Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Perwakilan Kalimantan Barat memberikan perhatian pada pengembangan kopi liberika Sambas yang sudah menjadi bagian identitas kopi daerah itu.
"Kami ikut memberikan perhatian pada kopi liberika Sambas karena ini juga sudah sejalan dengan konsentrasi Gubernur Kalbar dan masuk dalam tema Saprahan Bank Indonesia selain kain tenun Sambas," ujar Kepala Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Perwakilan Kalbar, Kukuh Sumardono Basuki saat bincang kopi di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan saat ini permintaan pasar terhadap kopi liberika Sambas semakin meningkat namun pasokan bahan baku masih terbatas.
"Untuk itu lah melalui fasilitasi ini berupa bincang kopi sangat strategis agar industri dari hulu dan hilir sejalan. Bagaimana hulu produktivitas, kualitas dan berkelanjutan, " kata dia.
Ia mendorong UMKM terus bergerak bersama dengan hal itu bisa memberikan peran dan dampak besar pagi pelaku usaha itu sendiri serta daerah.
"Penting lagi agar pelaku usaha bukan hanya mengejar keuntungan tapi berbakti, " ucap dia.
Kegiatan bincang kopi dengan tema "membedah kopi liberika dari hulu ke hilir" merupakan satu di antara rangkaian acara UMKM Weeks, UMKM Expo yang diadakan oleh Kemenkeu Satu Kalimantan Barat.
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan petani kopi Batu Layar Tandi, Ketua Poktan Batu Layar Sejahtera Budi dan Kepala Desa Sendoyan Juliansyah.
Kepala Desa Sendoyan, Juliansyah mengatakan Desa Sendoyan secara histori pernah menjadi satu di antara sentra kopi di Kabupaten Sambas.
"Aktivitas budidaya kopi sejak 1979 di Desa Sendoyan sempat menjadi primadona petani dan sumber pendapatan utama. Hal itu didukung oleh tingkat kesuburan tanah yang cocok untuk jenis tanaman kopi jenis liberika. Kopi liberika tumbuh baik di dataran rendah dan ada unsur tanah gambutnya seperti di Dusun Batu Layar, Desa Sendoyan, "kata dia.
Menurutnya, secara kualitas dan rasa kopi jenis liberika di Batu Layar setelah melakukan berbagai uji coba, sudah bisa diterima di warung kopi hingga coffeeshop. Hanya saja masih ada beberapa tantangan terutama bagaimana budidaya lebih maksimal dan pasca panen berupa pengelolaan agar tetap stabil serta kualitas lebih baik lagi.
"Dengan sejumlah tantangan tersebut, perlu dukungan semua pihak agar bisa membantu untuk mencarikan solusi. Petani semakin semangat melakukan pengembangan mulai dari sisi hulu hingga hilirnya, " jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kami ikut memberikan perhatian pada kopi liberika Sambas karena ini juga sudah sejalan dengan konsentrasi Gubernur Kalbar dan masuk dalam tema Saprahan Bank Indonesia selain kain tenun Sambas," ujar Kepala Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Perwakilan Kalbar, Kukuh Sumardono Basuki saat bincang kopi di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan saat ini permintaan pasar terhadap kopi liberika Sambas semakin meningkat namun pasokan bahan baku masih terbatas.
"Untuk itu lah melalui fasilitasi ini berupa bincang kopi sangat strategis agar industri dari hulu dan hilir sejalan. Bagaimana hulu produktivitas, kualitas dan berkelanjutan, " kata dia.
Ia mendorong UMKM terus bergerak bersama dengan hal itu bisa memberikan peran dan dampak besar pagi pelaku usaha itu sendiri serta daerah.
"Penting lagi agar pelaku usaha bukan hanya mengejar keuntungan tapi berbakti, " ucap dia.
Kegiatan bincang kopi dengan tema "membedah kopi liberika dari hulu ke hilir" merupakan satu di antara rangkaian acara UMKM Weeks, UMKM Expo yang diadakan oleh Kemenkeu Satu Kalimantan Barat.
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan petani kopi Batu Layar Tandi, Ketua Poktan Batu Layar Sejahtera Budi dan Kepala Desa Sendoyan Juliansyah.
Kepala Desa Sendoyan, Juliansyah mengatakan Desa Sendoyan secara histori pernah menjadi satu di antara sentra kopi di Kabupaten Sambas.
"Aktivitas budidaya kopi sejak 1979 di Desa Sendoyan sempat menjadi primadona petani dan sumber pendapatan utama. Hal itu didukung oleh tingkat kesuburan tanah yang cocok untuk jenis tanaman kopi jenis liberika. Kopi liberika tumbuh baik di dataran rendah dan ada unsur tanah gambutnya seperti di Dusun Batu Layar, Desa Sendoyan, "kata dia.
Menurutnya, secara kualitas dan rasa kopi jenis liberika di Batu Layar setelah melakukan berbagai uji coba, sudah bisa diterima di warung kopi hingga coffeeshop. Hanya saja masih ada beberapa tantangan terutama bagaimana budidaya lebih maksimal dan pasca panen berupa pengelolaan agar tetap stabil serta kualitas lebih baik lagi.
"Dengan sejumlah tantangan tersebut, perlu dukungan semua pihak agar bisa membantu untuk mencarikan solusi. Petani semakin semangat melakukan pengembangan mulai dari sisi hulu hingga hilirnya, " jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023