.
Baca juga: Semburan lumpur terjadi di Ponpes Jungkat setelah pengeboran tanah
Pesantren kilat yang digelar dari berbagai lembaga pada Bulan Suci Ramadhan terus dihadirkan guna mengenalkan ilmu agama Islam sejak dini kepada anak-anak maupun santri.
"Pesantren kilat momentum kami dari TPQ (Taman Pendidikan Quran) untuk mengenalkan ilmu agama sejak dini. Semangat beribadah di bulan suci ini kami manfaatkan agar diisi dengan kegiatan positif," ujar Ketua TPQ Al- Ikhlas, Al Hajji Aziz di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan dalam momen pesantren kilat peserta didik dibekali ilmu tentang pentingnya puasa Ramadhan, bersedekah, shalat, dan membaca Al Quran.
"Peserta didik kami dibekali ilmu melalui ustadz dan ustazah yang baik dari TPQ maupun luar," ucap dia.
Menurutnya, anak-anak harus belajar beribadah sejak dini sehingga ke depannya menjadi kebiasaan, bukan menjadi beban.
"Untuk itulah lembaga kami ini hadir. Bagaimana warga di sekitar TPQ Al- Ikhlas ini menjadi insan Qurani dan Islami. Sejak dini sudah belajar dengan giat dan Insya Allah ke depan bisa menjadi anak soleh atau sholeha yang bisa membanggakan orang tua, agama, dan bangsa," ucap dia. Baca selengkapnya: Pesantren kilat momentum kenalkan ilmu agama Islam sejak usia dini
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023