Keberlanjutan industri kehutanan tergantung pada manajemen hutan lestari
Rabu, 11 September 2024 8:03 WIB
Pontianak (ANTARA) - Dekan Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Dr. Ir. Farah Diba, S.Hut., M.Si menegaskan bahwa keberlanjutan industri kehutanan Indonesia sangat bergantung pada kebijakan yang mendukung manajemen hutan lestari.
"Untuk itu kami harapkan seminar ini dapat menjadi jembatan untuk memperkuat kebijakan kehutanan yang ramah lingkungan sekaligus memacu industri kehutanan Indonesia agar lebih maju dan hijau," kata Farah saat membuka kegiatan Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) Ke-XXVII yang berlangsung di Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak, Selasa.
Dia mengatakan, pada seminar tersebut pihaknya menyuarakan pentingnya penguatan kebijakan kehutanan dalam upaya mewujudkan industri kehutanan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Sehingga seminar yang mengangkat tema "Penguatan Integritas Kebijakan Kehutanan dan Manajemen Hutan untuk Mendukung Industri Kehutanan Berkelanjutan", ini diharapkan menjadi wadah untuk merumuskan strategi kebijakan kehutanan yang tangguh dan ramah lingkungan.
Tampil sebagai pembicara Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir. Dida Migfar Ridha, M.Si., menyampaikan paparan strategis terkait pengelolaan hutan yang lestari dan penerapan teknologi terkini dalam industri kayu.
Menurut Dida, kebijakan kehutanan yang kuat harus diiringi dengan manajemen hutan yang bijak serta didukung teknologi yang efisien dan ramah lingkungan.
"Pengelolaan hutan yang berkelanjutan bukan hanya penting untuk menjaga ekosistem, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan daya saing industri kehutanan Indonesia di kancah internasional," katanya.
Sementara itu, pembicara lainnya, serta Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, MS dari IPB University menekankan, pentingnya memanfaatkan teknologi canggih dalam industri kayu agar Indonesia bisa kembali bersaing di pasar global.
"Dengan teknologi yang lebih maju, kita bisa mengolah sumber daya alam dengan lebih efektif, efisien, dan tetap menjaga kelestarian hutan," kata Dodi.
Selain menggelar kegiatan seminar, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura juga mengadakan pameran hasil hutan yang menampilkan berbagai produk kayu dan kerajinan berbasis hutan.
Produk yang ditampilkan meliputi berbagai jenis kayu yang dipadatkan dengan teknologi modern serta hasil kerajinan tangan seperti tas dan topi berbahan rotan.
Pameran ini menarik perhatian mahasiswa dan masyarakat yang tertarik melihat potensi besar hasil hutan Indonesia dalam pengembangan ekonomi lokal.
Selain itu, kegiatan ini juga berperan dalam memperkuat kesadaran akan pentingnya konservasi hutan dan keberlanjutan lingkungan.
Kemudian, pameran tersebut juga bertujuan tidak hanya untuk memperkenalkan produk-produk lokal berbasis hasil hutan, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga hutan kita untuk generasi mendatang.
"Untuk itu kami harapkan seminar ini dapat menjadi jembatan untuk memperkuat kebijakan kehutanan yang ramah lingkungan sekaligus memacu industri kehutanan Indonesia agar lebih maju dan hijau," kata Farah saat membuka kegiatan Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) Ke-XXVII yang berlangsung di Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak, Selasa.
Dia mengatakan, pada seminar tersebut pihaknya menyuarakan pentingnya penguatan kebijakan kehutanan dalam upaya mewujudkan industri kehutanan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Sehingga seminar yang mengangkat tema "Penguatan Integritas Kebijakan Kehutanan dan Manajemen Hutan untuk Mendukung Industri Kehutanan Berkelanjutan", ini diharapkan menjadi wadah untuk merumuskan strategi kebijakan kehutanan yang tangguh dan ramah lingkungan.
Tampil sebagai pembicara Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir. Dida Migfar Ridha, M.Si., menyampaikan paparan strategis terkait pengelolaan hutan yang lestari dan penerapan teknologi terkini dalam industri kayu.
Menurut Dida, kebijakan kehutanan yang kuat harus diiringi dengan manajemen hutan yang bijak serta didukung teknologi yang efisien dan ramah lingkungan.
"Pengelolaan hutan yang berkelanjutan bukan hanya penting untuk menjaga ekosistem, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan daya saing industri kehutanan Indonesia di kancah internasional," katanya.
Sementara itu, pembicara lainnya, serta Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, MS dari IPB University menekankan, pentingnya memanfaatkan teknologi canggih dalam industri kayu agar Indonesia bisa kembali bersaing di pasar global.
"Dengan teknologi yang lebih maju, kita bisa mengolah sumber daya alam dengan lebih efektif, efisien, dan tetap menjaga kelestarian hutan," kata Dodi.
Selain menggelar kegiatan seminar, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura juga mengadakan pameran hasil hutan yang menampilkan berbagai produk kayu dan kerajinan berbasis hutan.
Produk yang ditampilkan meliputi berbagai jenis kayu yang dipadatkan dengan teknologi modern serta hasil kerajinan tangan seperti tas dan topi berbahan rotan.
Pameran ini menarik perhatian mahasiswa dan masyarakat yang tertarik melihat potensi besar hasil hutan Indonesia dalam pengembangan ekonomi lokal.
Selain itu, kegiatan ini juga berperan dalam memperkuat kesadaran akan pentingnya konservasi hutan dan keberlanjutan lingkungan.
Kemudian, pameran tersebut juga bertujuan tidak hanya untuk memperkenalkan produk-produk lokal berbasis hasil hutan, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga hutan kita untuk generasi mendatang.