Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Indonesia bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat membahas pengelolaan bersama terhadap kawasan konservasi perairan yang ada di Kota Singkawang.
"Menyinggung masalah konservasi perairan dan laut, Kota Singkawang memang tidak memiliki pulau seperti Randayan atau Lemukutan, namun memiliki garis pantai yang panjang dari Sedau hingga Semelagi. Kota ini juga menghadapi permasalahan serius terkait abrasi pantai yang berdampak masif," kata Penjabat Wali Kota Singkawang, Sumastro di Singkawang, Jumat.
USAID Indonesia dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat menggelar diskusi terfokus mengenai pengelolaan bersama kawasan konservasi perairan di Kalbar, khususnya yang ada di Kota Singkawang.
Dalam kesempatan itu, Penjabat Wali Kota Sumastro mengatakan, untuk menjaga garis pantai dan mengatasi masalah abrasi, pihaknya telah menghadirkan program "breakwater."
Dia berharap program ini dapat membantu dalam upaya pelestarian lingkungan pantai dan berencana menjadikannya sebagai program serius ke depannya.
Lebih lanjut dia berharap agar pada masa mendatang ada program-program lain dari USAID Indonesia yang dapat melibatkan Kota Singkawang secara langsung.
Ia berharap agar Kota Singkawang dapat berkolaborasi lebih erat dan terlibat secara langsung dalam berbagai program untuk memperkuat keberhasilan kawasan utara Kalimantan Barat.
"Kami sangat berterima kasih karena Kota Singkawang dipilih oleh USAID Indonesia sebagai lokasi acara diskusi USAID Konservasi Laut Efektif (Kolektif) dan kami tentu bangga menjadi tuan rumah dan berterima kasih kepada Pak Jeff dan tim atas pemilihan Kota Singkawang sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan ini," tuturnya.
Sumastro menekankan bahwa Kota Singkawang menjadi tempat yang bermanfaat untuk program-program ini dan selalu bersemangat dalam hal tersebut.
Selain itu, Sumastro juga menyadari pentingnya kerja sama antara Pemerintah Kota Singkawang dengan USAID Indonesia. Meskipun dalam kesempatan ini Kota Singkawang tidak secara langsung terlibat dalam program USAID kolektif, ia tetap menganggap kota ini memiliki peran strategis sebagai tempat persinggahan bagi program-program tersebut.
Ia menyampaikan keprihatinannya mengenai banyaknya hotel di Kota Singkawang yang terkadang mengalami sepi pengunjung.
"Dengan banyaknya kegiatan seperti ini tentu akan memberikan pendapatan bagi hotel dan pajak bagi daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Menyinggung masalah konservasi perairan dan laut, Kota Singkawang memang tidak memiliki pulau seperti Randayan atau Lemukutan, namun memiliki garis pantai yang panjang dari Sedau hingga Semelagi. Kota ini juga menghadapi permasalahan serius terkait abrasi pantai yang berdampak masif," kata Penjabat Wali Kota Singkawang, Sumastro di Singkawang, Jumat.
USAID Indonesia dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat menggelar diskusi terfokus mengenai pengelolaan bersama kawasan konservasi perairan di Kalbar, khususnya yang ada di Kota Singkawang.
Dalam kesempatan itu, Penjabat Wali Kota Sumastro mengatakan, untuk menjaga garis pantai dan mengatasi masalah abrasi, pihaknya telah menghadirkan program "breakwater."
Dia berharap program ini dapat membantu dalam upaya pelestarian lingkungan pantai dan berencana menjadikannya sebagai program serius ke depannya.
Lebih lanjut dia berharap agar pada masa mendatang ada program-program lain dari USAID Indonesia yang dapat melibatkan Kota Singkawang secara langsung.
Ia berharap agar Kota Singkawang dapat berkolaborasi lebih erat dan terlibat secara langsung dalam berbagai program untuk memperkuat keberhasilan kawasan utara Kalimantan Barat.
"Kami sangat berterima kasih karena Kota Singkawang dipilih oleh USAID Indonesia sebagai lokasi acara diskusi USAID Konservasi Laut Efektif (Kolektif) dan kami tentu bangga menjadi tuan rumah dan berterima kasih kepada Pak Jeff dan tim atas pemilihan Kota Singkawang sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan ini," tuturnya.
Sumastro menekankan bahwa Kota Singkawang menjadi tempat yang bermanfaat untuk program-program ini dan selalu bersemangat dalam hal tersebut.
Selain itu, Sumastro juga menyadari pentingnya kerja sama antara Pemerintah Kota Singkawang dengan USAID Indonesia. Meskipun dalam kesempatan ini Kota Singkawang tidak secara langsung terlibat dalam program USAID kolektif, ia tetap menganggap kota ini memiliki peran strategis sebagai tempat persinggahan bagi program-program tersebut.
Ia menyampaikan keprihatinannya mengenai banyaknya hotel di Kota Singkawang yang terkadang mengalami sepi pengunjung.
"Dengan banyaknya kegiatan seperti ini tentu akan memberikan pendapatan bagi hotel dan pajak bagi daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023