Asisten Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (9/8) menyambut baik upaya yang sedang dijalankan oleh Uni Afrika (AU) dan blok perdagangan Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan (IGAD) untuk mengakhiri konflik di Sudan.

Asisten Sekjen PBB Martha Ama A Pobee menegaskan bahwa Misi Bantuan Transisi Terintegrasi PBB di Sudan (UNITAMS) terus berkomitmen untuk mendukung upaya itu, termasuk melalui Mekanisme Perluasan yang dipimpin AU dan Kelompok Inti, yang merupakan bagian dari PBB.

“Kami juga menyambut baik upaya berkelanjutan dari AS dan Arab Saudi untuk memfasilitasi negosiasi antara pihak yang berkonflik di Jeddah, serta inisiatif negara tetangga Sudan untuk membantu menyelesaikan konflik tersebut," katanya.

Ia menyampaikan pernyataan itu dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi Sudan.

Dia mengatakan Khartoum --ibu kota Sudan-- tetap menjadi pusat konflik, sementara pertempuran antar pihak terus berlanjut di Bahri, Omdurman, dan Darfur.

Ketika menyoroti penderitaan yang luar biasa yang dialami orang-orang di wilayah Darfur, dia mengatakan pertempuran di ibu kota Sudan membuka kembali luka lama atas ketegangan etnis dari konflik masa lalu di wilayah tersebut.

“Konflik di Sudan terus berdampak besar pada negara dan rakyatnya yang terus menghadapi penderitaan yang tak terbayangkan. Kebutuhan kemanusiaan dan perlindungan meningkat dari hari ke hari tanpa ada tanda-tanda penangguhan hukuman," ujar Pobee.

“Semakin lama perang ini berlanjut, semakin besar risiko perpecahan, campur tangan asing, dan erosi kedaulatan, serta hilangnya masa depan Sudan,” kata dia, memperingatkan.


Sumber: Anadolu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkan bahwa 538 warga negara Indonesia (WNI) sedang dievakuasi dari Sudan melalui Jeddah, Arab Saudi.

“Ini adalah evakuasi tahap 1 yang dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum, Sudan,” kata Retno dalam pernyataan pers secara daring, Senin, mengenai evakuasi WNI dari Sudan di tengah pertempuran militer yang melanda negara itu.

Para WNI yang dievakuasi itu terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 balita.

Sebelum diberangkatkan ke Jeddah melalui jalur laut untuk kemudian dipulangkan ke Tanah Air, mereka dibawa dan tiba di Kota Port Sudan pada Senin pukul 01.00 dini hari waktu setempat.

WNI yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia, pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood, dan staf KBRI beserta keluarganya. 

Rombongan tersebut berangkat dari Khartoum pada Minggu (23/4) pukul 08.00 waktu setempat. Mereka disebutkan menempuh perjalanan selama 15 jam ke Port Sudan melalui kota Atbara, Damir, Mismar, dan Sawakin. Baca berita selengkapnya: 538 WNI dievakuasi dari Sudan


 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023