Kegiatan "Cycling Pontianak Heritage" yang digagas penggiat sepeda hadir di Kota Pontianak sebagai upaya masyarakat berpartisipasi langsung dalam mengenalkan cagar budaya agar menjadi tujuan wisata di Kota Khatulistiwa tersebut.
"Program perjalanan wisata bersepeda oleh kami dari Tamasya Puri Wisata – Destinasi Pecinan Pontianak ini mengunjungi tempat cagar budaya yang mempunyai nilai sejarah, warisan leluhur dan itu untuk menjadi daya tarik wisata di Kota Pontianak," ujar Penggerak Sepeda Tamasya Puri Wisata, Herfin di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan dalam program bernostalgia melintasi, mengunjungi titik heritage atau cagar budaya yang terdapat di Kota Pontianak tersebut menggunakan fasilitas alat transportasi yang sejiwa akan roh nostalgia, yakni sepeda old school BMX yang populer di tahun 1980-an dan 1990-an
.
Menurutnya, old school adalah bahasa gaul, berasal bahasa Inggris. Arti old shool secara bahasa adalah sekolah tua. Namun, old school sebenarnya merupakan salah satu kosa kata slang di dalam bahasa Inggris yang secara istilah berarti sesuatu yang dianggap ketinggalan jaman atau bahasa lainnya kuno.
"Arti secara penuh dari old school BMX adalah sepeda BMX kuno yang populer di kalangan anak muda di era tahun 1980 dan era tahun 1990," kata dia.
Ia menjelaskan adapun cagar budaya yang menjadi rute program tersebut yakni mulai dari destinasi pecinan Pontianak, melintasi Gereja Katedral, kawasan bangunan arsitektur Belanda SD Bruder dan SD Suster, SDN 14, bersepeda ke Kantor Walikota Pontianak melihat bangunan arsitektur Melayu, menyeberangi Sungai Kapuas ke kawasan cagar budaya Tugu Khatulistiwa, Mesjid Jami dan Istana Kadriah.
"Selain itu rute lainnya yakni Kampung Melayu Kamboja, Pasar Tengah, Klenteng Tri Darma Bhakti dan melintasi waterfront Sungai Kapuas melihat aktivitas aneka transportasi sungai seperti sampan, kapal klotok dan kapal bandong atau sejenis klotok," papar dia.
Menurutnya program yang ada untuk membantu pemerintah dalam mengenalkan cagar budaya agar menjadi daya tarik yang unik dan tidak bisa ditemukan di daerah lainnya.
"Untuk memajukan wisata tentu tugas bersama. Nah, kami di sini ingin berkontribusi bagaimana wisatawan bisa menikmati destinasi wisata terutama cagar budaya dengan bersepeda. Sehingga dapat dengan leluasa menikmati pesona cagar budaya yang ada," papar dia.
Sebelumnya, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menargetkan kota itu menjadi destinasi wisata olahraga di masa mendatang termasuk berkaitan dengan bersepeda.
"Banyak potensi yang dimiliki Kota Pontianak yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata, salah satunya sebagai destinasi wisata olahraga sepeda," papar dia.
Edi Rusdi Kamtono mengatakan Pemerintah Kota Pontianak akan berkolaborasi dengan yang hobi bersepeda agar Kota Pontianak khususnya dan Provinsi Kalbar umumnya menjadi satu di antara destinasi wisata olahraga terutama bersepeda.
"Kita akan melaksanakan berbagai kegiatan bekerja sama dengan penggiat sepeda supaya masyarakat semakin semangat berolahraga," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Program perjalanan wisata bersepeda oleh kami dari Tamasya Puri Wisata – Destinasi Pecinan Pontianak ini mengunjungi tempat cagar budaya yang mempunyai nilai sejarah, warisan leluhur dan itu untuk menjadi daya tarik wisata di Kota Pontianak," ujar Penggerak Sepeda Tamasya Puri Wisata, Herfin di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan dalam program bernostalgia melintasi, mengunjungi titik heritage atau cagar budaya yang terdapat di Kota Pontianak tersebut menggunakan fasilitas alat transportasi yang sejiwa akan roh nostalgia, yakni sepeda old school BMX yang populer di tahun 1980-an dan 1990-an
.
Menurutnya, old school adalah bahasa gaul, berasal bahasa Inggris. Arti old shool secara bahasa adalah sekolah tua. Namun, old school sebenarnya merupakan salah satu kosa kata slang di dalam bahasa Inggris yang secara istilah berarti sesuatu yang dianggap ketinggalan jaman atau bahasa lainnya kuno.
"Arti secara penuh dari old school BMX adalah sepeda BMX kuno yang populer di kalangan anak muda di era tahun 1980 dan era tahun 1990," kata dia.
Ia menjelaskan adapun cagar budaya yang menjadi rute program tersebut yakni mulai dari destinasi pecinan Pontianak, melintasi Gereja Katedral, kawasan bangunan arsitektur Belanda SD Bruder dan SD Suster, SDN 14, bersepeda ke Kantor Walikota Pontianak melihat bangunan arsitektur Melayu, menyeberangi Sungai Kapuas ke kawasan cagar budaya Tugu Khatulistiwa, Mesjid Jami dan Istana Kadriah.
"Selain itu rute lainnya yakni Kampung Melayu Kamboja, Pasar Tengah, Klenteng Tri Darma Bhakti dan melintasi waterfront Sungai Kapuas melihat aktivitas aneka transportasi sungai seperti sampan, kapal klotok dan kapal bandong atau sejenis klotok," papar dia.
Menurutnya program yang ada untuk membantu pemerintah dalam mengenalkan cagar budaya agar menjadi daya tarik yang unik dan tidak bisa ditemukan di daerah lainnya.
"Untuk memajukan wisata tentu tugas bersama. Nah, kami di sini ingin berkontribusi bagaimana wisatawan bisa menikmati destinasi wisata terutama cagar budaya dengan bersepeda. Sehingga dapat dengan leluasa menikmati pesona cagar budaya yang ada," papar dia.
Sebelumnya, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menargetkan kota itu menjadi destinasi wisata olahraga di masa mendatang termasuk berkaitan dengan bersepeda.
"Banyak potensi yang dimiliki Kota Pontianak yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata, salah satunya sebagai destinasi wisata olahraga sepeda," papar dia.
Edi Rusdi Kamtono mengatakan Pemerintah Kota Pontianak akan berkolaborasi dengan yang hobi bersepeda agar Kota Pontianak khususnya dan Provinsi Kalbar umumnya menjadi satu di antara destinasi wisata olahraga terutama bersepeda.
"Kita akan melaksanakan berbagai kegiatan bekerja sama dengan penggiat sepeda supaya masyarakat semakin semangat berolahraga," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023